Pagi ini Elvan sengaja mengajak vandra untuk lari pagi bersama. Dia sudah memberitahu Vandra sejak semalam tapi saat dia datang Vandra masih tertidur. Gisel akhirnya turun tangan memaksa Vandra untuk segera bangun. Awalnya Vandra sempat menolak untuk lari dengan alasan malas, namun berkat paksaan Elvan dan Gisel akhirnya Vandra mau.
” jangan cepet-cepet larinya kak. Aku nggak kuat,” kata Vandr
Nafasnya tersengal. Dia menunduk memegang lututnya sambil ngos-ngosan. Vandra menyeka keringatnya yang mengalir dari pelipis karena lelah berlari sejak tadi. Vandra memang terbilang jarang sekali berolahraga makanya sering sakit. Beberapa hari yang lalu Vandra terkena flu dan batuk. Dan hari ini Vandra berlari bersama elvan yang langkahnya lebih lebar darinya itu membuat Vandra cepat merasa lelah karena berusaha menyamakan langkahnya.
Vandra cemberut ketika menyadari bahwa Elvan sudah sangat jauh didepannya. Bahkan ucapan Vandra pun tidak dihiraukan atau bahkan Elvan juga tidak mendengarnya.
Disana Elvan justru tertawa melihat Vandra yang sudah nampak capek dengan wajah yang sudah memerah, Semerah kepiting rebus. Elvan kembali berlari menghampiri Vandra.
” ayo, masa baru satu putaran udah capek gitu,” kata Elvan.” kakak yang karinya kecepetan. Aku tuh, pengennya kari santai kita kan nggak lagi lomba,” ucap Vandra.
” aku santai kok, larinya.”
” tapi tetep aja beda kak.”
” iya, kaki kamu kan pendek,” ejek Elvan sembari menahan tawa.
Vandra hanya bisa cemberut. Dia rasanya sudah kehabisan nafas dan dengan santainya Elvan malah mengejek. Vandra akhirnya memilih menjatuhkan bokongnya di tepi trotoar. Dia ingin istirahat sebentar.
” terserah kakak, pokoknya aku capek,” kata Vandra sembari meluruskan kakinya.
Elvan berjongkok di sebelah Vandra. ” kode ya?” tanyanya.
” kode apa?”
” kode biar aku gendong.”
” Ish...” Vandra memukul lengan Elvan.
” kita lari setengah putaran lagi abis itu kita istirahat di taman. Gimana?” tawar Elvan.
Vandra mengangguk.
Elvan memegang kedua tangan Vandra danembantunya berdiri. ” Van, sumpah kamu berat banget berasa ngangkat gajah,” kata Elvan.
Mendengar itu Vandra langsung menghadiahi Elvan dengan pelotoran tajam. Elvan hanya nyengir tak bersalah lalu dia segera berlari sebelum satu atau bahkan beberapa pukulan mendarat dengan di lengannya.
Vandra sudah berkacak pinggang. ” kak elvan!” teriaknya kesal. Vandra laku berlari menyusul Elvan dengan tangan yang sudah gatal ingin memberi Elvan pukulan.
Elvan tertawa keras mendengar panggilan kesal Vandra. Sebenarnya Elvan tidak berniat mengatai Vandra gendut namun ide itu muncul begitu saja. Cewek memang paling sensi jika dikomentari masalah berat badan. Merek akan langsung berubah menjadi singa yang kelaparan jika ada yang mengatai mereka gendut. Sepeti Vandra saat ini, yang terus mengejar Elvan hingga tak terasa merek atleh berlari sebanyak 3 kali putaran. Elvan berhasil, tujuan utamanya adalah membuat Vandra mau berolahraga meskipun harus menggunakan sedikit ejekan.
Vandra berhenti mengejar Elvan. ”udah...Kak. ini...beneran capek banget,” ucap Vandra terbata. Kali ini dia sudah benar benar merasa lelah tapi juga merasa senang.
” ya udah, duduk dulu yuk.” elvan menuntun Vandra untuk duduk disebuah bangku taman.
Elvan menatap Vandra. ” gimana udah ngerasa kurus belum?” tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...