Belajarlah dari senja, yang indah saja berakhir kelam.
Malam ini entah apa gerangan teman-teman Surya berkumpul di rumahnya, tepatnya di kamar Surya. Mereka ke sini sepertinya akan menghabiskan makanan yang ada di rumah Surya, seperti apa yang dilakukan oleh kedua sahabatnya yaitu Haikal dan Satya yang sedang berebut makanan sedangkan surya dan Naufal sedang bermain PS di depan layar TV.
"Lo udah makan banyak tadi, Nyet. Ini jatah gue," protes Haikal yang tak terima jika snacknya diambil oleh Satya.
"Jatah lu apanya, orang tadi punya gue dimakan juga ama lo," bantah Satya tak terima.
"Lah bagi bagi ngapa?" kesal Haikal karena Satya tidak mau berbagi dengannya.
"Heh, apaan sih rebutan makanan kaya anak kecil aja," sela Surya yang merasa terganggu oleh keributan yag diciptakan mereka berdua.
"Ini noh temen lo Sur, rakus amat ngak mau bagi bagi makanan," adu Satya kepada Surya.
"Ya Allah, tuh snack masih bayak, kalo kurang beli lagi, rebutan lagi gue ceburin lo ke kolam," galak Surya yang sudah geram dengan kelakuan kedua sahabat luknutnya tersebut
"Yah, galak amat lo sama sahabat sendiri," protes Haikal kali ini.
"Abisnya gue lagi mikir nih," jawab Surya sambil memegangi kepalanya dengan tangan kanannya layaknya orang yang sedang berfikir serius
"BTW lo mikirin apa sih, Sur, serius amat?" tanya Satya.
"Biasalah, Mentari." kali ini Naufal menjawab.
"Lo apain Mentari, lo ngak bisa tanggung jawab makanya pusing gitu ya?" tuduh Haikal asal, sedangkan Surya langsung memelototkan matanya hingga gampir jatuh.
"Kalo ngomong saring dulu!" kesal Surya sampil menjitak kepala Haikal, sedangkan yang dijitak meringis kesakitan.
"Si Surya lagi cari tak-tik jitu buat dapetin Mentari, kata Surya, Mentari itu gadis ajaib, yang beda dari cewek lain," jawab Naufal yang kali ini menghentikan permainan di PS nya.
"Ajaib? Ajaib gimana maksut lo, ajaib bisa jadi pesugihan gitu, kaya tuyul?" sekarang Satya yang ngarang, Surya mulai geram dengan dua sahabatnya itu.
"Udah ah, lo jelasin ke mereka juga ya ngak bakal ngerti, secara mereka kan oon akut tinggkat dewa," putus Surya yang malah keluar dari kamarnya. Sedangkan Naufal malah berbaring di kasur Surya karena kelelahan mendengar ocehan ngawur Haikal dan Satya. Apakabar dengan duo spomplak? Mereka melanjutkan perebutan snack yang sempat tertunda tadi, benar benar gila mereka.
🍒🍒🍒
Pagi ini Mentari sedang menatap gerbang tinggi di hadapannya, gerbang itu sudah tertup artinya Mentari telat pagi ini.
Jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukan pukuk 07.10 berarti dia telat 10 menit, Mentari menghela nafasnya kasar, baru kali ini dia terlambat, biasanya walaupun sering berangkat mepet jam masuk, tapi tak pernah sampai tertutup gerbang seperti pagi ini, satpam bertubuh tinggi dan berjenggot panjang muncul di balik gerbang.
"Ehh ada Pak Drakor, apa kabar, Pak? Sehat? Kok makin tambah ganteng aja ya? Ya ampun, Pak jenggotnya itu loh makin keren," puji Mentari yang ada maunya pada Pak Darma, namanya Darma tapi mentari lebih suka memanggil dengan panggilan Pak Drakor, atau drama Korea, plesetan dari otak mentari memang gila.
"Nama saya Darma bukan Drakor, Mentari" marah Pak Darma karena ada yang mengganti namanya.
"Aduh, sellow atuh, Pak, sellow jangan dibawa baper, perasaan saya udah ada yang punya. Lagian kan nama bapak kan Darma, lah saya kan sukanya sama drama, saya ganti aja ya Pak, itung-itung panggilan spesial gitu, kan saya punya panggilan spesial nih buat bapak, jadi saya kan baik ya, Pak, bapak juga sangat baik, bukain gerbang dong pak, kalo saya dihukum kan kasian, Pak, nanti saya nggak cantik lagi loh, Pak" ucap
Mentari seperti tiada dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Teen FictionPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...