°Fifty Eight°

1.2K 158 33
                                    

COMMENT + VOTE👍

———

"Aku tidak bisa melihat ini. Setiap kali melihatnya yang tidak pernah menangis dan terus tersenyum membuat hatiku sakit." Danbi memukul dadanya yang terasa perih sembari memperhatikan Jia melalui kaca pintu kamar inap Wonwoo.

"Auhh.. ini sangat menyiksaku." Danbi segera berbalik karena ia mulai menangis.

Terhitung sudah 2 hari sejak kecelakaan terjadi, sampai sekarang Wonwoo belum juga bangun. Operasinya berjalan lancar. Saat ini kondisi Wonwoo, ia menggunakan gips di lehernya, tangan kirinya belum bisa digerakan sepenuhnya, perban di kepala dan bekas jahitan akibat pendarahan di perut.  Dokter mengatakan Wonwoo seharusnya bisa bangun setelah anestesinya habis tetapi selama 24 jam sejak dipindahkan ke kamar inap biasa tingkat kesadaran Wonwoo justru menurun, kemungkinan Wonwoo mengalami koma. Tetapi dokter meyakinkan keluarga kemungkinan koma paling sebentar sekitar 2-3 hari dan paling lama 1 minggu.

Kecelakaan itu terjadi sepulangnya Wonwoo dan Minjae dari kejaksaan. Wonwoo dan Minjae berada di satu mobil dan Minjae yang menyetir. Minjae menjelaskan bahwa saat itu mobil mereka bersiap berhenti di lampu merah namun sebelum menginjak rem mobil yang dikendarai mereka ditabrak dari belakang. Mobil mereka terseret hingga ke tengah perempatan dan kemudian mobil lain menabrak mobil mereka dari arah kanan tepat di sisi tempat Wonwoo duduk yang menyebabkan Wonwoo mendapat luka lebih parah. Selain Wonwoo ada beberapa korban yang juga mendapat luka parah.

Keluarga Wonwoo dan keluarga Jia sudah datang menjenguk sejak kemarin sore. Begitu juga dengan Seungkwan dan Hoshi. Mereka semua terlihat khawatir dan menangis mengetahui kondisi Wonwoo. Bahkan Danbi sempat pingsan saking terpukulnya melihat Wonwoo terbaring koma. Jeonghan yang sedang mengadakan rapat penting langsung menunda rapat begitu mengetahui anaknya kecelakaan. Kejadiaan ini sungguh tidak disangka. Semua orang hanya bisa pasrah dan menerima keadaan.

Disaat semua orang bersedih melihat keadaan Wonwoo, satu-satunya orang yang tenang adalah Jia. Jia justru menenangkan orang lain dan melarang mereka menunjukkan wajah sedih di depan Wonwoo. Saking tenangnya Jia, mereka justru lebih khawatir padanya.

Bagaimana Jia bisa tidak menangis melihat calon suaminya koma padahal hari pernikahannya sudah semakin dekat. Kenapa dia masih bisa tersenyum. Apakah ini tidak membuatnya kesulitan. Mungkinkah sebenarnya dia menangis tapi tidak di depan orang lain.

Pertanyaan itu yang membuat orang lain semakin penasaran dengan isi hatinya. Yang jelas hanya Jia yang mengetahui jawabannya.

Meski terlihat baik-baik saja dan terus tersenyum. Beberapa orang menyakini bahwa Jia tidak baik-baik saja. Mereka yang tahu akan tetap diam tanpa bertanya.

"Eomma, kita pulang saja yaa. Besok kita kembali lagi. Biarkan Jia yang ada disisi Wonwoo. Hanya dia yang dibutuhkan Wonwoo saat ini." Seung Cheol merangkul Danbi.

"Geurae.." Danbi setuju dengan Seung Cheol untuk meninggalkan rumah sakit daripada ia semakin sedih melihat Jia.

Jia adalah Jia. Ia mudah memasang ekspresi cerianya di depan semua orang. Mempertahankan ketenangannya disaat Wonwoo terbaring lemas di tempat tidur bukanlah hal yang mudah.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Selama berada di rumah sakit menemani Wonwoo, Jia selalu mengajaknya ngobrol, menceritakan banyak hal yang belum sempat ia sampaikan selama mereka tidak bertemu.

Mulai dari pekerjaan, pertengkarannya dengan Mingyu dan Chan, reaksi teman-teman Jia yang heboh saat diberikan undangan pernikahan hingga guru baru di sekolah yang tiba-tiba mengajak Jia untuk berkencan. Jia bercerita seakan ia mengobrol sungguhan dengan Wonwoo walaupun selama ia mengajak bicara tidak ada reaksi apa-apa darinya.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang