Vandra tengah duduk di sebuah kursi di depan rumahnya sambil mengayun-ayunkan kakinya. Pandangannya fokus bergantian pada ponselnya dan pintu gerbang rumahnya. Dia sedang menunggu elvan menjemputnya untuk berangkat ke sekolah bersama. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.45 yang artinya seperempat jam lagi gerbang akan ditutup.
Anehnya, chat Vandra belum juga di read oleh Elvan. Elvan tidak biasanya sepeti ini. Sesibuk apapun, dia pasti selalu meyempatkan membalas chat Vandra. Tentu ini membuat Vandra khawatir.
” Van, Elvan belum jemput?” tanya Gisel diambang pintu.
Vandra menatap Gisel lalu menggeleng lemah.
” kamu nggak mau berangkat duluan aja, nanti telat,” saran Gisel.
Vandra ingin sekali berangkat lebih dulu. Tapi dia juga bingung, masalahnya Vandra telah berjanji akan tetap menunggu Elvan sampai dia datang menjemput. Tapi pagi ini Vandra juga ada ulangan.
” nanti kalau Elvan Dateng, mamah yang akan bilang kalau kamu udah berangkat.”
Setelah menimbang apa yang diucapkan Gisel akhirnya Vandra memutuskan untuk berangkat lebih dulu. tapi sebelum berangkat dia mengirim chat pada Elvan memberitahu kalau Vandra telah berangkat. Tak lupa mengucapkan maaf karena tidak bisa menepati janji.
” mah, Vandra berangkat,” pamit Vandra.
” hati hati sayang,” ucap gisel.
Vandra harus segera berjalan keluar komplek untuk menunggu angkot di sebuah halte. Sebenarnya Vandra tak yakin, apa dia akan sampai ke sekolah tepat waktu atau tidak, mengingat waktu yang Vandra punya hanya kurang dari 15 menit. Sudah tiga angkot yang lewat dan semuanya penuh. Vandra makin panik ditambah lagi chat dari meli yang mengatakan kalau ulangan kali ini tidak ada remidial. Tentu saja Vandra tidak mau melewatkannya.
” Vandra!”
Vandra yang tengah duduk di halte seketika mendongakkan kepala saat mendengar ada yang memanggil namanya. ”kak Ari,” ucapnya. Dia segera bangkit dan menghampiri Ari.
” Lo kenapa masih disini?” tanya ari.
” lagi nunggu angkot kak,” jawab Vandra.
” Elvan nggak jemput Lo?”
Vandra menggeleng. Dia sedikit merasa canggung saat kembali berbicara dengan Ari. Pasalnya setelah Vandra dan Elvan jadian, elvan secara keras melarang Vandra untuk tidak berhubungan dengan Ari. Dan ini kali pertama Vandra dan Ari kembali berbicara setelah sekian lama.
” mau berangkat bareng gue,” tawar Ari.
Vandra mengigit bibir bagian bawahnya. Dia dilema, berangkat bareng ari sama saja mengajak Elvan perang, itupun kalau ketahuan. Menunggu angkot juga sama saja mencari mati dengan guru terkiller.
Tapi Vandra lebih memilih opsi pertama, asalkan tidak ketahuan Elvan. kalau ketahuan itu akan Vandra pikirkan nanti alasannya, yang terpenting sekarang masa depannya aman.
” oke deh, kak,” ucap Vandra pada akhirnya.
Ari mengeluarkan sebuah helm dari bagasi motornya dan diberikan kepada Vandra.
” kak Ari selalu bawa helm dua?” tanya vandra sembari memakai helmnya.
” jaga jaga aja kalau tiba tiba ada yang mau nebeng. Kaya Lo sekarang.”
Vandra naik ke atas motor Ari. Dia hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Ari. Sepanjang jalan keduanya tak banyak bicara. Ari fokus pada jalanan di depannya dan Vandra sibuk mengecek ponselnya untuk memastikan Elvan telah membaca chat nya atau belum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Novela JuvenilApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...