Mitha

★ Empat belas

"Mitha kenapa? Sakit ya?" tanya Faiz saat dia tak sengaja berada di belakang Mitha dan Nisa.

"Iya, Kak. Liat tuh mukanya pucet banget," ucap Nisa.

"Eh, enggak kok kak, orang sehat gini dibilang sakit." Mitha memanyunkan bibirnya.

"Jangan bohong!" ucap Faiz.

"Serius."

"Jangan percaya sama Mitha, Kak, bohong dia, orang dari muka aja kelihatan," sambung Nisa.

"Gue lebih percaya sama Nisa, Mit."

"Lo sakit, kan? Kenapa masuk? Harusnya istirahat aja di rumah."

"Noh, Mit! Dengerin kata kak Faiz."

"Apaan sih, Nis!"

"Cieee perhatian banget sih sama dede emesh!!" goda Iki. Dia adalah teman akrab Faiz, yang kebetulan baru berangkat dan melihat ada perselisihan kecil antara Faiz dan adik kelasnya itu.

"Nguping ya lo?" balas Faiz.

"Enggak sengaja bro, santai lah."

"Eummm kak. Aku sama Mitha masuk duluan ya! permisi Kak," ucap Nisa, sembari memapah Mitha.

"Eh, sini gue bantu papah," tawar Faiz.

"Gak usah kak, Nisa bisa sendiri kok. Lagian si Mitha gak terlalu berat, jadi Nisa kuat."

"Ihh! udah yuk ah!" bisik Mitha.

"Duluan ya, kak."

"Iya Nis."

"Duluan, Kak," pamit Mitha juga.

"Iya, Mit. Cepat sembuh, ya!"

"Iya, Kak. Makasih," balas Mitha, lalu dia melangkah menjauh dari mereka.

"Naksir ya lo?"

"Jangan keras-keras bego! Manis dia," ucap Faiz sembari menatap punggung Mitha yang semakin tak terlihat.

"Iya manis, tapi lebih manis Jiaku!"

"Tau! Yang udah punya pacar mah BEBAS!" balas Faiz. Zia adalah pacar Iki, yang baru jadian satu minggu yang lalu.

"Makanya lo buruan dah gebet si dede emesh itu. Entar diembat orang baru MAMPUS!"

"Gue gak mau gegabah, Ki."

"Gegabah kenapa?"

"Ee--"

Tettt tettt

"Ceritanya nanti aja, Iz. Lo mau dihukum gara-gara telat?" potong Iki.

"Ogah!"

"Yaudah." Mereka berdua mulai melangkahkan kakinya menuju kelas.

◍•ᴗ•◍