★ Empat puluh enam

3K 114 6
                                    

Nadin POV.

Jujur gue suka sama Raka, ya benar dari awal masuk SMA. Dia cowok baik, ganteng juga. Gue gak berani terus terang sama dia kalau gue suka.

Si Ima mendadak jadi saingan gue saat  awal kelas 11, dia terus ngejar-ngejar Raka, tapi Raka gak ngerespon. Gue pura-pura jadi orang yang biasa aja. Karena kalo Raka tau gue suka dia? Auto jadi kaya Ima gue.

Awalnya sih hubungan gue sama Raka oke-oke aja, gue pernah minta anter pulang sama Raka, dan dia nganterin. Gue sering jalan bareng, nongkrong sama dia. Tapi sekarang udah enggak sejak ada cewek yang namanya Mitha.

Gue gak tau gimana Raka bisa kenal cewek itu, yang pasti gue tau nama Mitha saat Raka telat masuk sekolah. Gue denger dia telat karena nganterin Mitha ke sekolah. Sejak saat itu gue mulai ngikutin Raka. Gue penasaran sama siapa Mitha.

Gue ngikutin mobil Raka sampai akhirnya dia berhenti di depan SMK Mentari, dari situlah gue tau Mitha kayak apa dan sekolah di mana. Gue juga tau rumahnya di mana.

Waktu itu gue ngajak Raka ke gramed, tapi dia nolak dia bilang "Lain kali aja ya, Din. Hari ini gue gak bisa." gue kira dia bilang begitu karena ada latihan band, ternyata gue gak sengaja papasan sama dia di parkiran mall bareng Mitha. Saat itulah gue benci cewek itu.

Gue cari tau apa kesukaan gadis itu, gue mau neror secara manis. Waktu ke gramed, gue langsung beli kotak kado kecil-kecil yang banyak, biar sekalian, temen gue nanya itu buat apaan, tapi gak gue jawab.

Gue nyuruh orang untuk ngebantu misi gue, awalnya gue sama dia bingung, kamar Mitha ada di mana. Sampai suatu saat gue gak sengaja liat Mitha berdiri di balkon. Saat itu pula gue tau kamar Mitha di mana.

Gue minta dia ngelempar ke arah balkon, biar langsung kenanya ke kamar. Sengaja juga gue beliin dia jubah hitam, apa lagi tujuannya? Ya biar gak dikenalin.

Gue juga tau dia pasang CCTV, makanya orang suruhan gue lebih sering beraksi malam. Misi gue berhasil, orang suruhan gue pun aman.

Ulang tahun Ima, awalnya gue nikmatin pesta itu. Namun, mood gue mendadak berubah saat liat Raka dateng sama Mitha. Ya benar! Mitha lagi!!! Kesel banget gue sama tuh cewek.

Gue muak liat muka cewek itu, makanya pada saat dia dateng gue pergi ke toilet. Waktu di perjalanan, gue gak sengaja liat kilometer listrik. Gue gak berani nyentuh alat itu, alhasil gue bayar temen gue anak yang IPS buat matiin saklarnya.

Tentu tidak gratis, gue bayar dia dua ratus ribu. Gue harus memposisikan diri gue sedeket mungkin sama si Mitha. Gue beri aba-aba temen gue untuk matiin saklar. Yeah! Gue berhasil! Gue buat tuh cewek kejebur. Tapi lagi-lagi Raka nolongin dia. Makin badmood aja gue!!

◍•ᴗ•◍

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu sekaligus hari yang buat jantungnya berdetak kencang. Ya! Pengumuman SNMPTN akan diumumumkan hari ini. Faiz, Hadi, Zanu sudah bersiap di depan laptop menantikan pengumungan itu.

"SELAMAT ANDA DINYATAKAN LOLOS SNMPTN!" teriak mereka bersamaan.

"Seriusan gue lolos?!" seru Hadi tak percaya.

"Iya men! Akhirnya!!!" sambung Faiz.

"Kita harus bikin syukuran nih!!" heboh Zanu.

Mereka dinyatakan lolos PTN lewat jalur SNMPTN. Mereka mendaftar di PTN yang sama kecuali Hadi. Faiz dan Zanu keterima di UGM dengan prodi ekonomi dan bisnis, sedangkan Hadi keterima di Universitas Brawijaya dengan prodi yang sama ekonomi bisnis.

Kenapa Hadi tidak sekampus saja dengan Faiz dan Zanu? alasannya adalah karena keluarga besarnya menginginkan dia untuk melanjutkan di UB, kebetulan juga kakaknya dulu alumni UB.

◍•ᴗ•◍

Sore ini Raka mengajak Nadin untuk ketemu di suatu cafe. Raka ingin minta penjelasan tentang semua yang dia lakukan.

"Hai, udah lama ya?" sapa Nadin sembari tersenyum.

"Lumayan," jawabnya dengan wajah datar.

"Tumben ngajak ketemu? Kenapa kangen ya lo sama gue?" canda Nadin. Dia tidak tau kalau Raka sedang tidak mood untuk diajak bercanda.

Raka mengambil laptop yang ada di tasnya, jelas Nadin bingung apa yang mau di lakukan Raka. "Kok bawa laptop? Oh mau tanya akuntansi? Atau tugas?" yang ditanya hanya diam saja.

Tak lupa juga Raka memasangkan flashdisk di laptopnya. Raka memutar vidio yang dia dapat dari Ima.

"Gue mau tanya maksudnya apa?" Mata Nadin hampir keluar tatkala melihat vidio itu. Jantung Nadin mendadak berdetak sangat kencang, dari mana dia tau? Batin Nadin.

Raka melempar kertas yang digunakan Nadin untuk neror Mitha, "gue tanya. Maksudnya apa?" ujar Raka disetai sedikit tekanan. Kertas ini? Kenapa jadi ada di Raka?!

Nadin berfikir dalam diam, dia bingung. Dia tak menyangka Raka bisa tau semua.

"Mitha salah apa sih sama lo?!"

"Kenapa lo bikin dia kayak gini, ha?!!" Raka berusaha menahan emosinya.

"Jawab Nadin!!"

"GUE BENCI SAMA DIA RAK, ASAL LO TAU!!"

"Kenapa? Apa pernah dia nyusahin lo?"

"Bahkan, dia ketemu lo aja baru sekali, kan?"

"GUE KESEL RAK!!"

"Kenapa? gue tanya."

"Gue suka sama lo Rak, bahkan dari awal masuk SMA," lirih Nadin.

Raka tak habis fikir dengan Nadin, "Biar apa lo neror Mitha?"

"Biar dia kapok!!! Dan jauhin lo!!" mendengar kalimat Nadin, Raka langsung buru-buru bangkit sembari mengambil tasnya lalu pergi, dia juga meninggalkan uang seratus ribu untuk membayar minumannya.

"Raka tunggu!!!" teriak Nadin. Nadin mencegahnya dan mengajak Raka untuk duduk di dekat tempat parkir.

"Gue suka sama lo, Rak!"

"Nad! Lo itu gak pantes suka sama gue. Lo itu cantik, pinter lagi. Lo bisa dapetin cowok lebih dari gue."

"Tapi gue pengennya elo, Rak!"

"Jangan, jangan gue."

"Kenapa? Karna Mitha? Lo suka sama dia?"

"Mungkin. Gue cabut dulu." Raka langsung pergi meninggalkan Nadin, Nadin menarik jaket Raka.

"Lo marah sama gue?"

"Tanya aja sama diri lo sendiri! Oya gak usah hubungi gue lagi, sebelum lo minta maaf sama Mitha." Setelah mengatakan seperti itu Raka langsung masuk ke mobilnya dan pergi dari tempat itu. Nadin tertunduk lemas.

♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ

Alhamdulillah akhirnya update!!!

Gimana-gimana pendapat kalian tentang part ini?

Semoga sukak!!

_Dita putri♡

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang