★ Tiga puluh sembilan

2.9K 114 1
                                    

Senja telah dilahap oleh sang malam, Menyisakan langit berwarna kelabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja telah dilahap oleh sang malam, Menyisakan langit berwarna kelabu. Raka tengah bersantai di ruang tengah, bersama Jio -Papah Raka-. Sayangnya ketenangan itu tidak berlangsung lama setelah mendengar bunyi--

Prang ...

Raka dan Jio langsung berlari menuju ke sumber suara. Tak butuh waktu lama untuk menuju ke dapur.

"Mah? Kenapa, mah?!" ucap Raka dan papahnya hampir bersamaan.

"Anu den, tuan. Tadi nyonya gak sengaja nyenggol piring," ucap Bi Derna -pembantu rumah-.

"Hehe ... Maaf, mamah ngangetin kalian ya? Tadi mamah gak sengaja nyenggol piring," tutur Sinta -mama Raka-. Setelah mendengar ucapan mamanya, Raka dan papahnya langsung merasa lega karena tidak terjadi apa-apa.

"Makan dulu, Pah? Rak?"

"Iya mah."

"Bibi mau makan sekarang atau nanti?"

"Nanti aja, bibi mau beresin ini bu," ucap sang bibi, Sinta hanya mengangguk kemudian menyiapkan anak dan suaminya makanan.

"Ujian kapan, Rak?" tanya Jio tiba-tiba. Raka berusaha menelan makanan yang baru saja masuk lalu menjawab pertanyaan sang papa.

"Minggu depan, pah," jawab Raka.

Jio mengangguk, "jangan lupa belajar. Jangan pacaran terus."

Uhuk ... Uhuk

Mendengar ucapan sang papah, Raka mendadak tersedak. "Minum dulu nak." Sinta menyodorkan putranya segelas air, Rakapun meminumnya.

"Siapa yang pacaran?"

"Kamu, temen-temenmu cerita ke papah," ujar Jio.

Temen kampret! Raka mengutuk teman-temannya itu yang mulutnya lemes kayak cewek.

"Bener Raka? Kamu udah punya pacar?" tanya Sinta.

"Baru OTW mah, belum pasti," jawab Raka.

"Udah mending kamu fokus ujian dulu, cewek mah gak usah dicari. Kalo jodoh pasti datang sendiri," pinta Jio.

"Iya, pah."

"Siapa sih ceweknya? Kenalin ke mama dong," godanya.

"Nanti ya, mah," balas Raka sembari tersenyum penuh arti.

◍•ᴗ•◍

Sang waktu menunjukan pukul 20.15, Danu dan ogy pamit untuk pulang. Namun niatan itu tidak jadi karena mereka mendengar suara seperti benda dilempar dan mengenai sesuatu.

"Apaan tuh?!" tanya ogy yang terlonjak kaget.

"Gak tau. Tapi kayaknya dari kamar lo, Mit?" Mitha langsung berlari menuju kamarnya di susul Ogy. Sedangkan Danu dan Nisa melihat keluar.

Lagi, sebuah bungkusan misterius ada di balkonnya. Seperti biasa, kotak kado berwarna hitam dengan pita putih menghiasi. Dilengkapi dengan setangkai bunga mawar merah yang tak jauh dari posisi kadonya.

Mitha menghela nafas gusar, dia menunjukan kotak itu pada Ogy. "Coba mit, buka." Mitha menurut, dia membuka kotak itu, menarik selembar kertas, dan membacanya dalam hati.

Kenapa tidak menurut? Kau masih bersamanya, cantik. Aku tidak suka.

"Apa Mit, isi suratnya?" tanya Ogy penasaran. Mitha memberikan kertas itu padanya.

"Ada apa, Mit? Surat lagi?" tanya Nisa khawatir. Mitha mengangguk.

"Tadi udah gue cek di luar gak ada apa-apa," sambung Danu.

"Mungkin udah kabur," ucap Ogy.

Ogy, Nisa dan Danu membaca surat itu secara bersama-sama. Setelah selesai Danu langsung mengotak-atik laptop Mitha.

Danu memberi kode agar mereka mendekat. "Liat, jam 20.16 ada seseorang yang melempar sesuatu ke atas terus kabur." Danu menjelaskan sembari menekan tombol pause untuk memperjelas.

"Kalian liat? Ada seseorang yang pakai pakaian serba hitam." Mereka mengangguk secara bersamaan.

"Dari penampilannya itu cewek apa cowok ya?" tanya Mitha.

"Belum bisa dipastikan, soalnya belum jelas," tutur Danu.

"Lo tenang aja mit, udah ada cctv, gue yakin cctv ini pasti ngebantu banget!" ucap Danu. Mitha mengangguk perlahan.

"Yaudah mit, gue sama Danu pulang dulu, kalo ada apa-apa kasih tau ya?!" sambung Ogy sembari merangkul Mitha untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Gue balik, Mit, Nis. Kalo ada sesuatu hubungin gue atau gak Ogy."

Mitha mengangguk, "iya, makasih yah. Kalian hati-hati," ucap Mitha sembari melambaikan tangan.

"Bye, Gy, Dan," timpal Nisa.

◍•ᴗ•◍

Pagi ini Mitha memberi tahu Raka agar tidak menjemputnya, karena dia akan berangkat bareng ketiga temannya itu, siapa lagi kalau bukan Nisa, Ogy dan Danu.

Mitha memilih untuk mengabaikan masalah kotak itu, toh pagi ini dia tidak mendapatkannya lagi. Dia memilih fokus untuk ujian yang akan dimulai Lusa.

Sesampainya di parkiran, dia tak sengaja melihat Faiz sedang duduk di taman sendirian. Mitha berinisiatif untuk menghampirinya dan meminta maaf.

"Kalian duluan aja ya?" ucapnya.

"Kenapa gak bareng aja?" tanya Ogy.

"Ada urusan."

"Yaudah deh, kita duluan ya," tutur Danu. Mitha mengangguk sembari melambaikan tangannya.

Setelah ketiga temannya tak terlihat lagi, Mitha mulai berjalan menuju ke taman sekolah.

"Hai," sapanya sembari tersenyum. Faiz menatap gadis itu, sembari mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Eh, hai juga," balas Faiz dengan canggung.

"Boleh duduk?"

"Boleh, duduk aja."

♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ

Akhirnya bab 39 update juga:))

Jangan lupa baca yaa.

Dan keep support me♡

Thanks for 2k readers😭


_Dita putri♡

Mitha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang