30.1

7.1K 897 234
                                    

Hai guys!!!!

Ini udah sabtu dan waktu nya aku untuk update. Seneng ngga????

Kalian mau cerita ini ending nya sedih atau bahagia??? Karena aku lagi kepikiran buat sad ending, mau coba gitu bisa apa ngga. Tapi gimana menurut kalian?? Mau ngga???

Dan kalo misalkan aku bikin Yeri hamil dulu dan mereka punya anak, kalian mau namain mereka siapa. Kalo anak cewe siapa kalo anak cowo siapa?? Coba kasih aku saran nama, karena aku bingung namain orang Korea itu apa, coba sambungin sama marga nya Jungkook.

Don't forget to Vote Comment and Share.

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Yeri POV

Aku masih berada di dalam kamar yang sama hingga sore hari, berbaring dan menatap kosong kearah jendela, mengabaikan beberapa panggilan dan pesan di ponsel ku yang berada di nakas meja. Aku menghembuskan nafas panjang dengan berat, masih menahan rasa sesak di dalam dada ku, terus membayangkan kejadian tadi pagi.

Aku bukan lemah dan menyerah, tapi ketika melihat pemandangan menyesakkan pasti tidak ada satupun wanita mampu menahan rasa sakit nya. Sekuat dan seberani apapun wanita jika melihat hal yang menyesakkan pasti akan lemah dengan sendirinya tanpa di sadari jika ingin tetap berusaha kuat dan berani. Percayalah.

Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar, aku belum membersihkan diri dan makan sejak pagi, perut ku kembali sakit dan aku melupakan obat yang belum ku minum. Dengan terpaksa aku kembali ke kamar ku dan Jungkook dengan harap Hayoung tidak ada di dalam sana.

Perlahan aku membuka pintu dan bernafas lega ketika hanya melihat Jungkook tengah duduk bersandar dengan laptop berada di pangkuan nya, aku mengalihkan tatapan ku ketika mata Jungkook mengarah padaku. Aku melewati nya tanpa suara menuju walk in closet.

"Kau darimana saja, Yeri? Aku menghubungi mu beberapa kali." Ucap Jungkook membuat ku mau tak mau berhenti melangkah dan memutar tubuh untuk melihat nya, aku melihat wajah nya yang tidak pucat seperti tadi pagi.

"Kau sudah merasa lebih baik?" Tanya ku tidak menjawab pertanyaan nya. Ia mengerutkan keningnya tak suka.

"Ya, demam ku turun dan jangan mengalihkan pembicaraan ku. Darimana? Kenapa tidak mengangkat panggilan ku?" Ucap nya dengan nada tak ingin di bantah lagi, aku menggelengkan kepalaku pelan dan kembali melangkah menuju walk in closet tidak menjawab pertanyaan Jungkook, aku mendengar nya mencemooh dan terdengar suara ranjang yang bergerak.

"Stop ignoring me and answer my question." Aku merasakan tarikan pelan ketika hendak mengambil pakaian ganti, Jungkook menatap ku tajam dan tersirat kekhawatiran disana.

"Aku tidak kemana-mana." Jawab ku singkat membuat nya menatap ku tak percaya dan melepaskan cengkraman nya di lengan ku.

"Jika kau tidak kemanapun semua orang tahu jika kau ada di dalam rumah." Ucap Jungkook dengan tatapan menuntut nya, aku tertawa hambar dan menggeleng samar.

"Mereka dan kau saja yang tidak pintar mencari ku." Ucap ku dengan dingin di sertai senyuman pahit ku, ia menatap ku dengan alis yang menyatu.

"Ada apa dengan mu? Kau tidak seperti biasanya. Katakan padaku." Ucap nya seraya memegang kedua pundak ku dan menatap ku dengan dalam.

"Kau pucat lagi, Yeri. Apa kau masih—"

"Jungkook? Aku membawakan makan malam untuk mu." Ucapan Jungkook terhenti ketika suara Hayoung terdengar di dalam kamar kami, aku mengalihkan tatapan kearah lain dan menepis kedua tangan nya dengan pelan.

Fake Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang