ElVandra_27

2.1K 92 0
                                    

Tatapan mata vandra melebar saat melihat seseorang tengah melambaikan tangan kepadanya. Kakinya terasa kaku hanya untuk melangkah. Meli juga berhenti mengoceh ketika melihat Vandra tak lagi berjalan di sampingnya.

” Van, Lo tega banget nggak ngedengerin gue ngomong,” kesal meli sbil menatap Vandra yang tertinggal di belakangnya.

” Van, ayo pulang.” meli menarik tangan Vandra membuat Vandra langsung tersadar dari lamunannya.

” Mel tunggu deh,” Vandra menahan tangannya saat meli akan menariknya. ” kayaknya buku gue ketinggalan di kelas.”

” terus mau Lo ambil?” tanya meli.

Vandra mengangguk. Tapi tatapannya terus tertuju pada seseorang yang berada di seberang jalan.

” gue temenin ya,” tawar meli.

” eh nggak usah, Lo pulang duluan aja, gue nggak lama kok,” kata Vandra sedikit gugup.

Meli menatap Vandra dengan tatapan curiga. ” yakin?”

” iya Mel, udah sana.” Vandra mendorong bahu meli.

Setelah meli menjauh, Vandra segera berlari masuk ke dalam area sekolah. Tujuannya bukan untuk mengambil buku yang tertinggal tapi menghindari Farkhan yang tadi ingin menghampirinya. Vandra terus berlari menaiki tangga hingga tiba di rooftop sekolah. Dia lalu duduk asal sembari mengatur kembali nafasnya yang ngos-ngosan.

Vandra mengacak rambutnya frustasi. ” kenapa sih dia muncul lagi,” Vandra mengambil batu kerikil laku melemparnya ke sembarang arah.

” masalah itu di selesaikan bukan malah lari,” ucap seseorang dari arah belakang Vandra.

Vandra menoleh kebelakang. ” kak elvan ngapain disini?”

Elvan berjalan lalu duduk di sebelah Vandra. ” harusnya gue yang tanya ngapain Lo disini sambil lempar batu nggak jelas.”

Vandra tidak menjawab. Dia kembali melempar bar untuk meluapkan semua rasa kesalnya.

” cowok Lo nungguin di gerbang tuh,” kata Elvan sembari menatap Vandra.

” dia bukan cowok aku.” Vandra melempar batu sekuat tenaga. ” dia cuma sahabat aku.”

” kenapa Lo nggak nemuin dia, kenapa Lo malah lari?” tanya Elvan.

” kak elvan tau darimana kalau ada orang yang nungguin aku?”

” ck, Lo bisa nggak sih jawab pertanyaan gue dulu baru Lo nanya.”

Vandra mengurungkan niat saat hendak kembali melempar batu. Dia menghela nafas lalu menunduk. Semua  masih terasa membingungkan bagi Vandra.

” kalau Lo punya masalah dan butuh orang buat dengerin, Lo bisa cerita sama gue biar beban Lo sedikit berkurang,” ucap Elvan.

Vandra menatap Elvan yang sedang menatap lurus ke depan dengan kedua kaki yang ditekuk. Dia merasa akhir akhir ini sikap Elvan berubah tidak seperti biasanya yang selalu cuek dan ketus.

” gue nawarin Lo buat cerita bukan buat natap gue kayak gitu.”

Vandra segera menatap ke depan sambil mengusap tengkuknya. ” kak aku boleh cerita nih?” tanya Vandra saat rasa gugupnya akibat ke-gep Elvan sudah bisa di netralkan.

Elvan berbaring dengan satu tangan sebagai bantal dan satu tangan menutupi matanya dari sinar matahari. ” hmmm.”

Vandra kembali menatap ke depan sambil memainkan ujung roknya. ” salah nggak sih, kalau suka sama sahabat sendiri?”

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang