ElVandra_50

1.9K 78 0
                                    

Malam ini kegiatan Vandra hanya tidur menelungkup sembari melihat-lihat fotonya dengan Elvan di laptop. Sebenarnya ini malam Minggu tapi Vandra dan Elvan tidak memiliki rencana kemanapun. Vandra tidak mempermasalahkan hal ini, dia akan membiarkan Elvan melakukan apapun yang dia suka dan vandra tidak akan mengganggu. Elvan butuh waktu santai untuk me-refresh pikirannya setelah seminggu kemarin melaksanakan ujian Nasional.

Vandra senyum-senyum sendiri saat melihat foto muka jeleknya dengan Elvan. Foto yang diambil saat mereka sedang berada di rooftop sekolah. Lucu sekali. Tiba tiba ponsel yang berada di samping Vandra berbunyi. Ada sebuah panggilan masuk. Dahi Vandra sempat bergelombang saat melihat nama si penelepon. Nama yang sudah lama tidak menghiasi layar ponselnya. Dan dengan orang yang sudah seminggu ini tidak Vandra ketahui kabarnya. Vandra lalu menggeser tombol hijau.

” halo kak,”

Van, Lo dimana? Gue boleh minta bantuan Lo?

Vandra sempat bingung saat mendengar suara orang itu yang terdengar pilu.

” kakak kenapa?”

Gue mohon van, lo dateng kesini temenin gue, gue butuh temen.

” kakak dimana, nanti aku kesana. Sekarang kirim alamat kakak.”

Vandra segera memutuskan sambungan teleponnya. Dia segera mengambil jaket dan Sling bag nya. Sebelum keluar vandra menyempatkan diri berpamitan pada Gisel agar mamanya itu tidak mencari dan tidak khawatir. Vandra berlari dan menyetop taxi yang lewat. Setelah mendapatkan chat berisi alamat, Vandra segera menyebutkannya pada supir taxi.

Vandra berlari menyusuri setiap lorong rumah sakit demi mencari kamar yang akan dia tuju. Vandra benar benar panik sekarang. Dia takut terjadi sesuatu. Tiba tiba langkah Vandra memelan saat melihat seseorang yang tengah duduk di bangku oanjang di lorong rumah sakit sambil meremas rambutnya. Dia nampak frustasi sekali.

Vandra mendekat dan duduk disebelah orang itu. Dia menyentuh pundak orang itu perlahan. ” kak ari kenapa?” tanya Vandra.

Ari menoleh sekilas. Matanya yang sayu menatap wajah Vandra untuk beberapa saat. Ari lalu memeluk Vandra erat bahkan sangat erat. Vandra sempat kaget, tapi dia membiarkan Ari memeluknya untuk beberapa saat. Mungkin dengan begini Ari bisa lebih merasa tenang dan bisa menceritakan apa yang terjadi sampai Ari bisa Sekacau ini.

” kakak kenapa?” tanya Vandra lagi setelah beberapa saat.

”mama gue van, mama gue,” Ari tidak bisa melanjutkan kata-katanya, rasanya terlalu sedih untuk diucapkan. Dia Hanay bisa menangis

” kakak tenang,” Vandra mengusap punggung ari. ” mamah kakak kenapa?”

” mamah gue meninggal Van.”

Mendengar itu Vandra terkejut luar biasa. Dia memang belum pernah mengenal keluarga Ari. Tapi Vandra mengerti bagaimana rasanya kehilangan orang yang sudah melahirkan kita.

” seminggu yang lalu Mama kecelakaan. Dia terluka parah dan sempat menjalankan perawatan intensif. Gue kira Mama bakal sembuh karena senyum Mama yang selalu memberikan gue keyakinan. Itu. Tapi kenapa Alloh berkata lain, Mama pergi Van, mama pergi ninggalin gue buat selama lamanya.”

Vandra kembali mengusap punggung ari. Dia melihat Ari yang sangat terpukul. Dan Vandra baru teringat saat ari terlambat mengantar yasmin, mungkin ini alasannya.  Dia sibuk menjaga mamanya yang sedang dirawat di rumah sakit. Vandra juga merasa bersalah karena sempat kecewa kepada Ari yang mengingkari janjinya. Tapi Vandra juga salut kepada Ari yang masih menyempatkan waktu untuk datang ke bandara meski berujung debat dengan Yasmin.

” kakak yang sabar, mungkin Alloh lebih sayang sama Mama kakak.”

Ari menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Tangannya dia lipat di atas paha. ” Mama udah nggak ada. Dan gue cuma tinggal berdua sama papah. Gue udah nggak punya lagi penyemangat dalam hidup gue, van.” matanya mulai berkaca-kaca kaca.

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang