★ Dua puluh tiga

3.1K 122 4
                                    

"Fin, Fin! Tau gak lo?" cewek itu menggoyang goyangkan sahabatnya yang sedang tidur sembari memakai earphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Fin, Fin! Tau gak lo?" cewek itu menggoyang goyangkan sahabatnya yang sedang tidur sembari memakai earphone.

"Paan?! Ganggu aja lo ah!" balas Fina.

"Kemarin si amit-amit pulang sama Faiz!" ucapnya berapi-api. Fina yang tadinya memejamkan mata, saat tau kabar itu matanya langsung melotot.

"SUMPAH? DEMI APA!"

"Serius gue, kemarin gue liat sendiri kali," ucapnya memprovokasi.

"DASAR CEWEK GANJEN!" Emosi jelas terlihat dari raut wajah Fina.

"Harus dikasih pelajaran tuh orang!" senyuman licik muncul dari wajah Fina.

◍•ᴗ•◍

Sore ini, Mitha menolak ajakan Faiz untuk pulang bareng lagi, dia juga menolak tawaran Nisa untuk nebeng di mobilnya. Dengan alasan tidak mau merepotkan. Mitha duduk di halte, sendirian. Suasananya sudah lumayan sepi, hanya ada beberapa orang yang masih berlalu lalang.

"Kok, lama ya." Perasaan Mitha tidak enak, di tambah lagi dia seorang diri di sini.

"Hai, sendirian aja?" sapaan itu membuat Mitha bangkit dari tempat duduknya.

"Tenang aja, gak usah tegang." Senyum miring tercetak dalam raut Fina.

"Lo tuh susah ya? Kalo dikasih tau!" Fina datang dengan dua temannya yang lain.

"Jangan dekati Faiz!"

"Lo itu gagu ya?" timpal Cita -teman Fina-

"Jawab gue! Ada hubungan lo sama Faiz?!" Keringat dingin mulai mengalir dalam tubuh Mitha.

"Ng ... Nggak ada apa-apa, Kak," ucap Mitha terbata-bata.

"ALAH! DIKIRA GUE GAK TAU YA? KEMARIN LO JALAN KAN SAMA FAIZ?!" Emosi yang selama ini Fina pendam sudah tidak bisa di tahan lagi, ia murka dengan sosok Mitha.

Ujung rambut Mitha ditarik dengan kasar oleh Kina -teman Fina juga-. "Jawab gak lo?! Jangan cuma diem aja! Gak punya mulut lo?"

Mitha merintih kesakitan, "Awww, lepas, Kak. Sakit!"

"Sakitkan?! Ini belum seberapa, ya gak guys?"

Senyuman licik mulai tercetak, mereka melepaskan tas yang tadi ada di punggung Mitha, kemudian mereka lempar dengan asal-asalan. Selanjutnya? Mitha didorong hingga jatuh, dan menimbulkan darah keluar dari kaki dan tangannya.

Mitha berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Dia hanya tertunduk, sentuhan hangat membuat Mitha kaget. "Raka?" Dia merangkul Mitha.

"Apa-apaan ini?" tungkas Raka. Fina, Cita, dan Kina hanya saling memandangi satu sama lain. 

"Lo beraninya main keroyokan ya?! Kalo bukan cewek! Udah gue tonjok lo!" Raka ikut tersulut emosi tapi ia menahannya agar tidak menyakiti perempuan.

"Tau apa lo?! Gak usah ikut campur. Dan buat lo si amit-amit! Jauhi Faiz! Ini masih peringatan." Mereka bertiga meninggalkan Mitha dengan Raka di hatle.

"Lo abis di apain tadi?" Raka merangkul Mitha dan membantu dia untuk berdiri. Air mata Mitha tidak kuat untuk dibendung lagi, dia menjatuhkan air matanya di depan Raka.

Raka mengambil tas Mitha yang terlampar cukup jauh dari hatle, dia kembali, dan melihat Mitha menangis.

"Hey, kenapa? Cerita sama gue, ada masalah apa sama cewek tadi?" Raka mengusap pipi Mitha yang sudah basah dengan Air.

"Bentar, gue kayaknya ada P3K di mobil, bentar ya? Gue ambil dulu." Mitha menatap punggung Raka saat cowok itu melangkah ke arah Mobilnya.

Cowok itu kembali dengan sekotak P3K ditangannya. "Biar gue obatin dulu, biar gak infeksi." Mitha hanya diam, tidak merespon apapun.

"Nah, selesai. Kalo lo nggak mau cerita sekarang, ya gue gak maksa."

"Ayo, gue anterin pulang?"

"T-tapi kamu jangan c--cerita ini sama orang rumah ya?" ucap Mitha.

"Lah kenapa?"

"Aku gak mau mereka khawatir."

"Yaudah oke." Raka membantu Mitha jalan menuju mobilnya.

♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ

Haloo kalian! Apa kabar! Kabar baik semoga!!

Bab 23 akhirnya update! Jangan lupa baca! Jangan lupa juga vote dan coment!

Semoga suka yaa:)

Happy reading guys!

_Dita putri♡


Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang