★ Satu

8.3K 269 50
                                    

Embusan angin menemani langkah gadis cantik berseragam putih abu-abu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embusan angin menemani langkah gadis cantik berseragam putih abu-abu. Rambutnya yang lurus ikut terbawa angin. Senyumnya mampu membuat sang surya ikut tersenyum. Rumahnya lumayan dekat dengan halte, jadi dia memilih jalan kaki untuk ke sana. Sesampainya di sana dia langsung duduk menunggu bus datang.

"Hai, Mit?" sapa seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Eh, iya. Halo, Kak," balas Mitha sedikit terkejut. Entah kenapa, kehadiran sosok itu, selalu membuat Mitha selalu membuatnya terkejut.

"Nunggu bus?" tanya orang itu.

"Iya, Kak. Kalau Kakak?"

"Sama, bareng, ya?" ajak Faiz, ya dialah seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Mitha. Orang yang sama, yang kemarin memberinya air minum.

"Boleh, Kak," jawabnya sembari tersenyum.

Tin-tin!

Suara klakson bus sudah terdengar, Mitha dan Faiz langsung beranjak dari halte dan langsung menaiki bus itu. Mereka duduk bersebelahan. Mitha merasa canggung dengan hal ini, makanya dia memilih diam. Mereka berdua terjebak dalam zona keheningan.

◍•ᴗ•◍

"Bro, gue udah dapet brosurnya nih!" ucap Nizar tiba-tiba. Sontak membuat Raka, Burhan, dan Ibnu bertanya, "Mana?"

"Weww! kompak yah," kekeh pelan terdengar dari mulut Nizar. "Nih!" sembari menyodorkan brosurnya.

 "Nih!" sembari menyodorkan brosurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja bolak balik ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja bolak balik ya)

"Dapet dari mana?" tanya Raka.

"Kepo," jawab Nizar.

"Rese lo!" balas Raka lagi.

"Santai Mas Bro!" ucap Nizar sembari menepuk nepuk bahu sahabatnya itu. "Gue dapet dari anak OSIS SMK Mentari yang lagi bagi-bagi brosur."

Raka hanya mengangguk mendengar penjelasan Nizar. "Eh, Bro? BTW, kapan kita daftarnya?" tanya Ibnu.

"Pulang sekolah," sahut Raka. Sementara Nizar, Burhan & Ibnu hanya mengiyakan jawaban Raka.


◍•ᴗ•◍

"Eh, liat deh. Si Mitha makin deket aja sama kak Faiz!"

"Iya, pake berangkat bareng lagi!!"

"Pasti lagi carmuk dia tuh!"

"Masih kelas sebelas udah carmuk aja tuh bocah! Gimana kalau kelas dua belas nanti? Pasti nanti dia makin tebar pesona sama adik kelas!!"

Begitulah tanggapan siswa SMK Mentari saat tau Mitha berangkat dengan Faiz. Mitha tidak tuli jadi dia pasti dengar apa yang dibicarakan mereka.

"Udah, Mit. Ga usah didengerin," tutur Faiz.

"Iya, Kak," jawab Mitha sembari tersenyum getir. Sejujurnya, Mitha risih dengan tanggapan orang-orang itu.

"Anggap aja angin lalu," sambung Faiz. Mitha hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kak, aku ke sana dulu, ya?!" pamit Mitha, kelas dia dan kelasnya Faiz beda arah, kelasnya Mitha belok kanan sedangkan Faiz belok kiri.

"Iya, Mit," balas Faiz sembari mengulas senyum.

Setelah itu Mitha langsung meninggalkan seniornya itu dan langsung bergegas menuju kelas. Namun, di tengah perjalanan dia dihadang oleh Fina —Kakak kelasnya.

"Lo mau cari muka, hah? Dengan deket sama Faiz!" tuturnya langsung to the point.

Kernyitan muncul di dahi Mitha, "Maksudnya, Kak?"

"Ada hubungan apa lo sama Faiz?" tanyanya dengan tegas.

"Ga ada apa-apa kok, Kak," balas Mitha.

"Inget ya lo, siapa nama lo? Amit-amit? Jaga jarak lo sama Faiz! Karna apa? Karna gue ga suka liat lo sama dia!" tegas Fina. Setelah berbicara seperti itu Fina langsung pergi dari hadapan Mitha.

"Apa apaan sih!" keluh Mitha. Dia yang ikut kesal langsung melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Setelah sampai di kelas dia langsung duduk di bangku sembari membuka botol air minumnya.

"Lo kenapa, Mit?" tanya teman sebangkunya itu.

"Aku haus," jawab Mitha.

Tegukan itu sampai terdengar di telinga Nisa, teman sebangku Mitha. "Sampe segitunya, Mit?"

"Hehe, iya. Haus banget," sahut Mitha.

Setelah percakapan singkat itu, Guru jam pertama sudah masuk berarti pelajaran akan dimulai. Dia adalah guru Produktif Akuntansi yang mengajar tentang pajak, Namanya Pak Hari. Mitha mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Pak Hari. Dia juga mencatat hal yang menurutnya penting dan harus diingat. Nilai Matematika hancur, Produktif jangan sampai hancur, kalo bisa semester depan, keduanya jangan sampai hancur.


♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ

Halo semuanya, Ketemu lagi hehe:v

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam tanda baca atau ejaan lainnya.

Selamat membaca💕

Kalo mau ngasih saran bisa dikolom ini.

Jangan lupa Vote & Komen ya. Terima kasih♥

_Ditaputri♡

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang