9. Dragon Fire

299 16 0
                                    

Lihatlah! Awan saja akan hilang tertiup angin. Begitu pula lukamu, jika kau berusahan pasti akan sembih juga.

15.45, angka yang ditunjuk jarum jam di pergelangan Mentari, Sore ini ia ingin langsung pulang, mengingat dia belum mencuci baju, itulah pekerjaan Mentari sehari-hari.

"Ayok Vi cepetan biar si Surya nggak lihat, dia pasti masih makan di kantin ama temen stresnya itu," ucap Mentari sambil menarik narik Viona menuju motor matic merah yang terparkir disana.

"Bentar deh ah elu ribut amat, gue masih bingung nih sama pelajaran kimia yang tadi dikasih ama bu Ambar," bantah Viona yang masih fokus memandang buku bersampul merah di tangannya itu

"Halah, lo mikirnya pelajaran mulu, susah ya sahabatan ama orang pinter, coba mikirin gue ngapa. Udah hampir satu minggu gue berangkat pulang bareng sama Surya, dan harus pura-pura baik, sekarang peluang yang cukup baik buat menghindar dari dia karena tadi dia ada urusan masalah motor sama temenya, ayolah Vi." mohon Mentari yang sama sekali tidak digubris oleh Viona.

Bbbrruumm.

"Mentari!" panggil seseorang berhelm merah itu.

"Eh Surya," jawab Mentari sok manis padahal ingin mual sekali dia sekarang.

"Kirain tadi udah pulang, pulang bareng gue ya?" ajak Surya dengan senang hati.

"Oohh nggak usah gue pulang sama Viona aja, ya kan Vi," ucap Mentari sambil menoleh kearah Viona. sedangkan Viona malah merogoh sesuatu didalam saku bajunya.

"Bentar deh Tar, hp gue geter," ucap Viona yang sedang memegang benda pipih itu

"Iya yah"

"........"

"Jemput bunda?"

"........."

"Di rumah tante Maria? oke oke yah, Viona udah keluar kelas kok"

"........"

"Iya iya,waalaikumsalam"

Mentari tau. pasti ini acting dari seorang Viona Nirmalasari.

"Duh Tar. sorry banget ya, lo pulang ama Surya aja ya. gue disuruh ayah buat jemput bunda dirumah tante gue, rumahnya nggak searah sama rumah lo jadi sorry banget ya, lo pulang sama Surya nggak papa kan?" tanya Viona dengan muka merasa bersalah padahal dalam hatinya ia ingin sekali tertawa sekencang-kencangnya.

"Tuh tar, Viona nggak bisa, sama gue aja ya dari pada lo disini nunggu angkot nggak nemu-nemu,"jawab Surya kemudian.

"Iya-iya deh," putus Mentari yang sebenarnya ingin menolak mentah-mentah ajakan itu, tapi dia masih mengingat misi sialan.

Mentari menaiki motor, dan selalu diberi jaket untuk menutupi pahanya.

"Tar jaket udah buat nutupin paha, nanti gue beliin helm ya, lo mau helm kaya gimana?" tanya Surya.

"Nggak usah repot repot Sur, ngak usah beliin helm," jawabnya.

"Nggak papa, besok gue usahain udah bawa. soalnya bahanya kalo naik motor ngak pake helm," ucap Surya yang langsung menjalankan motor sport merah itu.

🍒🍒🍒


Seperti malam biasanya, Surya keluar untuk masalah motor, Balap liar sudah menjadi pekerjaanya setiap malam.Berada di jalanan sepi malam malam seperti ini sudah menjadi kebiasaan, bersama teman temannya, siapa lagi kalau bukan Naufal,Haikal,Satya,Very,Beno,dan Aldi.

About Meet (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang