1.Pertemuan

952 36 17
                                    

Kau hanya sebuah angan, tak dapat tergapai apalagi terengkuh

Angin berhembus perlahan meniup rambut hitam lurus milik Mentari. Matanya masih terfokus dengan satu benda di tangannya tetapi seketika beralih saat seseorang berdiri di dekatnya.

"Tonton terus tuh si oppa-oppa ganteng yang katanya jadi masa depan. Nggak bakal terwujud, palingan juga mimpi doang lo bisa jadi pacarnya abang Chanyeol," kata yang selalu Viona katakan saat melihat Mentari termenung melihat katampanan idolanya.

"Nggak ada kenyataan tanpa sebuah impian," bigitupun kata yang selalu diucap Mentari ketika Viona memergokinya sedang menonton foto maupun video Korea.

"Bosen gue dengar omongan lo yang itu-itu terus, Pak Mario nyariin lo, katanya lo belum ngumpulin tugas matematikanya," kata Viona sambil menjelaskan.

"Udah gue buat, masih di tas belum gue kumpulin, yaudah ke kelas yuk, nanti Pak Mario ngamuk kalo gue nggak ngumpulin tugasnya, gue tadi malam mati-matian tuh ngerjain tugas dari dia, gila susah-susah banget," keluh Mentari sepanjang jalan menuju kelasnya.

"Makanya jangan suka nongkrong di rooftop pas jam pelajaran, kenakan lo sama hukuman," omel Viona sadis .

"Hah gila emang, buat apa coba ngitung-ngitung kaya gituan sudut segitiga, gradien, pytagoras,besar sudut lah nggak penting banget," ucapnya kesal .

"Ya buat lo gak goblok! Menambah mutu SDM Indonesia. Semua orang punya otak kaya lo ya bobrok nih negara!" bagitulah kata Viona, dia memang pandai menciptaka quotes sehingga Viona sering dijuluki mis bijak oleh Mentari.

"Ya ya ya, mis bijak udah mulai dengan quotes bijaknya," ucap Mentari sambil cekikikan.

"Yah, gue cuma ngasih tau aja biar nggak disakitin melulu sama mantan yang udah punya pacar, pacarnya adik sendiri, yang tiap hari selalu liat tuh mantan berangkat pulang bareng, gue mah tau sakitnya, ditikung adik sendiri," ejek Viona

"Terus aja ngungkit-ungkit mantan," omelnya kesal ketika Viona selalu mengungkit mantannya yang sering memberi harapan kepada Mentari tapi semua itu hanya haralan palsu.

Mereka mulai memasuki kelas yang terlihat sepi karena saat ini waktu istirahat dan kebanyakan siswa sedang di kantin dan menikmati makanannya dan biasanya ada juga yang memanfaatkan waktu istirahat untuk olahraga seperti basket,voly, dan lari-larian di koridor untuk sekedar iseng-isengan saja tapi juga ada yang mengganggu.

Mentari yang masih sibuk mencari kertas yang berisi tugas matematika yang semalan ia buat mati-matian karena soalnya sangat sulit menurutnya.

"Udah?" tanya Viona yang masih berdiri di samping bangku Mentari.

"Udah nih," jawab Mentari sambil menunjukkan secarik kertas folio yang sudah penuh dengan coretan rumus.

"Yaudah yuk, jam setengah 10 harus ngumpul tuh tugas kata Pak Mario, " ajak Viona.

Mereka keluar dari kelas dan saat Mentari berjalan tepat di pintu ada seseorang yang menabraknya dan menumpahkan minumannya yang mengenai baju Mentari sekaligus tugas yang Mentari buat mati-matian tadi malam.

"Oh my god, baju gue tugas gue, basah!" teriak Mentari kaget

Gadis itu mengangkat kepalanya dan memandang wajah pria yang menabraknya tafi "dan pasti elo yang nabrak gue tadi kan?" amrah Mentari semakin memuncak.

"SURRRYYAAA!!" teriaknya saat melihat Surya, teman sekelasnya yang hobby membuat rusuh seisi kelas menumpahkan minumannya di baju dan kertas berisikan tugas.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang