Bobrok sqawan hari ini memang tak seharusnya berangkat, tapi karena ia ingin berkumpul dan menghabiskan masa SMA yang tinggal beberapa hari ini, jadi mereka habiskan untuk menikmati hari akhir kebersamaan di sekolah yang penuh kenangan ini.
Mereka berangkat bersama-sama menggunakan mobil Raina untuk pergi ke sekolahan. Setelah sampai, mereka langsung menuju ke kantin lantai 2 di mana tempat anak kelas 11 makan. Sengaja? Tidak, mereka tidak sengaja makan di sana berhubung mereka kangen saja dengan tempat ini. Satu gerombol cewek gila itu memilih tempat duduk di pojok dekat dengan jendela jika menoleh ke samping saja sudah disuguhi oleh pemandangan luar yang sangat indah.
Raina menyenggol lengan Mentari dengan sikutnya dan Mentari menoleh ke arah gadis itu sambil matanya bergerak seakan bertanya "apa?". Raina langsung melirikkan matanya kearah samping kirinya yang ternyata terdapat segerombolan geng dari Kia. Mentari menyunggingkan bibirnya dan mengangguk seakan ada rencana yang akan ia buat.
"Bel! Mentari kan udah selesai ujian nih, lah dia kan udah bebas tuh. Menurut lo mending dia terusin aksi bullyan itu nggak? Dia kan dulunya ratu bully anak IPA," celetuk Raina sepontam sambil mengisyaratkan pada Bella agar menoleh ke samping kirinya.
Bella akhirmya paham maksut dari Raina, "kalo gue sih mending lanjutin aja, Tar! Lo vakum malah adek kelas jadi semena-mena sama kakak kelas. Nggak ta sopan santun juga," balas Bella sinis dengan nada menyindir.
"Kalo gue sih terserah kata hati aja. Gue bakal ngebully siapa-pun yang bersalah dan akan nolong siapa-pun yang butuh pertolongan. Tapi lebih selektif aja, nggak nolongin orang yang nggak tau terima kasih maksudnya!" sindir Mentari keras dan didengar oleh gerombolan Kia dan kawan-kawan.
"Lo sih terlalu baik orangnya, kalo mau nolong tuh dipikir dulu, Tar! Pantes nggak ditolong! Jangan asal nolong, orang biasanya nggak tau terima kasih ditolong malah nusuk. Kalo istilah jawanya ditulung malah mentung," tambah Viona yang membuat panas telinga Kia mungkin.
"Gimana hubungan lo sama Nopal, Pi? Baik aja?" tanya Mentari mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulilah, baik. Doain aja ya jangan ada PHO di antar kita," jawab Viona yang menekankan kata PHO pada kalimatnya.
"Kalo gue ya, Tar. Kalo tau ada PHO? Sikat aja jangan beri ampun. Apalagi PHOnya orang yang dulu lo tolong. Iiuhhh tuh cewek nggak laku apa emang gatel?" serkas Bella sambil menatap jijik meja yang Kia tempati.
"Gue mau ambil garem dulu ya?" pamit Raina yang setengah beranjak dari tempat duduknya.
"Mau buat apa?" sambar Mentari ketika mendengar kalimat membingungkan dari Raina.
Raina tersenyum jahat, "mau garemin es jeruk ini. Katanya asem-asem sama asin bisa ngilangin penyakit gatel. Makanya gue mau minta garem buat campuran es jeruk terus lo siramin deh ke tubuh orang yang gatelan. Biar sembuh!" tekan Raina yang menyindir dengan tatapan tajam ke arah Kia. Kia sudah menunduk takut, tak berani menatap kakak kelasnya itu.
"Jangan deh. Nggak ada pahlawannya, pahlawannya belum berangkat kayanya nanti nggak ada yang nolongin. Mending es jeruknya lo minum aja sayang kalo di buang. Penyakit gatel dia udah parah nggak sembuh kalo buat siram nanti malah air yang kuning keorenan ini berubah jadi item kaya air limbah," kekeh Mentari yang masih menatap tajam ke arah Kia yang menunduk. Lalu dia sedikit berbisik pada sahabatnya dan tiga adik kelasnya itu beranjak dari meja kantin padahal makanan mereka masih setengah dan belum habis.
"Yahh, pergi. Kerasa kali ya kalo disindir habis-habisan,", ucap Viona setengah berteriak.
🍒🍒🍒
Semua siswa kelas 11 yang berada di koridor menatap 4 gadis yang sedang berjalan dan dijadikan pusat perhatian. Empat gadis itu berjalan angkuh tak peduli dengan adik kelas yang berbisik entah itu memuji atau pun merendahkan. Diikuti oleh sang ratu gosip yaitu Pipit anak kelas 11 IPS 1 yang membawa HPnya sambil mengadakan siaran langsung di instagram. Empat gadis itu memasuki kelas yang di dalamnya terdapat beberapa siswa yang sedang merumpi atau sekedar bermain HP.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Teen FictionPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...