°Eight°

1.4K 228 45
                                    

Maafin kalo aneh ya.
Aku buru-buru soalnya biar kalian gak nunggu lama😊
--

Waktu seolah berhenti ketika dua orang yang menjadi penghuni ruangan itu berpelukan.

Pelukan itu terasa berbeda dari pelukan lainnya.

Cengkraman kuat dari Jia membuatnya seolah tidak mau melepaskan Wonwoo, tidak mengizinkan laki-laki yang dicintainya itu pergi. Meski saat ini Jia lupa kalau dirinya sedang berusaha untuk melepaskan ingatan tentang Wonwoo dari pikirannya.

Wonwoo benar-benar menjaga Jia didekapannya dan berusaha membuatnya tidak khawatir.

Sesekali Wonwoo mengelus rambut panjang Jia lembut.

Tanpa sadar Wonwoo mencium puncak kepala Jia dan mempertahankan posisi itu dengan saat lama sambil memejamkan mata.

Tentu Jia menyadarinya. Walaupun dirinya sedang dalam keadaan takut tapi Jia bisa merasakan kecupan lama dari Wonwoo disana.

Jika mereka bisa membuat permintaan, mungkin mereka berharap lampu ruangan terus padam dan biarkan mereka menikmati kenyamanan ini lebih lama lagi.

Nyatanya harapan itu tidak bisa terkabulkan.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan lampu ikut menyala setelahnya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Wonwoo langsung membuka matanya. Mengangkat kepala, sadar dan melihat Gyuntae yang memperhatikan mereka berdua dengan wajah terkejutnya dari ambang pintu.

Pergerakan Wonwoo sangat lambat. Ia tidak melakukan perubahan posisi hingga Jia tersadar kemudian menoleh ke balakang melihat Gyuntae.

"Oppa," ucapnya sedikit terkejut.

"Kenapa kau masih ada disini jam segini?" Gyuntae melontarkan pertanyaan yang membuat Jia melirik Wonwoo dan ragu untuk menjawab.

"Aku menyuruhnya untuk membuat rundown." Jelas Wonwoo datar.

Gyuntae menatap Wonwoo tajam. Ia seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan mendengar perkataan Wonwoo barusan.

"Ayo kita pulang. Ini sudah malam. Akan aku antar kau pulang." Ujar Gyuntae dengan nada bicara pelan pada Jia.

Jia hanya mengangguk lalu membereskan barang-barangnya kemudian menghampiri Gyuntae.

"Jika kau masih ingin disini tolong pastikan ruangan terkunci rapat. Aku duluan." Pamit Gyuntae sedikit ketus kemudian merangkul Jia membawanya pergi.

Tanpa menoleh Jia terus jalan meninggalkan Wonwoo disana.

Sedangkan Wonwoo hanya memperhatikan mereka datar dengan mata sipitnya yang tajam.

Gyuntae mengantar Jia ke rumahnya. Sudah seminggu ini Jia jarang pulang ke apartment. Karena Jisol tinggal dirumahnya jadi Jia merasa ada seorang kakak perempuan yang bisa dijadikannya tempat curhat atau bercerita sesuatu berdua.

"Apa ada yang ingin kau ceritakan padaku?" Tanya Gyuntae tiba-tiba sambil menyetir.

Jia yang semula menoleh ke samping kanan memperhatikan jalanan langsung menoleh melihat Gyuntae.

Jia menggeleng pelan dan melihat jalanan melalui kaca depan.

"Okay.." Gyuntae paham dan tidak ingin membahasnya terlalu panjang. Padahal ia sangat menanyakan tentang kejadian tadi pada Jia.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang