★ Tiga puluh empat

3.1K 129 1
                                    

Weekend berlalu dengan cepat, dua hari terasa seperti dua jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Weekend berlalu dengan cepat, dua hari terasa seperti dua jam. Weekend kemarin Raka habiskan untuk latihan band, sedangkan Mitha untuk baca novel yang dibelikan Raka.

Karena ancaman dan izin sang papah, Mitha harus rela diantar jemput oleh Raka. Bagi orang lain itu adalah Rezeki tapi bagi Mitha adalah kutukan.

"Senyum dong, pagi-pagi cemberut aja," ucap Raka.

"Ngapain sih kamu pake nganter jemput aku segala, emang gak ada kerjaan lain?!"

"Gak ada."

"Ih dasar! Kenapa gak nganter cewek yang kemarin aja?! Kan dia satu sekolah sama kamu."

"Gue pengennya nganter elo."

"Ah tererah, terserah, terserah!" ucap Mitha sembari memanyunkan bibirnya.

"Kali ini gue anter sampe sini aja ya? Gak usah sampe kelas ya?"

"Baguslah, jadi mereka ga ngira macem-macem."

"Mereka apa Faiz?" tanya Raka to the point. Mitha terbelalak mendengar kalimat itu.

"Apa sih kok ujung-ujungnya Kak Faiz?!"

"Gakpapa. Lo hati-hati ya."

"Iya, kamu juga hati-hati, ya." Raka tersenyum simpul lalu kemudian menancapkan gasnya.

Kenapa tadi Raka bahas kak Faiz?

◍•ᴗ•◍

Raka melangkah menuju kelasnya, suasananya sedang ramai, karena sebentar lagi upacara dimulai.

Raka melihat Ibnu sedang duduk memainkan ponselnya. Raka meletakan tasnya di atas meja.

"Oy, Rak?!" sapa Ibnu.

"Oit, paan?"

"Nganterin Mitha lagi?" Raka menganggukan kepalanya.

"Oh, lo kayaknya makin deket aja tuh sama Mitha? Lo suka?"

"B aja, mungkin?"

"Serius lo suka?" Raka mengangkat bahunya tak acuh.

"Tenang, gue dukung lo!" ucap Ibnu dengan penuh keyakinan.

"Thank's, Nu."

"Upacara segera dimulai, dimohon untuk segera menuju ke lapangan."

Suara itu sangat terdengar jelas seantero sekolah, Ibnu buru-buru mengajak Raka untuk berbaris di lapangan.

Setelah kurang lebih 45 menit para siswa berdiri di lapangan. Akhirnya sang pemimpin upacara membubarkan barisannya.

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang