Epilog

4.5K 146 7
                                    

"Kamu mau bawa aku ke mana?"

"Liat senja," jawab Raka enteng. Tangan mereka saling bertautan, memberi tau semesta bahwa mereka baik-baik saja.

"Kenapa? Mau bedain aku sama senja lagi?"

"Haha ... Bukan." Raka tertawa renyah, dia ingat kejadian dulu. Betapa mudahnya mulut raka mengucapkan 'mau bedain indahan mana kamu sama senja'.

Mereka menemukan tempat yang pas untuk melihat senja. Raka membawa gitar sedangkan Mitha membawa kameranya. Mitha menikmati langit senja bersama orang yang tidak dia pernah duga. Dia hadir saat Mitha jatuh, terpuruk, dan sakit. Mitha senang bisa mengenalnya sampai sekarang.

"Raka?"

"Ya?"

"Kenapa kamu gak bilang, kalau kamu tau pelaku terornya?"

Raka menarik salah satu sudut bibirnya, "Gue mau ngasih tau, tapi mood gue mendadak bad."

"Karena aku dan kak Faiz?" Raka mengedikan bahunya.

"Raka?"

"Kenapa?" Raka menatap gadis yang ada di sebelahnya.

"Kamu jangan marah lagi sama Nadin ya?" Mendengar perkataan itu, alis raka langsung bertautan, dahinya berkerut.

"Dia udah minta maaf sama aku."

"Seriously?"

"Yap."

"Kapan?" Dia menceritakan kembali kejadian yang dialami kemarin, tentang Nadin yang tiba-tiba datang ke rumahnya dan meminta maaf. Raka jelas terkejut dengan penuturan Mitha, dia akhirnya merasa bersalah kepada Nadin, mau bagaimanapun Nadin juga sering membantunya saat sulit mengerjakan tugas.

"Gue jadi merasa bersalah banget."

"Tenang aja, semua pasti bakal kembali normal kok," ucapnya menenangkan. Raka tersenyum, menatap gadis itu, jantung mitha tiba-tiba tak terkontrol, dia berdetak sangat kencang, membuatnya salah tingkah.

◍•ᴗ•◍

Alffy duduk sendirian di taman keluarga Reva, matanya terpejam dan telinganya tersumpal earphone. Dia memang tidak ikut dengan Mitha dan Raka. Dia memberikan mereka waktu untuk berdua, dia yakin Raka anak baik. Dia gak bakal bisa berani macam-macam dengan Mitha.

Amel yang tak sengaja liat allfy sendirian pun akhirnya memberanikan diri untuk mendekat.

Ku panggil mi atau jgn mi, Batin Amel. (Aku panggil atau jangan?). Akhirnya dia memilih untuk memanggil kakaknya Mitha.

"Kak?" panggil Amel, Tidak ada respon dari Alffy.

"Kak?" panggilnya dengan suara lebih keras, masih tidak ada respon darinya.

"Kakak?!!!!" teriakannya membuat Allfy sampai terkejut hingga ponselnya jatuh.

"Eh, Kak? maaf, Kak. Jatuh hp ta? tidak ji na rusak? klo rusak i nanti pi ku gantikan ki pke uang tabungan ku kak? jangan ki marah nah kak?!" cerocosan Amel membuat tubuh Alffy mematung, cewek itu berbicara cepat sekali, dan dia berbicara menggunakan bahasa makasar, bahasa yang tidak Allfy mengerti.

"Maaf, bisa pake bahasa indonesia aja? Aku gak ngerti," tuturnya.

Amel mengangguk, gadis itu mengulang pertanyaannya menggunakan bahasa indonesia, "Aduh, Kak. Maafin amel, hp- nya jatuh ya? Rusak gak? Kalo rusak nanti amel bobol tabungan deh, buat benerin hp kakak? kakak jangan marah yaaa?"

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang