Setelah Ujian Nasional berakhir artinya siswa kelas 12 sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar lagi di kelas. Jadi, sekolahan tidak mewajibkan muridnya untuk berangkat setiap hari tapi khusus untuk hari Senin dan Kamis siswa kelas 12 diwajibkan berangkat karena akan mendapat promosi kampus-kampus yang menerima siswa lulusan Nusa Pelita. Bagaimana tidak? Nusa Pelita adalah sekolahan yang melahirkan lulusan bernilai tinggi, kampus mana yang mau menolak lulusan SMA ini? Tapi kebanyakan kampus yang berpromosi sih kampus kecil dan masih belum terlalu bagus jadi lulusan SMA ini jarang yang berminat. Hari ini Kamis makanya Mentari sudah siap-siap pada jam 07.30. Siswa wajib datang ke sekolahan saat hari Senin dan Kamis paling lambat jam 08.30 dan untuk hari lain boleh saja memasuki sekolahan dengan jam masuk bebas asalkan memakai seragam sekolah yang menyesuaikan hari saja. Hari ini Mentari membawa motor matic hitamnya, semenjak Surya menjauh dia tak pernah dijemput lagi dan memutuskan untuk mengendarai kendaraan sendiri dari pada naik angkot. Ia berusaha tidak apa-apa saat melihat Surya memosting foto Kia di instagram atau ia jadikan story WhatsApp atau Instastory. Cemburu? Jelas ia cemburu cewek mana yang nggak cemburu melihat pacarnya jalan layaknya orang pacaran dengan orang lain? Jika benar-benar sayang, sudah Mentari jamin cewek itu akan cemburu bahkan sampai ada yang memutuskan juga. Tapi Mentari bukan tipe yang seperti itu, dia akan mempertahankan hubungannya walaupun hanya satu saja yang mencintai. Mengambil keputusan saat hati tidak tenang bukankah hal yang merugikan? Ia juga bukan tipe cewek yang mengekang pacarnya tapi tidak sebebas ini juga!
Mentari menggeleng pelan dan menatap dirinya dari pantulan cermin, "nggak usah pikirin Surya! Anggap semuanya kaya biasa!" gumamnya menguatkan, ia harus terlihat bahagia teman-temannya tak boleh tau jika dirinya menyimpan kekecewaan ini!
Ia mengambil tas merah maroon yang ia pakai biasanya di atas ranjang, tas itu terlihat kosong, bagaimana tidak kosong? Isinya aja HP sama powerbank dan satu buku catatan campuran yang ia buat asal-asalan. Motornya sudah disiapkan oleh Pak Pujo selaku satpam dan supir keluarga, jadi hanya tinggal memakai saja.
Kemudian ia mengendarainya dengan santai. Ia akan belajar tidak ngebut jika membawa motor, dia harus sayang nyawa. Sebentar lagi dia akan menjadi mahasiswi di negara orang, bukankah itu impiannya sejak kecil? Maka dari itu dia akan menjaga dirinya sendiri.
🍒🍒🍒
"Rajin-rajin bawa ginian, Rai! Kan gue jadi kenyang," girang Bella sambil memakan cemilan yang dibawa Raina dari rumah, katanya oleh-oleh Mamanya dari Jepang. Emang dasar anak orang kaya, hidupnya enak apa-apa dibeliin.
"Lo seneng, Raina bangkrut," serkas Viona sadis sambil melempar sobekan kemasan snack yang tadi ia buka.
"Ihh, malah ribut! Ini gue disuruh Mama kalo nggak mah mending gue simpen di kamar buat gue cemilin sambil nonton drakor," gerutu Raina karena sahabatnya malah ricuh.
"Ye, nggak ikhlas amat lo bagi sama sahabat juga," balas Mentari setengah menggerutu.
Raina lalu menyengir mendengar ucapan Mentari tadi, "yaudah, sok makan-makan atuh, urang mah ikhlas," jawab Raina mengeluarkan logat sundanya. (Maap kalo salah bhasa Sundanya, aing bukan orang sunda hehehe)
"Gitu dong!" Mentari, Viona , dan Bella serempak mengucapkan dua kata itu dan mengacungkan jempol ke arah Raina.
"Btw, kelas 10 sama 11 masih KBM, kah?" tanya Mentari sambil mengamati gedung kelas.
"Masih lah. Selamat berkutat dengan tugas dan penilaian akhir wahai adik kelas," ujar Viona dengan wajah dibuat-buat.
"What? Berkutang?" histeris Raina sambil memasang muka kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Fiksi RemajaPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...