Jika saja cinta hilang semudah datangnya, pasti tiada orang yang berhati-hati menaruh hati. Tetapi aku terlalu ceroboh menjatuhkan hati pada tangan yang sudah menggenggam hati lain.
Surga anak sekolah adalah jam kosong, seperti yang sedang dialami oleh kelas Surya, jam pelajaran Biologi dikosongkan, karena Pak Bandi, sang guru biologi sedang menghadiri kondangan di saudaranya, biarpun mereka sudah kelas 12 tetapi masih ada jam kosong yang tidak digantikan oleh guru lain.
Ada yang bermain gitar dipojokan kelas, ada segerombol cowok-cowok yang sedang membicangkan pertandingan bola tadi malam, ada yang keluar dari kelas untuk makan di kantin, dan para cewek ada yang berdandan dengan mengoleskan bedak dan lipstik sampai menor, ada juga yang ngrumpi hanya membicarakan kucing tetangganya yang hamil di luar nikah, ada yang hanya membaca novel dibangkunya sendiri, dan sampai ada yang nyanyi-nyanyi tidak jelas di depan papan tulis, tapi lain dengan Surya.
Cowok itu masih duduk diam ditempat duduknya sambil memperhatiakan cewek yang sedang bernyanyi bahasa korea apa adanya, kenapa apa adanya? karena ia menyanyikan lagu sebuah boy band besar Korea bernama EXO dengan nada yang sama tapi lirik yang di slewarkan dari lirik aslinya, biasalah fangril, ia suka bernyanyi tapi ia tak tau arti dan lirik lagu sebenarnya, yang hanya mereka tau adalah mereka senang dengan K-Pop dan selalu mendukung K-Pop.
Mata Surya belum beralih dari cewek berambut panjang yang dikepang satu dan dandanan apa adanya, dan malah terkesan seperti tidak dandan. Senyum tipis terbentuk di bibir merahnya melihat gadis yang baru ia sukai kemarin lusa sedang tertawa lepas seakan akan tanpa beban.
Tiba-tiba niat dari mana arahnya datang padanya, ia beranjak dari tempat duduk dan mendekati para cewek Kpopers yang sedang bernyanyi tidak jelas di depan papan tulis.
"Dari pada kalian nyanyi Korea yang kalian semua ngak tau artinya, mending duet sama gue, kita nyanyi lagu dangdut!" ajak Surya tiba tiba yang menyebabkan aktivitas mereka terhenti.
"Eh, kita Kpopers, bukan dangduters, jadi jangan ajak kita nyanyi dangdut," ucap Raina, salah satu fangril di kelas Surya.
"Kata siapa, di sini juga ada yang isi hpnya lagu lagu dangdut," kata Viona.
"Siapa?" tanya Bella.
"Tuh, si Mentari, liat aja noh HPnya selain korea ya dangdutan isinya," kata Viona sambil menunjuk Mentari yang kaget, karena mereka semua kira disini tidak ada yang menyukai musik dangdut.
"Bener, Tar, lo selain suka Korea lo juga suka dangdut?" tanya Raina tak percaya.
"Eee enggak , lagu dangdut di HP gue cuma koleksi kalau gue lagi mau aja, gue nggak suka dangdut, beneran deh," ucap Mentari gagu.
"Tuh kan ada yang suka dangdut, aduh Mentari lagi, Ayok duet sama Abang Surya, kita nyayi apa ya? lagu yang bagus apa ya?" ucap Surya sambil memikir dan kegirangan karena ia akan berduet bersama Mentari, gadis yang ia sukai.
"Gue? duet sama lo? Hah ogah, duet aja tuh sama tembok," ucap Mentari kasar dan menolak ajakan Surya mentah-mentah dan langsung berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin.
"Aduh babang Surya ditolak sama dedek Mentari," ucap Surya dengan muka meweknya.
"Dih gue jijik, guys," Ucap Bella sambil berjalan meninggalkan Surya.
"Sama, gue juga, Bel," ucap Raina.
"Tuh temen temen gue pada jijik sama lo, ih gue juga jijik sama lo, aduh dosa saya apa Ya Allah, bisa sekelas dan tetanggaan sama pantat dugong kaya gini, ampuni kesalahan hamba Ya Allah," ucap Viona mengejek dengan muka dramatisnya.
"Lo juga alay, jigong, sono pergi lo jangan pernah kembali dihadapan gue," ucap Surya kesal, karena sahabat sekaligus tetangganya ini sangat membuat mood-nya hancur.
🍒🍒🍒
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Mentari dan Viona baru saja keluar dari kelas dengan alasan mereka malas berdesak- desakan ketika seluruh murid dipulangkan, dan pasti koridor dan tangga akan penuh dengan murid-murid yang ingin segera pulang atau murid-murid yang sudah jenuh belajar di sekolah.
"Vi, kenapa sih lo bilang ke anak- anak kalo gue suka dangdut?" keluh Mentari kepada Viona.
"Nah, emang lo suka dangdut, kan?" jawab Viona sok polos.
"Ihhh, gue malu tau, yakali kpopers suka dangdut kan nggak nyambung," ucap Mentari kesal sambil memukul lengan Viona pelan.
"Hahahaha, lo malu sama temen temen atau lo males diajak duet sama Surya makanya lo ngak-ngaku kalo lo sebenernya juga suka dangdut," ucap Viona sambil cekikikan.
"Ya sebenernya gue males banget ngladenin permintaan si Surya," ucap Mentari dengan wajah ditekuk.
"Kayanya si Surya demen deh sama lo ,Tar," ucap Viona ngaco.
"Hah, enggak lah, lagi pula kalau seandainya dia juga suka, guenya ogah-ogahan suka sama manusia setengah jadi kaya dia," ucap Mentari mengejek sambil bergidik ngeri.
"Hahaha, awas aja lo kalo lo sampai suka sama Surya juga, gue sukirin lo, tapi ngak papa deh kalo seumpama Surya bisa ngebikin lo move on dari Bima, dari pada lo terjebak cintanya Bima yang sampai detik ini malah mencintai kembaran lo sendiri," ucap Viona prihatin.
"Udah lah nggak usah dibahas lagi, lagi pula kan udah jadi mantan, nanti malah gue gagal move on gara gara lo ngomong kaya gituan," ucapnya tak peduli.
"Emang lo udah gagal move on kali ,Tar," ledek Viona sambil tertawa puas yang hanya dibalas putaran bola Mentari malas.
"Hallo, gadis-gadis manis dan cantik!" sapa si biang kerok, siapa lagi kalau bukan si Surya, tapi kini dia tak sendirian, dia bersama teman sekaligus sepupunya, yaitu Naufal.
"Mau ngapain lo disini? Minggir lah gue mau lewat," ucap Mentari sewot.
"Eeeehhhh Tuan Putri Mentari dilarang pulang kalau bukan Pangeran Surya yang nganterin," ucap Surya sambil menghadang Mentari.
"Apa-apaan sih lo, Sur, gue mau pulang minggir atau gue pukul," ancam Mentari.
"Aduhh, gimana ya. Ayolah, Tar, ayo pulang bareng gue sesekali ini aja," ucap Surya sambil memohon-mohon.
"Gue bilang enggak ya enggak," ucap Mentari kasar dan langsung menyingkirkan Surya dari hadapannya yang langsung berjalan keluar gerbang dan naik angkot dan disusul oleh Viona.
"Ditolak lagi bos," ucap Surya lemas.
"Sabar bro, lama-lama Mentari pasti bakal luluh kok sama lo. Tinggal liat aja nanti, pokoknya pengambilan raport gue jamin lo udah bisa jadian sama si Mentari." ucap Naufal menyakinkan Surya.
"Apa? Sampe pengambilan raport?, sekarang sampe pengambilan raport itu kurang lebih 3 bulan, sekarang aja udah ditolak tiap hari kaya gitu terus kok," ucap Surya melas.
"Ya jangan gitu, lo tau batu?" tanya Naufal.
"Ya tau, lah,lo tanya nggak bermutu amat sih, mau kepala lo gue lemparin batu?" ucap Surya kesal.
"Dengerin gue dulu, sekeras apapun batu lama lama akan tetkikis hanya dengan tetesan air yang terus menerus, jadi sekeras apapun hatinya, bisa terkikis dengan cinta lo yang lo teteskan terus menerus dihatinya Mentari," ucap Naufal meyakinkan.
"Iya juga ya, aduh saudara gue bijak amat deh, tambah cinta gue," ucap Surya kegirangan sambil peluk-peluk Naufal.
"Ih jijik gue," ucap Naufal menyingkirkan Surya lalu pergi meninggalkan Surya yang masih kegirangan.
🍒🍒🍒
Thank you.
Jangan lupa vote dan komentarnya.
Sangat butuh sekali saya yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Teen FictionPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...