UAS telah di depan mata, tujuh hari ke depan seluruh siswa SMA Nusa Pelita akan merasakan pusing-pusing puyeng karena ujian ini. Terlebih kelas 12, setelah UAS pun mereka akan terus berangkat pada hari Senin, Selasa,Rabu,dan Kamis untuk menghadri pelajaran tambahan selama liburan. Khusus pelajaran UN, materi-materinya sudah selesai sebelum UAS berlangsung dikarenakan semester dua akan membahas materi UN.
"Udah siap apa belum?" tanya Surya sambil mengangkat satu alisnya dan menghadap ke arah Mentari yang masih setia membaca dan memahami isi buku biru yang sedang ia genggam.
"Udah, cuma matengin aja, sih, biar di dalem nanti lancar ngerjainnya," balas Mentari sambil tersenyum manis ke arah Surya.
"Orang pinter mah beda ya, udah pinter masih aja belajar. Minder gue kalo sampe kalah ama pacar sendiri," gerutu Surya sambil membolak-balikan buku paket yang sedang ia pegang.
"Makanya, kalau pacaran sama orang pinter, lo juga harus jadi orang pinter biar nggak minder, belajar aja masih ogah-ogahan," ejek Mentari sambil menata buku berserakan di sebelahnya.
Surya dan Mentari sudah pacaran kurang lebih satu minggu, masih sangat hangat sekali hubungannya. Teman-temannya pun sudah tau akan hal itu, sampai dompet Surya kering karena ulah gila teman-temannya itu yang meminta traktir makanan di kantin dengan porsi yang ugal-ugalan. Untung papinya pengertian dan sangat mendukung hubungannya dengan Mentari hingga Tn. Angkasa mau memberikan uang jajan tambahan untuk Surya, begitu beruntungnya nasib anak itu.
Teet teett.
Suara bel masuk terdengar nyaring di telinga semua siswa. Semuanya segera bersiap-siap karena sebentar lagi pengawas akan masuk dan membukakan pintu kelas yang selalu ditutup saat kegiatan ujian belum dimulai. Mentari berbeda ruangan kini dengan Surya mengingat tempat duduk dan ruangan ujian ditentukan oleh nomor absen. Lalu ia berdoa agar pengawas pagi ini tidak guru kiler seperti Pak Mario, Pak Bandi,Bu Ambar, dan Bu Rita, uhh adai saja empat guru itu yang mengawasinya ia tidak bisa meminta jawaban yang sulit kepada anak yang pintar.
🍒🍒🍒
Tak terasa tujuh hari berlalu dengan cepat, mungkin karena terlalu sibuk dengan kegiatan sekolah hingga tak terasa hari dan waktu berlalu begitu cepat. Ohh, memang waktu berjalan begitu cepatnya hingga meninggalkan kenangan manis dan pahit. Tak terasa juga masa SMAnya akan segera berakhir dan Surya belum juga memilih d imana ia harus kuliah dan jurusan apa yang ia akan masuki. Memang lelaki lalai.Malam ini malah Surya sudah lengkap dengan celana training dan sweter abu-abunya. Bukan ingin lari malam, melainkan ia akan berangkat ronda. Tapi arloji yang ia pakai masih menunjukan pukul 21.00 dan terlalu awal untuk berangkat ronda. Tapi ia masih saja berjalan menuju rumah bercat crem itu. Ia tak melewati gerbang saat akan masuk, melainkan memanjat pagar samping yang langsung menghubungkannya dengan kamar Naufal. Ia segera memanjat tembok hingga sampai balkon kamar tersebut, dasar monyet. Tanpa ba bi bu ba Surya langsung membuka pintu balkon dan menyelonong masuk tapa permisi kepada sang pemilik. Sedetik kemudian ia menemukan Naufal yang sedang sibuk dengan ponselnya apalagi yang ia sibukkan kecuali bermain game. Melihat pemandangan itu Surya langsung melemparkan buku yang ia temui di rak dekat pintu balkon.
Buugh
Buku itu meluncur dan mendarat mulus pada ponsel yang sedari tadi Naufal mainkan hingga benda pipih itu jatuh tepat di dahi Naufal.
"Monyet," maki Naufal saat menyadari Surya sudah berada di dalam kamarnya dan ia tahu jika pria gila itu telah memanjat tembok, dasar monyet.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Teen FictionPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...