29

7.2K 909 194
                                    

Back again guys!!!!

Nepatin janji kan kalo aku up besok hari nya??? Seneng??? Udah ya, awas minta nambah.

Ini word terpanjang selama aku ngetik cerita ini, hampir 5rb word. Mau aku bagi dua cuma takut kalian nunggu lama lagi jadi aku satuin aja biar panjang.

Di karenakan aku mengantuk karena abis minum obat, aku up sekarang karena takut bablas sampe pagi.

Selamat malam minggu untuk para jomblo yang hanya main di kamar bersama hp dan guling nya, buat yang pacaran awas hati hati khilaf dan awas kehujanan, doa para jomblo meminta hujan di malam minggu suka mujarab wkwkwk

Don't forget to Vote Comment and Share.

Happy reading^^

.
.
.
.
.
.

Yeri POV

Aku terbangun ketika mendengar suara benda terjatuh dari luar kamar, aku menoleh kearah Jungkook yang masih terlelap memeluk ku dari belakang tanpa terganggu dengan suara apapun. Aku mengernyit ketika silau matahari menusuk kedua mataku, lalu memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi di luar kamar setelah membersihkan muka dan gosok gigi.

Aku meringis ketika merasakan sakit di perut ku yang sangat tiba-tiba tapi aku berusaha menahan nya dan terus melangkah ke lantai bawah, penasaran dengan keadaan di bawah rumah lebih tepatnya di dapur. Aku mengerutkan kening ketika melihat Hayoung tengah sibuk di dapur, sudah ada beberapa makanan tersedia di atas meja, apa wanita itu sedang menyiapkan sarapan? Di jam sepagi ini?

"Bukankah ini terlalu pagi untuk menyiapkan sarapan?" Ucap ku untuk menyadari keberadaan ku, aku melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.

"Oh hai, Yeri. Maaf aku menggunakan dapur mu, aku hanya ingin menyiapkan sarapan untuk balas budi ku karena kalian mengijinkan aku tinggal di sini." Ucap nya dengan senyuman lebar nya seraya menyiapkan beberapa gelas di atas meja makan, aku pun hanya melihat nya tanpa membantu sedikit pun.

"Kau seharusnya tidak melakukan nya, kau tamu di rumah ini dan kau sedang hamil." Ucap ku menghentikan nya bergerak menata gelas dan menoleh kearah ku sepenuhnya.

"Apa kau keberatan aku menyiapkan ini semua?" Tanya nya dengan raut wajah merasa bersalah, aku mengangkat salah satu alis ku sedikit terkejut, kenapa aku merasa aku yang menjadi peran antagonis disini.

"Tidak, tapi—"

"Aku yang keberatan." Ucapan ku terhenti ketika suara Suga menyela pembicaraan kami, aku dan Hayoung menoleh kearah suara Suga yang tengah melangkah mendekat kearah kami dengan tatapan benci mengarah pada Hayoung. Dengan santai Suga duduk di meja makan dan menuangkan air mineral untuk ia teguk.

"Tujuan mu membuat ini untuk apa?" Tanya Suga pada Hayoung memberikan tatapan serius nya.

"Aku hanya ingin membalas budi karena—"

"Bukan karena ingin mencari perhatian Jungkook?" Potong Suga dengan ketus membuat Hayoung bungkam, aku hanya diam menatap Hayoung yang tampak gelisah, ia mencengkram sisi kursi di depan nya lalu kembali menatap Suga yang tengah menatap ku datar. Kenapa Suga begitu membenci Hayoung? Itulah yang menjadi pertanyaan ku sejak kemarin dan aku pun memikirkan perkataan Kai juga, jika Suga bisa membantu ku menghadapi Hayoung.

"Kenapa kau terus memojokkan ku seperti ini, Suga?" Aku tersadar dari lamunan ku ketika mendengar suara Hayoung, aku mengerjap dan menatap kedua nya dalam diam.

"Kau merasa terpojokkan? Padahal aku tidak merasa melakukan itu." Ucap Suga dengan raut wajah yang mungkin jika aku jadi Hayoung akan meninju wajah nya langsung, pria gay ini benar-benar menyebalkan.

Fake Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang