29. Bella tukang kibul

224 14 3
                                    

Hari Rabu memang hari yang ditunggu-tunggu oleh murid kelas XII MIPA 2 karena banyak sekali jam kosong, anak pintarpun tidak bisa munafik mengakui bahwa jam kosong itu tidak menyenangkan, buktinya anak-anak pintar saja malah sedang bergosip ria dengan temannnya.


Bobrok sekawan sedang duduk di dalam kelas, tepatnya di lantai, mereka duduk di lesehan tanpa menggunakan tikar atau-pun alas lainnya seperti tidak perduli lantai yang mereka duduki itu kotor atau tidak, mereka malah berbicara yang tidak jelas. Mengapa nama squad merek bobrok sekawan? Bobrok skawan berasal dari kata bobrok yang artinya hancur atau tidak penuh dan sekawan dalam Bahasa Jawa artinya empat, jadi bobrok sekawan artinya empat orang yang otaknya tidak penuh, begitulah.

"Itu Chen kenapa ngerap? Yang ngerap kan biasanya Chanyeol,Sehun, atau Kai?" ucap Raina bercanda berencana membuat lawakan, tapi yang ia dapatkan malah jitakan dari Mentari.

Ctak
"Chen mata lo minus," ketus Mentari setelah menjitak dahi sahabatnya.

"Emang mata gue minus, dari pada lo, otaknya yang minus," balas Raina tak terima.

"Kaca mata lo nggak ada gunanya ya?" tanya Mentari menyindir, moodnya memang sedang tidak baik hari ini, apa lagi jika bertemu dengan Raina, memang mereka tidak biaa akur.

"Gue nglawak,bangke. Kenapa lo tanggepin serius?" umpat Raina.

"Lawakan lo garing," ketus Mentari yang membuat Raina ingin sekali merobek bibir itu.

"Bisa diem nggak sih ha?" sekarang Viona yang bersuara, seolah tidak mau sahabatnya ini bertengkar, Viona memilih untuk menjitak dahi kedua sahabatnya ini.

"Sakit,bangsat," umpat Mentari yang malah dibalas pukulan dengan buku tebal.

"Bisa diem nggak sih, gue lagi chatingan sama bebeb gue, lagian gara-gara mata minus aja berantem childish banget," protes Bella yang terganggu.

"Bukan masalah mata minus, tapi masalah kaca mata tiada guna," balas Mentari yang masih emosi. Entah mengapa Mentari kini emosian sekali, apalagi dengan Raina. Seperti ada dendam terpendam.

"Haelah, masalah kaca mata aja diributin, makanya nggak usah pake kaca mata,Rai. Kelihatan nerd tau, mending pake softlens kaya gue nih, lebih memperindah bola mata," saran Bella kepada Raina.

"Cabe," cibir Raina yang masih kesal.

"Lo manggil gue cabe? Hei, ngaca cuy, lo juga cabe." Bella tak terima jika ia dikatai 'cabe' walaupun sebenarnya ia sedikit cabe-cabean mengingat dandanannya yang mirip tante girang ini.

"Lah, biar apa lo pake softlens kalo mata lo aja normal?" tanya Viona yang benar-benar menohok.

"Biar gaya lah, biar banyak cowok yang ngejar gue," jawabnya santai.

"Terus lo bangga gitu dikejar banyak cowok? Ingat,Bel. Barang murah banyak yang minat." kali ini Mentari yang berkata, entah kenapa jika dengan Mentari ia tidak marah walaupun kata-katanya yang paling menyakitkan. Atau karena memang Mentari kalau bicara tidak pernah disaring.

"Sekarang cowok mana yang lo deketin,hm," tanya Viona lembut sambil berusaha merebut benda pipih berwarna rosegold  dari Bella.

"Nggak usah lihat-lihat chat gue, nanti lo iri kalau gue lebih banyak yang ngechat." Bella- Bella dasar PD sekali dirimu.

"Hadeh, nggak iri gue sama cowok-cowok lo, gantengan cowok gue," ucap Mentari tanpa sadar sedangkan suaranya bisa didengar oleh seisi kelas.

"Makasih pujiannya,Tar," teriak Surya entah dari mana sumber suara itu berada.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang