[MASIH PROSES REVISI | MAAF APA BILA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN KATA, TANDA BACA, ATAU HURUF KAPITAL]
Mitha Aprilia, seorang siswi SMK berjurusan Akuntansi. Baginya Akuntansi itu istimewa, perlu keseimbangan untuk benar. Gadis pencinta bunga Mawa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oke, jadi yang menang pertama itu yang kalah, nanti yang kalah akan mendapat pertanyaan, dan yang kalah itu harus jawab, kalo nggak bakal kita hukum."
"Wah berat nih," ucap Nizar.
"Enggaklah cuma gitu doang, asal nanya nya jangan aneh-aneh," tutur Nisa.
"Aneh-aneh gimana?" tanya Nizar.
"Ya aneh," balas Nisa.
"Yaudahlah, gue gak tau maksud lo aneh tuh gimana," ucap Nizar.
"Udahlah, yuk kita mulai?" ajak Mitha.
"Hom-pim-pa alaihum gambreng"
Sekelompok orang di dalam lingkaran mengucapkan mantra magis itu bersama-sama. Dengan senang.
"Warna lo beda, lo kalah," tunjuk burhan ke Nisa.
"Yah, jadi gue kalah? Dan harus jawab pertanyaan kalian?" tanya Nisa.
"Yap!" balas Mereka serentak.
"Jadi sapa nih yang mau nanya duluan?" tanya Nisa lagi.
"Aku!" jawab Mitha.
"Menurut kamu, aku orangnya gimana?" sambung Mitha.
"Gimana ya? Lo itu orangnya kalo udah sama OSIS, lo sibuk banget! Lo juga sering tidur di kelas kalo jamkos, haha. Terus juga ..."
"Udah udah! Nanti aib aku kesebar!" rutuk Mitha.
"Oh ternyata ada anak OSIS yang suka tidur di kelas?" goda Faiz.
"WAHH WAH WAH," ucap Burhan. "Yang rajin aja suka tidur di kelas? apalagi si Ibnu yang kerjaannya ribut sama Ima!!!" sambungnya.
"Si Anjir!!!" murka Ibnu.
"Hahaha!" tawa seisi ruangan meledak.
"Udah udah stop ketawanya, Kasian tuh si ibnu mukanya udah kaya anak kecil kehilangan es-krimnya!" ucap Faiz.
"Bangke kau!" Mereka kembali tertawa renyah.
"Yaudah lanjut, nanya apa lagi? Apa yang kalian kepo dari gue?" tanya Nisa.
"Nomor whatsapp," ucap Nizar.
"Ha?"
"Iya, gue kepo sama nomor WA lo," tutur Nizar.
"Waduh modus baru!" celetuk Raka.
"Diem lo, Rak. Ah elah! Ngusak aja!"
"Hayo Nis? sesuai kesepakatan dong! harus JUJUR," ucap Ibnu.
"Yaudah." Nisa merogoh saku celananya untuk mencari ponsel. "Catet nih, 0874368815."
"Makasih Nisa!" raut muka Nizar yang tadinya biasa aja, sekarang berubah menjadi lebih bersinar.
"Udah ya? Dua aja?" tanya Nisa lagi.
"Iyadah udah, yuk lanjut." ajak Burhan.
"E--eh! Tapi Nisa gak boleh ikut lagi, kan dia udah kalah?" tanya Raka.