---
Back to campus.
Pagi tadi Jia dan Gyuntae pergi ke hotel yang menjadi penginapan para idol.
Mereka mengecek keperluan yang memang dibutuhkan para idol dan juga sedikit membicarakan soal keperluan penampilan besok yang mungkin masih ada permintaan khusus dari mereka.
Mobil Gyuntae sudah memasuki wilayah kampus menuju parkiran.
Tiba-tiba terdengar suara rintihan dari Jia seraya memegangi perutnya.
"Kau kenapa?" Tanya Gyuntae panik.
Jia menggeleng dengan cepat.
"Datang bulan.." lirihnya.
Gyuntae mengangguk pelan. Sewaktu mereka masih pacaran, biasanya Gyuntae akan memanjakan Jia. Karena Jia akan lebih sensitif disaat seperti ini. Walaupun sekarang keadaan sudah berubah, Gyuntae akan tetap berhati-hati dengannya. Karena bisa saja Jia akan tiba-tiba marah dengannya tanpa alasan.
Mobil sudah terparkir. Gyuntae dan Jia menuruni mobil. Dari raut wajahnya, Jia sedikit terlihat pucat. Mungkin rasa sakit pada perutnya itu yang membuatnya seperti ini.
Dengan sigap Gyuntae berlari kecil menghampiri Jia untuk membantunya berjalan. Sekaligus berjaga-jaga agar Jia tidak tumbang.
Gyuntae memegangi lengan Jia seraya merangkulnya.
"Terima kasih." Ucap Jia tersenyum simpul yang dijawab dengan anggukan olehnya.
Selagi berjalan menuju ruang club mereka berdua berpapasan dengan Wonwoo. Langkah kaki keduanya langsung terhenti.
"Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?" Wonwoo memegangi pundak Jia. Ia munjukkan kekhawatirannya.
Perlahan Jia menurunkan tangan Wonwoo dari pundaknya.
Hal itu memancing ekspresi terkejut dari Wonwoo dan juga Gyuntae yang sudah mengetahui soal hubungan mereka.
"Aku baik-baik saja." Ucapnya enggan menatap Wonwoo.
Wonwoo menyerit bingung karenanya.
"Tapi wajahmu--"
"Maaf aku ingin istirahat." Potong Jia membuat Wonwoo bergeming.
"Oppa, aku akan pergi ke ruang club sendiri. Terima kasih sudah membantuku."
Jia pun pergi begitu saja melewati Wonwoo tanpa meliriknya sedikitpun.
Wonwoo berbalik memperhatikan punggung Jia yang semakin menjauh dari pandangannya.
Melihat Jia bersikap seperti tadi padanya membuat Wonwoo kembali teringat kejadian kemarin. Ketika Jia menolak untuk menjalin hubungan dengan Wonwoo karena Wonwoo sedang terikat dalam perjodohan antara dirinya dan Eun Kyung. Bahkan Jia hingga rela ditinggalkan Wonwoo jika kakeknya tetap melanjutkan perjodohan itu. Padahal Wonwoo tahu betul Jia tidak mungkin semudah itu merelakannya pergi untuk kedua kalinya. Namun apa yang dikatakannya kemarin sudah sangat jelas kalau Jia mulai menyerah.
Salah Wonwoo juga yang masih takut untuk mengatakan yang sebenarnya pada haraboji. Siapa yang sebenarnya ia sukai dan dengan siapa ia ingin hidup bahagia bersama anak-anaknya kelak. Wonwoo takut menghadapi kesalahan yang sama. Ia tidak sanggup melukai haraboji. Tapi ia juga tidak ingin meninggalkan Jia.
Wonwoo mendegus pelan.
"Jangan khawatir. Jia sedang datang bulan. Sepertinya karena itu dia terlihat sensi." Ucap Gyuntae seraya memegang bahu Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...