★ Empat puluh delapan

2.9K 106 0
                                    

Aula di SMA Negeri Jakarta lumayan ramai, ruangan itu kebanyakan di isi oleh para petugas osis, yang dari tadi mondar-mandir ke sana ke mari mempersiapkan semuanya, saat MC sudah menyebutkan nama band Raka, mereka langsung naik ke atas panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aula di SMA Negeri Jakarta lumayan ramai, ruangan itu kebanyakan di isi oleh para petugas osis, yang dari tadi mondar-mandir ke sana ke mari mempersiapkan semuanya, saat MC sudah menyebutkan nama band Raka, mereka langsung naik ke atas panggung.

The little mouzt membawakan lagu one last time yang dipopulerkan oleh Ariana grande. Raka mencoba terlihat baik-baik saja, walau kenyataannya kejadian kemarin masih membuat moodnya sangat buruk. Setelah selesai raka memilih pergi ke kelas untuk menenangkan diri.

Ima yang tak sengaja melihat Raka, bingung dengan sikapnya, "Si Raka kenapa?" tanyanya kepada Burhan.

"Gak tau, lagi ada masalah kayaknya," balas Burhan. Ima mengangguk paham, dia pun pamit untuk pergi ke kantin, Ibnu meminta untuk ikut.

"Ikut dong, gue juga laper!" teriak Ibnu.

"Ayo, kalian mau ikut gak?"

"Ikut deh ikut." Akhirnya mereka berempat memilih untuk pergi ke kantin. Membiarkan Raka sendirian dalam dunianya.

Nadin tak sengaja melihat raka menenggelamkan mukanya dalam lekukan lengan, dengan earphone yang menyumpal telinganya. Nadin merasa sangat bersalah atas kejadian kemarin. Diapun masih belum berani tegur sapa dengan Raka lagi, jangankan dengan raka dengan teman-temannyapun terasa sangat canggung.

Nadin mengurungkan niatnya untuk masuk ke kelas dia memilih pergi ke taman untuk beristirahat.

◍•ᴗ•◍

Hari terlalu cepat untuk berganti, sang waktu menunjukan pukul 19.30. Inilah waktunya, prom night untuk  kelas 12, para tamu sudah mulai berdatangan. Semuanya berpakaian rapi, anak cowok menggunakan jas, sedangkan untuk yang cewek menggunakan dress.

"Bro? Are you okay?"

"I'am okay," balas Raka.

"Oke, bentar lagi kita tampil. Semangat!" seru Burhan.

Mc sudah memanggil mereka, merekapun naik ke atas panggung, menghibur para penonton. Raka tampil apik kali ini, para penonton ikut berjoget mengikuti lagunya.
Serasa tidak ada beban yang ada di pikirannya. Mereka mengakhiri penampilan mereka dengan ucapan terima kasih.

Raka memilih untuk langsung pulang, saat perjalanan pulang dia tak sengaja berpapasan dengan Nadin, kebetulan dia anggota OSIS. Raka langsung mengalihkan pandangannya, menganggap bahwa Nadin tidak ada. Jelas raka masih marah dengan cewek itu.

◍•ᴗ•◍

Raka menggeliat di atas kasur empuk miliknya, entah mengapa dia tidak mood apa-apa hari ini. Raka bangkit untuk mencuci wajahnya, saat keluar dari toilet, dia mengambil ponselnya yang berdering. Ada sebuah panggilan vidio.

Raka meraup wajahnya, berusaha tersenyum untuk menyapanya nanti.

"Abang?!!! Apa kabar Amel kangen! Abang kapan ke sini?!" gadis itu berbicara sangat ceria, menunjukan gigi runcingnya dalam sebuah layar.

"Baik amel, amel gimana? Sehatkan?"

"Sehat dong! Abang kapan ke sini? Abang udah libur, kan? Liburan ke sini ya bang!!"

Raka diam memandangi wajah gadis SMP berusia 14 tahun. Dia Amel, anak dari adiknya papah. Gadis itu memang dekat dengan Raka. Amel tinggal di kota makasar.

"Besok abang ke sana," sahut Raka sembari tersenyum.

Gadis itu langsung berteriak girang, karena tidak lama lagi dia akan bertemu dengan abangnya kembali.

"Amel tunggu!!"

"Iya amel, amel mau ngomong sama aunty sinta?"

Amel mengangguk, Rakapun segera keluar kamar, dan menyerahkan ponsel ke mamanya. "Amel kangen katanya," tutur Raka.

Sinta langsung tersenyum, Raka berjalan mendekati lemari es, cowok itu mengambil susu yang ada di dalam lalu meminumnya.

Raka meletakan segelas susu di meja yang berada dekat tv, tangan cowok itu meraih sebuah remot. Raka duduk santai sembari menonton acara televisi.

"Rak? Ini ponselmu," tutur Sinta sembari menyodorkan ponselnya.

"Oh, udah, Mah?"

"Udah." Sinta duduk di samping putranya itu.

"Kamu mau ke makasar?" Raka mengangguk ragu.

"Mau berangkat kapan?"

"Mama kasih izin?" tanyanya Ragu. Sinta mengacak-acak puncak kepala Raka, membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Anak mamakan udah gede." Sinta kembali tersenyum.

"Jadi diizinin, nih?"

"Iya, sayang. Asal kamu bisa jaga diri."

"Siap, Mah! Eh, tapi papah gimana?"

"Biar jadi urusan mama, dia pasti kasih izin, kok."

"Iya, Mah."

"Sekarang, kamu siap-siap dulu. Mau berangkat kapan nak? Hari ini atau besok?"

"Hari ini deh mah, lebih cepat lebih baik, kan?"

"Iya sayang, nanti mama pesenin tiket."

"Makasih, Mah!" ucapnya dengan semangat sembari memeluk sang mama.

"Iya, sayang."

Raka langsung bangkit dan pergi menaiki anak tangga. Mungkin ke makasar adalah pilihan yang bagus? Dia perlu memenangkan diri.

♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ


Ngejar deadline!!!😪

Selamat membaca😍

_Dita putri♡

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang