15. Kemarahan Bintang

239 10 0
                                    

istirahat kali ini  tidak digunakan Surya untuk makan di kantin atau berduaan dengan Mentari seperti biasanya, ia sekarang malah berada di kelas sebelah XII MIPA 1 tepatnya. HiJamdupnya yang penuh teman membuat Surya mempunyai banyak kegiatan di sekolahan, seperti jika bersama Haikal dan Satya, mereka menghabiskan waktunya untuk mengoda dedek gemesh alias adek kelas di kantin, jika bersama Naufal, Surya menghabiskan waktunya untuk mabar ML atau bermain basket,volly atau futsal saat istirahat.

Saat ini surya sedang mabar ML di kelas Naufal, tapi terganggu oleh satu nenek lampir yang dari tadi mengikutinya.

"Sur, ke kantin bareng yuk!" ajak Bintang dengan nada manja yang membuat Surya jijik sendiri.

"Ogah, ke kantin aja sono ama entek-entek lo itu!" tolak Surya yang masih dengan gamenya.

"Kalo gue lagi pengen ke kantin sama lo nggak papa, kan?" eyel Bintang yang masih mengajak Surya.

"Lo punya pacar, gunain pacar lo buat antar lo sana-sini, jangan sampe pacar lo malah godain gebetan gue!" ucap Surya.

"Nggak lah, Bima nggak mungkin godain Mentari."

"Tapi elo kan yang godain Bima sampe Mentari sama Bima putus, terus lo jadian sama mantan dari kembaran lo?"

"Eh, siapa juga yang ngoda Bima, emang dari sononya gue lebih cantik dari pada Mentari, jadinya Bima lebih milih gue dibanding Mentari!" bela Bintang.

"Iya cantikan lo, kan lo pake dempul sama gincu!" ucap Surya yang membuat Bintang marah.

"Ih lo rese, males gue ngomong sama lo!" teriak Bintang kencang dan langsung pergi dari hadapan Surya

"Sono pergi, Alhamdulilah kalo lo males ngomong sama gue, merinding gue ngomong sama mak lampir, dasar kue nastar!" gerutu Surya .

"Udah ah, gue males mabar, di kelas lo ada nenek sihir!" ucap Surya yang mematikan hpnya dan memasukan kedalam sakunya sedangkan Naufal hanya diam melongo menatap sahabat sekaligus sepupunya yang dibuat kesal oleh kelakuan Bintang alias teman sekelasnya.

🍒🍒🍒

Jam dinding kelas sudah menunjukan pukul 15.45, Bel pulang sudah berbunyi nyaring, membuat guru-guru yang sedang mengajar menghentikan aktifitasnya dan mengakhiri pelajaran kali hari ini.

"Saya akhiri pelajaran kali ini, sekarang silahkan berdoa!" ucap pak Bandi.

"Ditempat duduk, Siap Grak, menurut agama dan kepercayaan masing masing, Berdoa mulai" Bobby selaku ketua kelas memimpin doa.

Semuanya menundukan kepala dan berdoa menurut kepercayaannya.

"Selesai" Bobby kembali mengomandani ketika berdoa sudah selesai.

"Selamat sore, untuk yang eksul selamat menjalankan aktifitas, selanjutnya, bagi yang tidak eksul langsung pulang ke rumah masing-masing," pamit pak Bandi .

"Iya pak," jawab muridnya mengiyakan, setelah itu pak Bandi langsung pergi meninggalkan kelas yang sudah ramai itu.

"Tar, mau langsung pulang atau kemana gitu?" tanya Surya yang sudah berdiri menunggu Mentari memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

"Pulang aja, nggak denger lo Pak Bandi barusan bilang apa?" jawab Mentari sewot.

"Santuy dong ah, elo mah sewot mulu bawaanya!" keluh Surya sambil mengerutu.

"Ya udah gue ramah nih. Kita pulang langsung ya Surya, Pak Bandi kan barusan nyuruh langsung pulang!" ucap Mentari yang dibuat selembuat-lembutnya.

"Tau ah gue ngambek!" ucap Surya layaknya anak kecil yang marah ketika tidak dibelikan mainan oleh ibunya dan langsung berjalan keluar kelas.

Mentari yang melihatnya langsung mengejar, berusaha menyamakan dengan langkah lebar Surya.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang