48. Selamat tinggal.

221 11 1
                                    

"Yeay, time to shopping!" seru Raina girang.

"Dres,sepatu,tas,make up i'm come!" tambah Bella yang tak kalah girang.

"Woy, malu-maluin banget deh lo berdua!" tegur Viona yang sudah menahan malu karena dilihat banyak pengunjung karena ulah kedua sahabatnya.

Mentari hanya geleng-geleng kepala saat melihat Viona sedang berperan seperti ibu sedangkan Raina dan Bella sebagai anaknya. "Latihan jadi emak-emak ya, Bu?" goda Mentari sambil terkikik.

"Amit-amit dah gue punya anak kaya mereka," balas Viona sambil bergidik ngeri membayangkan akan mempunyai anak seperti duo sableng itu.

"Hilih, bacot tau nggak lo? Cepetan berburu buat prom night besok!" ajak Bella yang kemudian ngacir memasuki mall yang ramai pengunjung.

🍒🍒🍒

"Dibuka-dibuka belanjaan kita. Kita unboxing sekarang," girang Raina di kamar Viona, setelah pulang dari mall mereka memang memutuskan untuk pergi ke rumah Viona saja, emang markas ini mah.

"Bukan box ini mah paperbag!" ralat Viona sewot. Ini anak dari tadi emang sebel banget sama Raina.

"Yaudah, gue ganti-gue ganti. Ribut amat lo kaya ayam yang mau bertelur!" kesal Raina yang dari tadi disalahkan Viona terus.

"Enak aja lo, dari tadi lo yang ngoceh terus kaya burung kebanyakan makan!" Viona tak terima.

Mentari dan Bella memutar bola matanya malas, bosan melihat mereka berantem terua dari mall, mobil, sampai rumah.

"Udah woy!" teriak Mentari melerai keduanya, "kalo masih berisik gue pulang sekarang dan terbang ke New York nanti malam juga!" ancam Mentari yang sudah berdiri. Mentari ternyata adalah salah satu siswa yang menerima beasiswa di Amerika dan entah kapan dia akan terbang ke sana.

"Jangan!" cegah keduanya bersamaan. "Jangan, Tar. Ihh lo itu ya buru-buru amat! Besok prom night juga!" lanjut Raina yang sudah menarik tangan Mentari dan menyuruhnya duduk di ranjang lagi.

"Makanya diem! Akur bisa, 'kan?"

"Iya-iya. Oke kita buka belanjaan kita sekarang guys!" serunya yang langsung menyerbu tas belanjaan yang sangat banyak itu.

Entah Mentari hanya diam saja memandangi ketiganya yang girang sendiri melihat dres, sepatu, flatshoes, tas, slingbag, make up dan sebagainya. Ia tak beli peralatan untuk prom night yang hanya ia beli hanya sepatu kets, jaket tebal, baju biasa, celana, tas besar, slingbag yang ukurannya sedang, sandal rumahan, sandal jepit saja.

"Tar! Kok lo beli kaya gituan?" tanya Bella meneliti.

"Lo udah beli dres? Beli buat besok?" tanya Raina menyusul.

"Ini peralatan gue buat besok," jawab Mentari santai sambil mengaca melihat pantulan dirinya yang sedang mencoba jaket tebal yang baru ia beli.

"Ya kali lo mau ke prom night pake jaket tebal? Salah kostum?" canda Viona sambil terkekeh.

"Kata siapa gue mau pergi prom night?" tanyanya sambil berbalik menatap sahabatnya.

"Jangan bilang lo nggak mau pergi ke sana?"

Mentari hanya mengedikkan bahunya dan melipat jaket tebal. "Gue terbang besok sore. Teket dari sekolah berangkatnya besok kalo gue berangkat setelah prom night artinya gue hangusin tiket dari sekolahan dan harus berangkat ke sana sendiri. Mubadzir," lirihnya.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang