ElVandra_29

2K 90 0
                                    

Sebenarnya Vandra ingin sekali pulang tapi dia teringat janjinya dengan Elvan yang akan pulang bersama. Tadi setelah bel berbunyi Elvan kembali mengiriminya pesan agar vandra menunggu di depan pintu masuk sekolah. Dan disinilah Vandra berada, duduk di sebuah bangku di depan pintu masuk sekolah sendirian.

Keadaan sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa murid yang masih berkeliaran karena ada ekskul. Vandra mulai celingukan kesana kemari berharap Elvan segera datang karena dia sudah menunggu lebih dari setengah jam.

” van, Lo belum balik?” tanya seseorang yang berdiri di depan Vandra.

Vandra menggeleng.

” nunggu jemputan?” tanyanya lagi.

Vandra mengangguk.

Lalu mereka sama sama diam. Vandra menunduk sambil mengayunkan kakinya. Orang itu juga duduk di sebelah Vandra tanpa meminta izin. Vandra pun menoleh menatap orang di sebelahnya. Meskipun dia tidak bisa sepenuhnya melihat wajah orang itu karena tertutup helm.

” kak Ari sendiri kenapa belum pulang?” tanya Vandra pada akhirnya karena merasa tidak ada pembicaraan.

Ari menatap Vandra. ” tadinya gue udah mau balik tapi pengen beli minum dulu ke kantin . Terus gue lihat Lo duduk sendiri disini,” jawab Ari.

Vandra mengangguk mendengar jawaban Ari. Dia menghela nafas lalu menghembuskan nya perlahan. Menunggu memang melelahkan.

” Lo nunggu di jemput nyokap?”

” emmm...bukan nunggu jemputan nyokap sih, kak, tapi...” Vandra menggigit bibir bagian bawahnya.

” tapi apa? Lo nunggu Elvan,” tebak Ari.

Vandra mengangguk.

” gue rasa Elvan udah pulang deh,” kata Ari.

” nggak mungkin, soalnya kak elvan sendiri yang nyuruh aku nunggu disini.”

” tadi pas pelajaran terakhir, Elvan minta izin buat pulang cepet. Tapi gue nggak tau alasannya apa.”

Benarkah Elvan hanya ingin mengerjai Vandra. Dia menyuruh menunggu tapi malah pulang lebih dulu.

Ari bangkit dari duduknya. ” Van, gue mau ke kantin, Lo mau nitip nggak?” tawar Ari.

” nggak usah kak, makasih,” tolak Vandra.

Ari mengangguk dan berlalu ke kantin. Ini semua sungguh tidak lucu buat vandra. Dia paling kesal disuruh nunggu tanpa kepastian seperti ini. Vandra hendak pergi saja tapi tiba tiba ada sebuah motor berhenti tidak jauh dari vandra. Dia menatap motor itu, jika itu adalah Elvan maka Vandra telah siap dengan berbagai makian untuk Elvan.

Namun seseorang yang kini tengah berjalan kearahnya sambil melepas helm membuat mata vandra membelalak. Vandra benar benar tak menduga kalau hari ini akan datang juga. Hari dimana dia akan bertemu dengan seseorang yang selama ini dia hindari dan orang itu kini tengah tersenyum ke arah Vandra.

” hai Van, lama nggak ketemu, apa kabar?” tanya Farkhan.

” gue baik Han,” jawab Vandra cuek.

Farkhan sedikit kaget dengan sapaan gue-lo yang Vandra gunakan karena dari dulu mereka terbiasa menggunakan sapaan aku-kamu. Saat pertemuan pertama mereka, Farkhan memaklumi karena Vandra sedang emosi tapi kali ini Farkhan bingung. Benarkah Vandra sudah membencinya dan tidak lagi menganggapnya sahabat. Namun Farkhan mencoba mengerti dan mengenyahkan semua pikiran negatif yang muncul.

” Lo kesini sendiri atau bareng Chelsea?” tanya Vandra sembari menatap motor Farkhan.

” aku sendiri, sengaja pengin ketemu kamu,” jawab Farkhan dengan senyuman khas yang selaku menghiasi wajahnya.

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang