ElVandra_25

2K 85 0
                                    

Hari Hari selanjutnya Vandra benar benar menepati ucapannya kepada Yasmin. Dia berusaha untuk jarang bertemu dengan Elvan dan ari. Vandra juga tidak pernah lagi mengobrol dengan Ari. Namun rasanya seperti ada yang hilang. Vandra merasa seperti ada yang berbeda dengan kehidupannya.

” yang piket bersihin kelas dulu,” teriak Ferdi si ketua kelas.

Vandra hanya bisa menghela nafas sambil memasukkan buku bukunya ke dalam tas.

” Van kalau gitu gue duluan ya, bye,” ucap meli lalu keluar dari kelas.

Vandra mengangguk lalu memperhatikan sekitar, hanya tersisa dirinya dan stefi di kelas karena ini jadwal piket mereka. Sebenarnya masih ada dua orang lagi yang harus piket tapi mereka tidak masuk. Vandra dan stefi mulai membagi tugas membersihkan kelas.

” Van, bokap gue udah jemput nih. Nggak papa gue tinggal?” ucap stefi di tengah tengah kegiatan mereka.

” nggak papa kok. Tinggal beresin nyapu aja,” ucap Vandra.

” kalau gitu gue duluan, bye Vandra.” stefi lalu keluar kelas meninggalkan Vandra sendiri.

Vandra kembali melanjutkan kegiatannya sembari mendengarkan lagu lewat earphone yang menempel di telinganya.

” akhirnya beres juga.” Vandra menepuk nepuk tangannya untuk menghilangkan debu yang menempel.

Vandra mengambil tasnya lalu menutup pintu kelas. Saat hendak menuruni tangga, Vandra melihat Elvan tengah bersandar di tembok kelas X-5 yang berada disisi tangga. Dengan langkah mengendap-endap, Vandra menuruni tangga dan berinisiatif mengambil jalur kanan demi menghindari Elvan. Beruntung Elvan sedang mendengarkan lagu sambil memejamkan mata sehingga tidak melihat Vandra yang baru saja lewat. Akibat tidak melihat jalan, kaki Vandra menabrak sebuah tempat sampah hingga menimbulkan bunyi.

” uuupsttt,” Vandra segera menutup mulutnya. Dia menoleh dan mendapati Elvan tengah menatapnya. Dengan tergesa gesa Vandra kembali melanjutkan langkah.

” Vandra!” panggil Elvan.

Vandra tidak menoleh dan terus berjalan hingga dia masuk ke dalam sebuah ruangan. Vandra segera bersembunyi di balik pintu yang sudah dia tutup rapat. ” tadi Elvan masih ngikutin gue nggak ya?” tanya Vandra.

Setelah beberapa saat menunggu dan dirasa tidak ada langkah kaki yang mengikutinya, Vandra memilih keluar.

” mau kemana Lo?”

Vandra diam dengan muka kagetnya.

” kayak maling aja ngendap ngendap.”

” kak elvan ngapain disini?” tanya Vandra saat Elvan telah berdiri di depannya.

Elvan melipat tangan di dada. ” harusnya gue yang nanya, ngapain Lo di ruangan ganti cowok?”

” hah, masa sih?” vandraendongak lalu membaca sebuah papan yang bertuliskan ruang ganti basket. Ruangan yang di desain dari luar tampak seperti ruangan biasa tapi di dalamnya terdapat bilik bilik. Vandra merutuki kebodohannya yang tidak teliti.

” ya udah sih, salah masuk doang,” ucap Vandra cuek lalu melangkah pergi.

” perbuatan Lo ini bisa gue laporin ke guru karena Lo udah memasuki wilayah terlarang untuk cewek.”

Kata kata Elvan langsung menghentikan langkah Vandra. Dia berbalik menatap Elvan. ” aku cuma salah masuk kak.”

” tapi tetap aja Lo salah. Lo bisa dituduh mencoba ngintip cowok di ruang ganti.”

” aku nggak ngintip kak, lagian di dalem juga nggak ada siapa siapa,” Keukeh Vandra berusaha membela diri.

” ouh ya?” tanya Elvan meremehkan.

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang