ElVandta_32

2K 89 0
                                    

Elvan turun dari bus sendirian. Vandra sudah lebih dulu turun dan bergabung dengan teman temannya. Elvan menyunggingkan senyum mengingat wajah panik Vandra saat bangun tidur. Selama perjalanan Vandra tidur di bahu Elvan sembari memeluk lengannya.

Elvan ingin melihat bagaimana reaksi Vandra nanti. Apakah dia akan cuek atau sebaliknya.

” bro, sendirian aja, cewek lo mana?” tanya Reno sambil merangkul bahu Elvan.

” udah balik sama temennya,” jawab Elvan santai.

” jadi Lo beneran udah jadian sama si Vandra?”

” gue nggak jadian.”

” tapi kok Lo senyum senyum sendiri?”

Pandangan mata Elvan dan Vandra tak sengaja bertemu. Elvan memberikan senyumannya kepada Vandra dan reaksi Vandra sungguh membuat Elvan ingin tertawa. Vandra hanya membalas senyuman Elvan dengan canggung setelah itu dia seperti salah tingkah dan segera menyeret temannya agar berjalan lebih cepat menuju villa.

” gue lagi seneng aja,” kata Elvan.

” Van jangan gitu sama anak orang. Kalau Lo beneran suka Lo boleh lanjut. Tapi kalau Lo cuma main main mending berhenti deh,” saran Reno.

” gue nggak tau, cuma rasanya seneng aja.”

” Lo seneng mainin anak orang?”

” entahlah tapi gue ngerasa seneng aja kalau bareng dia.”

Perasaan Elvan saat ini memang tidak bisa di jelaskan. Melihat wajah panik Vandra, kepolosannya serta tingkah aneh Vandra selalu membuat Elvan tersenyum. Ada rasa senang tersendiri jika Elvan berada di dekat Vandra.

” Lo lagi jatuh cinta?” tanya Reno memastikan. ” soalnya ini bukan Lo banget Van. Gue tau Lo luar dalem dan Lo nggak pernah kayak gini sama cewek,” tambahnya.

Reno memang baru berteman dengan Elvan selama 3 tahun. Tapi selama itu Reno yang paling mengerti Elvan daripada teman temannya yang lain.

” gue cuma bahagia ren,” kata Elvan.

” bahagia,” ulang Reno. ” bentar.. bentar,” Reno menghentikan langkahnya seperti ada yang salah dengan perkataan Elvan barusan. ” Lo suka Vandra?”

Elvan menaikkan bahu. ” gue juga bingung. Tapi semenjak ada Vandra hidup gue itu beda. Vandra itu nggak kayak cewek lain yang deketin gue cuma karena tampang dan fisik.”

Reno membenarkan ucapan Elvan. Memang selama ini banyak sekali cewek cewek yang mengejar Elvan tapi bila ditanya apa yang dia suka dari Elvan pasti jawabannya akan selalu sama yaitu karena Elvan ganteng. Belum pernah ada yang benar benar menyukai Elvan apa adanya baik dari sifat maupun tingkah laku. Dan Reno rasa, Vandra adalah orang pertama yang berhasil membuat Elvan merasa bahagia di dekat cewek, meski dia tidak tau pasti perasaan Vandra terhadap Elvan yang sesungguhnya.

Elvan menatap Reno. ” emang dari muka gue kelihatan banget kalau gue lagi suka sama cewek?” tanyanya.

”lo tau apa persamaan orang gila sama orang jatuh cinta?”

Elvan menggeleng.

” sama sama suka senyum senyum sendiri.”

” sialan. Lo ngatain gue gila,” kesal Elvan.

Reno terbahak. ” nggak. Tapi sikap Lo akhir akhir ini yang ngebuat lo kayak orang gila.”

Reno tau bagaimana perasaan Elvan. Selama ini Elvan tidak pernah sebahagia ini saat dekat dengan cewek. Reno memang tidak ahli dalam membaca raut wajah orang tapi dia tau kalau temannya ini sedang jatuh cinta. Jika itu benar makan Reno sangat senang karena sahabatnya ini bisa bahagia bukan cuma bisa bersikap nakal dan cuek.

” Van, perubahan Lo itu drastis dan gue pikir karena Vandra.”

” maksud Lo?” tanya Elvan.

” dalam sebulan ini udah berapa kali Lo ketemu pak yitno di ruang BK?”

Elvan rasa hampir tidak pernah dalam sebulan ini.

” berapa kali Lo bolos?”

Elvan tidak menyadari kalau bulan ini absensinya terhitung baik. Tidak pernah bolos.

” ren, perubahan gue mungkin emang pure dari diri gue sendiri bukan karena vandra,” ucap Elvan.

” okeh, mungkin emang dari diri Lo, tapi Lo berubah karena Lo ngerasa bahagia dan bahagia Lo karena Vandra.”

Elvan menatap Reno dengan memicingkan matanya. ” Lo kayaknya cocok jadi penganalisa.”

” mungkin hobi baru gue.”

Mereka tertawa bersama hingga sampai di depan vila. Mereka tak langsung masuk dan memilih duduk di bangku depan vila.

Ari tiba tiba datang menghampiri Elvan. ” Van, gue mau ngomong.” katanya.

” kalau gitu gue masuk dulu,” Reno bangkit dan menepuk pundak Elvan.

Elvan mengangguk lalu kembali menatap Ari. ”mau ngomong apa Lo?” tanyanya ketus.

” soal kemarin, gue nggak ada maksud buat bikin Lo marah sama Vandra. Itu semua salah gue.”

” gue tau.”

” terus kenapa kemarin Lo buat vandra nunggu?”

” Yasmin drop lagi dan dia masuk rumah sakit.”

”ouh.”

Elvan berdiri dan langsung menatap tajam Ari. ” ouh doang respon Lo. Bahkan Yasmin berharap kalau Lo datang buat jenguk dia.”

” Yasmin udah punya Lo yang akan selalu jaga dia,” jawab ari.

” kalau gitu sama, meskipun kemarin sampai malem gue nggak Dateng, Vandra udah sama lo kan?”

Ari mulai terpancing emosi dengan kata kata Elvan. ” udah gue bilang kalau Lo nggak bisa tepatin janji jangan pernah berjanji Van.”

” terus apa bedanya sama lo. Lo juga pernah janji buat jemput dan anterin yasmin waktu dia mau berangkat tapi nyatanya sampe sore Lo nggak Dateng. Lo juga nggak ngasih kabar bahkan Lo sendiri susah di hubungi. Dan selama itu pula Yasmin tetap setia nungguin Lo sampai sampai dia rela menunda penerbangannya.”

” gue nggak pernah nyuruh Yasmin buat nunggu dan gue nggak pernah berjanji. gue cuma bilang kalau ada waktu. Yasmin juga tau kalau hari itu gue emang bener bener sibuk meyelesaikan tugas.”

” tapi seenggaknya lo kasih kabar ke dia.”

” oke fine, masalah Yasmin waktu itu gue akui gue yang salah. Tapi Lo jangan balas semuanya ke vandra. Dia nggak tau apa apa.”

” kenapa emangnya, Lo suka Vandra?” tanya Elvan. Dia ingin mendengar langsung pernyataan Ari tentang perasaannya terhadap Vandra.

” iya gue suka Vandra dan gue sayang dia,” jawab Ari cepat.

Mendengar itu Elvan tersenyum simpul. Kini semuanya sudah jelas, Ari menyukai Vandra dan tugas Elvan adalah tinggal menyuruh Yasmin untuk melupakan Ari sedikit demi sedikit agar gadisnya itu tidak terlalu berharap kepada Ari.

” gue mohon sama Lo van, jangan libatin vandra dan jangan sakiti dia. Karena gue tau Vandra juga Deket sama lo. kalau Lo mau balas dendam soal Yasmin langsung aja lampiaskan ke gue jangan pernah bawa bawa Vandra,” mohon Ari.

” banci Lo ri, harusnya Lo yang jaga dia bukan malah nyuruh gue buat nggak nyakitin dia, itu sih kalau emang Lo beneran sayang sama vandra.”

” gue takut Lo sakitin Vandra karena Lo tau gue sayang sama dia.”

” gue bukan banci yang bisanya cuma nyakitin perasaan cewek. Tapi ide Lo bagus juga. Nanti kita impas, Lo sakitin Yasmin dan gue sakitin Vandra.”

Elvan menepuk pundak Ari laku pergi meninggalkan Ari yang sedang mengepalkan tangan menahan emosi.

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang