(Ten) Takut

3.5K 389 23
                                        

Jeno menghambur ke pelukan pria yang dipanggilnya 'ayah'. Jaemin menelisik dari kaki hingga rambut pria itu. Tampan seperti Jeno, batin Jaemin. Beberapa menit berlalu sepasang ayah dan anak itu tetap pada posisi mereka yang berpelukan.

"Kapan ayah kembali? Kenapa tidak menghubungiku? Kenapa ayah tidak bisa dihubungi sama sekali? Aku takut-"

"Nak, ayah disini" potong pria itu. "Ayah sudah bilang tak akan meninggalkanmu. Ayah akan kembali untukmu"

"Aku merindukan ayah" kata Jeno.

"Iya, ayah tau. Dan ayah lebih merindukanmu"

Junho-ayah Jeno- mengalihkan pandangannya pada Jaemin yang masih berdiri sambil berpegangan pada salah satu sandaran kursi di depan supermarket.

"Dia temanmu?" Tanya Junho sembari menunjuk Jaemin.

"Ah iya, aku hampir lupa" ucap Jeno.

Jeno membawa ayahnya mendekat ke arah Jaemin.

"Ayah, dia Jaemin. Adik tiriku" kata Jeno.

"Anyeong haseyo, paman" salam Jaemin sambil menunduk sopan.

"Anyeong, aku Junho. Ayah kandung Jeno" balas Junho.

Jaemin merasa canggung bertemu dengan Junho. Dan Jeno sangat menyadari itu. Tapi sikap Junho meluluhkan kecanggungan Jaemin.

"Jaemin, terima kasih sudah menjadi saudara yang baik untuk Jeno" kata Junho menepuk pundak Jaemin.

"Aku bahkan tidak melakukan apapun untuk Jeno, paman" balas Jaemin.

"Ayah, bisakah kau panggil aku ayah? Seperti Jeno" pinta Junho.

Jaemin tertegun. Junho begitu baik, sama seperti Jeno. Jaemin takut jika nanti kebaikan itu berubah menjadi kebencian tatkala pandangan terhadapnya berubah seperti orang lain memandangnya sebagai pembawa sial.

"Jaemin?" Panggil Jeno membuyarkan lamunannya.

"Ah iya"

"Bisakah kau panggil ayahku juga dengan sebutan ayah?" Tanya Jeno.

"Tentu.. Ayah Junho"

Mendengar jawaban Jaemin membuat Junho juga Jeno tersenyum senang.

Disini mereka sekarang. Salah satu restoran ayam goreng sederhana dipinggir jalan. Jeno terlampau senang bertemu dengan ayahnya. Sedangkan Jaemin, ia merasakan ada kehangatan bersama Junho dan Jeno.

"Ayah kapan kembali ke luar negeri?" Tanya Jeno.

"Kau berharap ayah pergi lagi?" Balas Junho.

"Ah, bukan begitu"

"Ayah akan menetap di korea. Bisnis di luar negeri sudah ada yang menjalankan. Ayah akan fokus sebagai pengacara lagi sekarang"

"Benarkah?"

"Iya. Mulai sekarang ayah akan selalu di dekatmu"

"Jadi pa, maksudku ayah Junho adalah pengacara?" Tanya Jaemin dibalas anggukan oleh Junho. "Wah, itu adalah profesi yang keren"

Jeno dan Jaemin terlalu fokus memakan ayam goreng membuat Junho gemas. Kemudian ia teringat mantan istrinya. Melihat Jeno yang baik-baik saja dan Jaemin adalah anak yang baik, Junho yakin mantan istrinya dinikahi oleh orang yang baik pula.

"Jeno, bagaimana kabar ibumu?" Tanya Junho.

"Ibu baik-baik saja" sergah Jaemin.

"Syukurlah. Aku yakin ayahmu sangat baik karena kau juga baik" kata Junho. "Kau anak tunggal?" Tanya Junho pada Jaemin.

Crash | Book I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang