52. Tentang dulu

222 8 0
                                    

Surya kini telah bersiap menggunakan pakaian santainya karena hari ini hari Sabtu jadi tidak berangkat kerja , ia ingin menemani Mentari pergi berjalan-jalan untuk mengenang dulu, mengelilingi Jakarta misalnya. Dan tempat yang wajib dikunjungi adalah SMA Nusa Pelita alias sekolahannya dulu. Kini lelaki itu memakai kaos oblong berwarna hijau army dilapisi jaket abu-abu dan celana hitam tak ingat umur yang semakin menua ia masih terlihat seperti anak remaja saja memakai pakaian seperti itu. Sekarang ia sengaja mamakai Adera untuk ia kendarai. Motor besar itu melaju di jalanan komplek menuju jalan raya. Perasaannya senang karena bisa membawa kembali Mentari ke Indonesia apalagi Mentari belum memiliki pasangan, bagi Surya ini adalah setitik harapan untuk memilikinya kembali.

Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di rumah gadis cantik yang ia dambakan itu. Rumahnya terlihat ramai, mungkin orang-orangnya tidak berangkat kerja. Dengan percaya diri Surya melangkah menuju pintu utama, memperlihatkan Bintang yang sedang bermain dengan Melody.

"Assalamualaikum," salam Surya yang membuat ibu satu anak itu menoleh seketika ke pintu utama.

"Waahh, ada Om Surya." Bintang histeris seakan senang karena kedatangan Surya di sini. "Masuk aja Om, tante Mentari masih di atas," ajak Bintang yang mempersilahkan Surya untuk duduk.

Surya sedikit merengut, "lo ini. Manggilin Melody kok pake 'Om' merasa tertuakan!" rajuknya tak terima.

Bintang malah terkekeh melihat mantan pacar dari kakaknya itu, "terus mau dipanggil pake sebutan apa? Pakde?"

"Tuh, malah tambah parah!"

"Eh, lo mau nggak nikah dan balikan ama kakak gue. Kalau lo mau otomatis Melody jadi ponakan lo juga, ogebb!" maki Bintang kesal karena kelemotan Surya.

"Iya juga ya," lelaki itu nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yaudah, sini Melody main sama Om. Ini calon Om Melody tauk," ajak Surya sambil mengajak Melody bermain bersama.

"Calon Om?" bingung Melody dengan nada yang polos.

"Iya calon Om. Kan Om Surya calonnya Tante Mentari."

"Aaa asssikk. Tante Mentari mau nikah ya? Yeee Melody punya temen main baru deh, cepet nikah ya Om sama Tante Tar biar cepet punya dedek," celoteh bocah itu yang membuat mata Surya membulat, "ajaran lo nih pasti, anak kecil seupil gini dah ngerti nikah bisa menghasilkan dedek bayi," tuduh Surya pada Bintang.

"Apaan ajaran bapaknya lah," sembur Bintang tak terima atas tuduhan Surya.

"Dasar keluarga BBM!" ejek Surya sambil membawa Melody ke dalam gendongannya.

"Ha? BBM apaan?" tanya Bintang bingung dengan istilah baru bagi keluarga mereka.

"BBM, Bima, Bintang, Melody. Dan lo jadi bensin, karena mudah terbakar dan meledak!"

"Dasar gila!" maki Bintang yang kemudian berjalan masuk meninggalkan anaknya untuk bersama om barunya, "Tante Taarrr, Om Surya udah nunggu!!" teriak Bintang terdengar keras walau orangnya sudah tak terlihat dari ruang tamu.

🍒🍒🍒

Mentari sedang menyisir rambutnya yang baru saja ia keringkan. Tampilannya wajahnya masih sama seperti waktu SMA dulu, hanya saja rambut hitam dulu sedikit bagian yang ia warnai pirang. Polesan make up juga masih sama, make up tipis dan lipglos agar bibirnya tidak kering. Ia memakai celana putih dengan atasan kaos polos berwarna abu-abu yang dipadukan dengan kardigan warna hijau army.

"Tante Tarr! Om Surya udah nunggu!" suara Bintang terdengar dari bawah yang membuat Mentari segera menyudahi dandannya dan mengambil barang yang harus ia bawa.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang