(Thirty Five) Sisi yang Lain 2

2.9K 327 14
                                    

Jaemin merebahkan tubuhnya perlahan. Akhirnya ia merasakan kembali empuknya sofa di rumah dan mulai tidur di kamarnya sendiri. Kali ini ia memilih sofa untuk beristirahat. Sudah sore dan Jeno akan segera pulang. Sudah dua hari nampaknya Jaemin tidak bertemu dengan Jeno.

"istirahat di kamar saja, sayang" rayu Sunghee yang kini mendekati Jaemin sembari membawa segelas air hangat.

"disini saja, bu. Sebentar lagi Jeno pulang"

Tak lama setelah itu terdengar suara motor yang memasuki carport rumah yang sudah dipastikan itu Jeno. Karena sudah beberapa hari ini ia pulang pergi menggunakan motor hadiah dari Junho. Tanpa mengucapkan salam Jeno masuk ke rumah dengan ekspresi yang sulit diartikan. Bahkan Sunghee dan Jaemin ikut terdiam melihat Jeno. Tidak menyapa ibunya dan tidak menyapa Jaemin, Jeno bergegas ke kamar disusul dengan suara bantingan pintu.

"Jeno?" panggil Sunghee sambil mengetuk pintu kamar Jeno.

Tak hanya Sunghee, Jaemin pun ikut bangkit berjalan perlahan sambil berpegangan dinding melihat ibu sambungnya memanggil Jeno. Perasaannya tidak tenang. Sebelum kecelekaan jatuhnya Jaemin dari tangga Jeno memang sedang marah, tapi tidak seperti sekarang yang dilihatnya.

"Jeno? sayang? ada apa, nak?" panggil Sunghee lagi.

"tidak apa, bu" sahut Jeno akhirnya dari dalam kamar.

"Buka pintunya, ibu ingin bicara"

"nanti saja, aku lelah!"

Sunghee sedikit berjingkat mendengar jawaban Jeno dengan nada tinggi. Pasti terjadi sesuatu pada Jeno.

"ibu" panggil Jaemin. "nanti saja bicara dengan Jeno. Sepertinya dia lelah sekali" kata Jaemin yang bermaksud menenangkan Sunghee.

Sunghee menjauh dari kamar Jeno beralih pada Jaemin yang masih bersandar di dinding.

"aku istirahat di kamar saja, bu" kata Jaemin.

Sunghee mengangguk lalu membantu Jaemin merebahkan tubuhnya di kasur. Sunghee juga menyelimuti Jaemin sebelum wanita itu keluar meninggalkan Jaemin yang sibuk dengan pikirannya. Jaemin memposisikan tubuhnya miring menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepala.

apa yang membuat Jeno marah?

Pikiran Jaemin tak lepas dari itu. Baru saja ia sampai di rumah setelah hampir dua minggu harus menginap di rumah sakit. Keinginannya mengajak Jeno bermain PS setelah pulang sekolah pupus sudah.
Lama kelamaan Jaemin akhirnya tertidur. Mungkin juga karena efek obat yang diminumnya.

***

Jaehyun menatap ponselnya saat nomor tak dikenal muncul di layar utama panggilan. Setelah berpikir sejenak, Jaehyun menerima panggilan itu.

"halo?"

"hai, pembunuh"

Jaehyun terpaku mendengar jawaban dari orang itu yang memanggilnya pembunuh.

"siapa kau?!"

"hahahahaha"

"aku tanya siapa kau?!"

"aku? seseorang yang mungkin akan menjadi malaikat mautmu"

"mungkin kau salah sambung, jangan berbicara yang tidak tidak!"

"hahaha. Kenapa? kau takut mati?.... Jaehyun?"

tuuuuttt

"halo? halo?!"

Jaehyun berusaha menghubungi lagi nomor tak dikenal yang baru saja menelponnya. Namun nihil, nomor itu sudah tidak aktif lagi.
Ia mengusap wajahnya gusar. Perasaannya tak karuan. Jaehyun menutup laptop dihadapannya dengan kasar.

Crash | Book I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang