21. Ancaman Viona

256 8 0
                                    

3 hari berlalu tanpa komunikasi dengan Mentari membuat waktu Surya serasa hampa. Mentari tak mengajaknya berbicara sama sekali walaupun ia sering menciduk Mentari sedang memperhatikannnya saat jam pelajaran. Ia masih duduk bersama Vidia dan Mentari kini pindah di tempat duduk belakang sendiri yang dekat dengan Viona. Surya belum bisa membuka bicara dengan Mentari. Mengetahui hal itu , Bima mulai mendekati Mentari lagi, tapi Surya bersyukur karna Mentari bukan tripikal cewek yang mengejar-ngejar cowok. Dan dia juga sering sekali menolak tawaran jalan-jalan dengan Bima. Seperti yang sekarang Surya lihat Mentari sedang duduk di kursi koridor depan kelas dengan ketiga sahabat gilanya, entah apa yang dibicarakan mereka tetapi nampak bahagia tercetak di wajahnya. Surya tak mengetahui jika Mentari benar-benar sudah mencintainya atau belum.

Tetapi ia melihat Viona berjalan ke arahnya.

"Kalo cinta tuh nggak usah sok-sokan ngejauhin gitu kali Sur!" ledek Viona yang kini ada di depannya.

"Nggak, gue udah nggak cinta!" Surya tetap mengelak.

"Kelihatan amat dari wajah lo kalo lo itu bohong sama gue, udah deh sekarang lo masuk kelas, gue yakin lo belum kerjain pr kimia, kan? Lo masuk aja ambil buku biru gambar tulisan tulisan itu deh di meja gue, salin. Nanti sore gue kerumah lo!" suruh Viona yang langsung diangguki oleh Surya.

🍒🍒🍒

"Udah kali Tar, jangan galau-galau gitu, nanti muka lo keriput gara-gara cemberut terus!" bujuk Bella yang kini duduk di samping cewek berrambut panjang yang dicepol itu.

"Gue nggak galau kali Bell" kekeh Mentari yang dibalas cibiran dari ketiga sahabatnya.

"Nggak galau tapi cemberu,t" ledek Raina kali ini.

"Apa deh Raii!" elak Mentari dengan memukul pelan bahu cewek berkacamata itu.

"Udah deh Tar, ngaku aja kalo lo polinlop sama Surya, kan?" tawa Viona pecah kali ini.

"Enggak Ya Allah. Lo bertiga kok godain gue terus deh. Ngambek nih gue!" bantah Mentari.

"Halah, kemarin aja lo bilang gini sama gue 'perasaan sama hati gue aja yang salah kenapa jatuh ke Surya' " ucap Raina yang menyamakan nada bicara Mentari.

"Apa deh Rai, pulang aja deh lo bertiga!"

"Cie cie," goda mereka bertiga yang membuat muka mentari memerah.

Bobrok Sekawan alias Mentari,Viona, Raina, dan Bella sedang berada di depan perpustakaan lantai satu yang berhadapan langsung dengan lapangan tengah berumput alias lapangan upacara, Lapangan yang ada di Nusa Pelita ada 5 yaitu lap upacara yang ada di tengah-tengah bangunan berlantai 3 itu, dan lapangan basket,voli,tenis,futsal yang ada di belakang gedung, masing-masing lapangan memiliki tribun . Dan untuk olahraga lain-lain ada di ruangan indor lantai tiga dan dua. Dan khusus ruang musik,ruang teater, dan ruang latian dance ada di lantai satu. Nusa pelita juga memiliki kolam renang sendiri yang terletak di samping kanan gedung. Dan pembatas antara lapangan-lapangan belakang hanya pohon dan taman-taman bunga. Sedangkan di bagian depan terdapat taman serta kolam ikan dan kolam air mancur.

Tak sengaja Mentari melihat Surya yang tengah berjalan bersama Haikal dari arah kantin. Ia masih menggunakan baju yang biasa digunakan siswa Nusa Pelita pada hari jumat, yaitu celana hitam polos dan baju putih dan rompi merah maroon khusus laki-laki dan perempuan membawa rok kotak kotak berwarna merah maroon dan atasan seperti laki laki bedanya jika cowok rompinya pendek sedangkan untuk cewe rompi panjang . Tapi yang mentari lihat surya hanya memakai baju putih dan celana hitamnya saja, dan rompi maroonnya sudah ia buang entah kemana.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang