Terima kasih kalian yang sadar dengan tulisan 'happy author day' kirain ga ada yg bakal sadar.
Yes! That's is my birthday on 6 April. Sama kaya Mingyu hehe..
Oh yaa, aku baca semua ucapan dari kalian guys. TERIMA KASIH BANYAK. Terima kasih atas doanya. maaf aku gak bisa bales satu-satu yah..
❤❤❤bagian ini gak banyak yang aku edit. aku mager banget, cuma mikir yang penting up gitu. maaf ya kalau menemukan kata-kata yg aneh
~~~
"Ini," Ucap Jia memberikan segelas teh hijau hangat pada Wonwoo yang sedang duduk di sofa panjang.Wonwoo mengambil gelas itu seraya meminumnya sedikit demi sedikit. Cukup hangat dan membuat dirinya merasa lebih baik.
Jia duduk di sofa sebelah kiri Wonwoo. Ia memperhatikan Wonwoo dengan tatapan sendu.
"Kenapa kau kemari? Bukankah masih dua hari lagi kau dirawat di rumah sakit?" tanya Jia dengan lembut.
Wonwoo melirik Jia sekilas dan mencoba untuk mengabaikan pertanyaan itu dengan kembali meminum tehnya.
"Wonwoo-ya, jawab aku." Pinta Jia sedikit menekankan kata-katanya.
"Jangan bilang kalau kau kabur dari rumah sakit?" tambah Jia, membuat Wonwoo bergeming sesaat.
Wonwoo pun menaruh gelas diatas meja yang ada didepannya lalu merubah posisi duduk menghadap Jia.
"Eoh, kau benar. Aku kabur dari rumah sakit." Kata Wonwoo mengaku.
Jia sedikit terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa ia kabur ketika harus menerima perawatan penuh dari rumah sakit. Padahal Wonwoo belum sepenuhnya sembuh.
"Kenapa kau melakukannya?" tanya Jia ingin tahu.
"Jangan tanyakan itu padaku. Harusnya aku yang menanyakan hal itu padamu. Kenapa kau melakukannya?" Wonwoo membalikan pertanyaan yang membuat Jia kebingungan.
"Aku? Memangnya apa yang aku lakukan?"
"Kau tidak menyadarinya?!"
"Apa sih maksudmu?"
Tanpa sadar mereka memulai pertengkaran kecil.
Wonwoo mendengus kesal seraya mengacak rambutnya.
"Ponselmu rusak?" Tanya Wonwoo.
"Anhi, ponselku baik-baik saja." Jawab Jia sambil menunjukkan ponselnya pada Wonwoo memperlihatkan layar ponselnya yang masih bisa menyala.
Melihat itu Wonwoo langsung merebut ponsel Jia dari tangannya dan mengutak-atik mencari sesuatu.
Wonwoo membuka kakao milik Jia dan menunjukkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...