"Jeongsan!! Kembalikan ponsel ku!!" Teriakkan Hyerim menggema di lantai bawah, gadis itu menuruni anak tangga dengan cepat untuk mengejar Jeongsan yang sudah berlari ke halaman belakang."Jeongsan!!" Teriak Hyerim dengan kencang membuat Yeri yang ada di dapur menghentikan kegiatan memasak nya dan melihat tingkah kedua anaknya yang membuat nya sakit kepala.
"Ada apa ini?"
"Jeongsan mengambil ponselku, Mam." Adu Hyerim dengan nada merengek, Yeri pun mencari keberadaan Jeongsan yang sekarang tengah berdiri di samping kolam renang sambil memeriksa ponsel Hyerim.
"Panggil Jeongsan." Titah Yeri pada Hyerim yang langsung tersenyum lebar dan mengangguk patuh. Yeri pun segera menutup telinga nya ketika melihat Hyerim bersiap-siap untuk teriak memanggil nama Jeongsan.
"Jeongsan!!! Kau di panggil Mama!!!" Yeri memejamkan mata dan meringis pelan ketika mendengar suara teriakkan putrinya. Jeongsan yang mendengar teriakkan Hyerim pun menghela nafas kasar dan melangkah masuk kedalam rumah dengan langkah malas.
"Dasar tukang ngadu." Ketus Jeongsan ketika ia sudah berdiri di hadapan Yeri dan Hyerim.
"Siapa suruh mengambil ponsel ku. Kembalikan." Ucap Hyerim dengan nada memerintah dan ekspresi angkuhnya, Jeongsan pun mengembalikan ponsel Hyerim dengan gerakan kasar.
"Kenapa kau mengambil ponsel adikmu, Jeongsan?" Tanya Yeri dengan nada lembut, Jeongsan melirik sinis kearah Hyerim yang sekarang tengah menciumi ponselnya dengan girang.
"Dia mengambil foto ku secara diam-diam dan menjual nya ke teman-teman centil nya di sekolah." Jawab Jeongsan dengan ekspresi jengkelnya, Hyerim pun tersenyum lebar pada Jeongsan dan Ibunya.
"Aku sedang berbisnis. Seharusnya kau mendukung ku." Ucap Hyerim membela diri, Jeongsan pun menatap tajam Hyerim.
"Aku ini mahal dan aku bahkan tidak dapat hasilnya darimu. Hanya di bayar dengan coklat, kau menjual saudara mu sendiri."
"Tapi coklat yang aku minta pada mereka itu mahal. Lagipula kan, kau tidak suka coklat." Balas Hyerim dengan berani dan tetap membela dirinya sendiri.
"Terserah. Tapi ini untuk terakhir kalinya, jika kau melakukannya lagi, semua boneka jelek mu akan aku buat tidak memiliki kepala." Ucap Jeongsan mengancam adiknya lalu pergi dari hadapan Yeri dan Hyerim.
"Mam, lihat Jeongsan. Dia sangat kejam padaku." Rengek Hyerim dengan ekspresi cemberut kesal, Jeongsan pun memutar bola matanya jengah tanpa menghentikan langkahnya menuju kamar yang ada di lantai atas. Yeri pun menghela nafas panjang dan memijat singkat pelipisnya.
"Makan malam sebentar lagi siap. Sebaiknya kau mandi dan suruh Jeongsan untuk mandi juga." Hyerim pun mengangguk pelan lalu kembali ke kamar nya. Yeri pun kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatan memasak nya yang sempat tertunda.
Yeri hampir saja menjatuhkan mangkuk yang ada di tangannya ketika merasakan pelukan dari arah belakang tubuhnya.
"Hai, istriku." Yeri menghela nafas lega ketika mangkuk yang ia pegang sudah aman ditangannya.
"Jungkook, hampir saja aku menjatuhkan mangkuk ini. Kau ini kebiasaan sekali." Ucap Yeri kesal lalu menaruh mangkuk di atas meja, Jungkook pun terkekeh pelan lalu mencium pipi Yeri dengan gemas.
"Aku merindukanmu." Ucap Jungkook seraya menaruh dagu nya di pundak Yeri.
"Kita setiap hari bertemu." Ucap Yeri di iringi tawa kecilnya, Jungkook merenggut tak suka dan semakin mengeratkan pelukannya pada Yeri.
"Tapi tetap saja tidak 24 jam." Balas Jungkook dan membenamkan wajahnya ke lekuk leher Yeri, ia memberikan beberapa kecupan kecil di sana membuat Yeri yang merasakan itu pun menggeliat geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [Completed]
Romance"Kenapa kau memilih menjadi gay?" Tanya Yeri dengan penasaran, Jungkook mengangkat kedua bahunya. "Karena aku ingin?" Jawab Jungkook dengan ragu membuat Yeri menatap Jungkook tidak percaya. "Ck, Itu bukan jawaban." Ketus Yeri dengan kesal membuat Ju...