Pagi ini kelas XII MIPA 2 sudah sangat ramai sekali, entah mengapa semua siswa berangkat sepagi ini, mungkin PR fisika yang belum mereka kerjakan. Jujur saja Surya juga belum membuatnya, ia tadi malam sudah sempat membaca soalnya, tapi karena ia muak dengan angka-angka dan rumus ia kembali menutup buku pelajarannya dan memilih tiduran di kasur. Lagi-lagi jadwal diganti, awalnya matematika wajib yang ada di jam pertama hari Senin setelah upacara, dan diganti menjadi kimia, dan sekarang diganti fisika. Kenapa harus mapel hitung dan mapel yang membuat pusing , kenapa tidak pelajaran kesenian, gambar, atau seni suara saja yang tidak perlu mikir matang-matang. Surya kembali memilih duduk ditempatnya semula karena ia ingin menepati janji viona waktu itu. Mentari belum berangkat, jelas saja ini masih sangat pagi bagi Mentari pukul 6.35 Surya tebak gadis itu sedang berendam sambil bernyanyi K pop. Bagaimana tidak, Mentari baru akan bangun jika jam dinding kamarnya menunjukan pukul 6.30. Dan ia baru akan sampai gerbang sekolahan pukul 06.55. Pokoknya satu menit sebelum bel ia baru akan sampai gerbang. Surya kebingungan ia harus meminjam tugas siapa sekarang, Fisika, mapel yang hanya dikuasai oleh Mentari, Viona saja keteteran dengan tugasnya, buktinya dia sekarang juga sedang ribut menyalin jawaban yang belum tentu kebenarannya.
"Eh, Surya udah baikan ya sama Mbak Sunny?" Goda Haikal saat masuk kelas.
"Nggak, gue cuma mau duduk sini aja!" jawab Surya cepat.
"Halah, kalo kangen sama Mentari mah bilang aja, tuh bocahnya lagi sama Bima." gantian Satya kini yang berbicara, perkataan Satya membuat Surya berdiri.
"Dimana?" Tanya Surya serius.
Gelak tawan Haikal dan Satya pecah saat melihat wajah panik Surya.
"Di mana-mana hatiku senang!" jawab Haikal yang masih tertawa.
"Bangke!" umpat Surya kemudian, ia kembali duduk, moodnya sedang hancur hari ini dan ia dibohongi oleh sahabat gilanya itu dijadikan bahan lelucon pula, ingin sekali ia menenggelamkan mereka ke sungai
Amazon,agar dimakan beruang."Hallo every body, Mentari datang lagi dengan sinar kecerahan menerangi dunia!" seketika aktifitas di dalam kelas terhentikan karena suara cempreng yang bersumber dari depan pintu kelas berwarna putih itu.
"Akhirnya anak dari Robert Hooke dateng Ya Allah, kau mengabulkan doa saya Ya Allah, bagi buku fisika lo, gue mau nyontek?" tagih Raina yang ini sudah di depan gadis berramput hitam panjang itu.
"Rugi gue berangkat 15 menit lebih awal dari biasanya!" gerutu Mentari yang sibuk mengambil sesuatu dari dalam tas berwarna maroon itu.
"Ealah lo jadi temen pelit amat, thanks ya!" Raina mulai merebut benda kotak berlembaran itu dari tangan Mentari, yang kemudian orang yang ada di kelas mulai bersorak-sorak bergembira karena akhirnya terbebas dari ancaman Pak Wira, alias guru fisika yang teramat kiler.
Sederhana saja hanya butuh waktu dua menit bukunya sudah kembali, karena Raina sengaja memfoto tugas itu kemudian ia bagikan kedalam grup WhattsApp kelas XII MIPA 2.
"Thanks ya, lo emang anaknya Newtoon terhebat tau nggak!" ucap Raina yang mengembalikan buku, yang hanya dibalas cibiran dari Mentari.
Mentari mulai berjalan ke arah bangku pojok di belakang Viona. Tetapi saat tangannya baru saja meletakan tas di bangku ada satu tangan yang menariknya dan melihat tas maroonnya dijinjing oleh seseorang, badannya ikut oleh arah gerak tangan yang menariknya itu. Dan siapa yang menariknya? Siapa lagi kalau bukan Surya. Setelah sampai ditempat duduknya semula Surya menyuruh duduk dengan isyarat dagunya. Tangan besar itu langsung menyambar buku berwarna hitam dengan gambar dream catcher itu.
"HP gue mati," ucapnya singkat yang diangguki oleh Mentari, tanpa sadar segaris lengkung muncul dari bibirnya, ia bahagia Surya mulai berbicara dengannya dan mau duduk semeja dengannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Novela JuvenilPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...