Surya tengah semangat sekali kali ini untuk mengikuti kegiatan pelajaran tambahan yang diadakan pada liburan semester. Bulan depan sudah diadakan try out pertama, maka dari itu semua anak kelas 12 dianjurkan untuk mengikuti pelajaran tambahan pada hari Senin,Selasa,Rabu,dan Kamis agar nilai ujian mereka sempurna dan banyak yang diterima di universitas ternama yang mereka inginkan, apalagi yang ingin mengikuti ajang beasiswa di luar negeri, mereka harus ,extra kerja keras untuk mendapatkannya. Tapi apalah arti seorang Surya yang mengikuti pelajaran agar bisa duduk satu bangku dengan Mentari.
Sekarang ia sedang mengendarai mobil lamborgini berwarna biru kuning dengan suara mesin yang membuat semua orang tutup telinga jika mendengarnya. Dengan balutan celana jeans berwarna gelap dengan kaos abu-abu dan dilapisi jaket hitam bertuliskan The Tiger, ya itu adalah jaket geng mereka yang diketuai oleh Naufal. Kaca mata hitam yang bertengger di pangkal hidung mancung membuat kadar kegantengannya bertambah 20% ya walaupun bisa dibilang wajah Surya itu nyaris sempurna tampa cacat.
Mobil mewah itu mulai memasuki pekarangan rumah yang halamannya ditumbuhi bunga warna-warni. Ia mengernyitkan dahinya ketika melihat motor sport merah terparkir di depan rumah sang kekasih.
"Kaya kenal," gumamnya sambil menuruni mobil mewahnya. Kemudian ia berjalan menuju pintu utama berwarna putih itu. Pintunya tak tertutup dan samar-samar ia memdengar suara bising yang bersumber dari dalam rumah.
"Gue ngak bisa, Al. Gue udah dijemput sama cowok gue." Suara itu terdengar di telinga Surya, ia masih tetap diam tak bergeming dari tempatnya untuk mendengarkan perdebtan yng terjadi di dalam rumah.
"Sempatin lah,Tar. Satu hari aja,ya?" pinta cowok yang kini sedang berdebat dengan Mentari.
"Gak bisa, gue udah janji. Dan janji bukan untuk diingkari." suara Mentari kini mulai mengeras seperti marah.
Surya yang mendengarnya langsung berjalan memasuki pintu utama berwarna putih. Dan betapa terkejutnya dia melihat Aldi sedang berdebat dengan kekasihnya.
"Woy, Aldi. How are you!" sapa Surya melihat sahabat satu gengnya sedang berada di depan Mentari.
"Weh, lo ngapain di sini bro?" Aldi kaget dengan kedatangan Surya di rumah itu.
"Jemput cewek gue. Lo ngapain?" tanya Surya balik.
"Mau ngajak temen gue jalan tadinya, malah cowoknya dateng, ngak jadi deh. Yaudah, gue pamit dulu ada urusan sama pak ketu," ucap Aldi berbohong.
"Nopal maksud lo?"
"Iya, tadi ada sedikit something gue pamit ya. Have fun kalian." setelah mengucapkan kata-kata itu Aldi langsung berjalan dengan cepat menuju pintu utama dan keluar begitu saja.
"Temen lo aneh, Tar," ucap Surya yang masih dengan senyumannya.
"Lo ngak marah?" tanya Mentari sedikit khawatir.
"Marah kenapa? Lo ngak salah, halu ya lo, Tar?" ucap Surya sambil geleng-geleng kepala, "ayo cepet kita nanti telat." setelah mengucapkan kata itu Surya mengandeng tangan Mentari dan berjalan menuju mobil mewahnya.
"Lo ganti mobil, Sur?" tanya Mentari sambil mengernyitkan dahinya.
"Enggak, ini mobil geng gue," jawabnya enteng, padahal ini adalah mobil hasil taruhan yang membuat semuanya menjadi RUMIT. Mungkin juga berdampak pada orang terdekat Surya.
🍒🍒🍒
Pelajaran tambahan diadakan selama tiga jam/hari. Mungkin sangat melelahkan bagi mereka yang mengikuti. Dan hari ini adalah jadwal Bu Bethi untuk mengajar, guru Fisika yang sekarang mengisi pelajaran tambahan di kelas 12. Memang biasanya Pak Wira yang mingisi, tapi khusus untuk pelajaran tambahan ya guru berbadan gempal plus berkaca mata ini yang mengisi. Kelasnya sekarang dicampur dengan kelas MIPA 1-5. Karena ini mapel kejuruan, dan hanya anak-anak yang memilih Fisika sebagai mapel kejuruan yang ada di sini. Mentari duduk satu bangku dengan Della, anak 12 MIPA 3, sedangkan Surya memilih pelajaran Biologi, menurutnya lebih baik menghafal dari pada menghitung dan memasukkan angka dalam rumus, itu hanya membuat botak kepala saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Meet (COMPLETED)
Подростковая литератураPertemuan bukan awal dari perpisahan, namun kamu saja yang belum mengikhlaskan perpisahan itu. Jangan salahkan pertemuan jika kau kehilangan, karna pertemuan dan perpisahan adalah sebuah takdir, lantas jangan melawan takdir karena sejatinya takdir...