Kenapa situasi ini semakin rumit.
Jia memperhatikan kedua tangannya yang dipegang oleh Hoshi dan Wonwoo pada sisi yang berbeda.
Mereka membuat Jia bingung.
Jia menatap Hoshi yang tengah tersenyum sambil menaikan kedua alisnya. Sedangkan ketika Jia menatap Wonwoo. Ia terlihat sendu. Seolah ingin mengatakan sesuatu pada Jia tapi tidak bisa. Wonwoo menggeleng pelan memberikan kode agar tidak pergi dengan Hoshi.
Sebenarnya Jia tahu apa maksud Wonwoo. Yang jadi permasalahannya adalah kenapa Wonwoo harus menahan Jia disaat Jia sudah ingin melupakan perasaannya pada Wonwoo.
Setelah lima tahun Jia menunggu Wonwoo, pertemuan mereka bahkan sudah diiringi dengan air mata. Apa yang Jia terima dari penantian panjangnya adalah sakit hati. Jia justru tidak dianggap olehnya. Diperkenalkan dengan perempuan lain, bukankah itu sungguh kejam.
Dan sekarang setelah semuanya berusaha kembali normal, Wonwoo kembali menahan Jia agar tidak ikut laki-laki lain.
Jeon Wonwoo, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan.
Jia mulai sadar jika dirinya tidak bisa membuat pilihan berarti ia kalah. Jika Jia kalah berarti dirinya masih terjebak dengan masa lalu. Terjebak dengan Wonwoo.
Sekali lagi Jia menatap Hoshi dan Wonwoo bergantian.
Bertemu dengan mata Wonwoo, Jia sungguh menatapnya dalam. Kemudian secara perlahan Jia menarik tangannya dari genggaman Wonwoo. Melepaskannya.
Setelah itu Jia langsung membelakanginya dan berjalan dengan Hoshi. Meninggalkan teater.
Hoshi tersenyum sambil menahan tawanya. Dengan lembut ia menggandeng Jia menuju mobil.
1-0, batin Hoshi puas.
Sedangkan Wonwoo berdiri mematung memperhatikan tangannya yang dibuatnya untuk menggenggam Jia, seakan tidak percaya dengan Jia yang melepaskannya dan memilih Hoshi.
.
.
🎡🎡🎡
.
.
Sepanjang perjalanan Jia hanya melamun. Tubuhnya sedang bersama Hoshi tapi pikirannya pada Wonwoo.Jia masih bingung dengan pilihannya itu. Apakah ia salah atau benar. Namun jika tindakannya benar, kenapa justru ia malah tidak bahagia. Ada perasaan bimbang dari hatinya.
Beberapa kali Jia menerjap dan kemudian sadar dari lamunan. Anehnya Jia malah bingung dengan mobil Hoshi yang rupanya sudah berhenti di dekat pantai.
Jia menoleh ke samping kiri. Hoshi sedang membelakanginya sambil menghadap ke kaca luar dengan tangan yang masih memegang stir.
"Hoshi-ya, kita dimana?" Tanya Jia bingung.
Mendengar pertanyaan Jia, Hoshi pun berbalik melihat Jia.
"Bagaimana kau bisa tau. Dari tadi kan kau melamun." Decak Hoshi datar.
"Um.. maaf."
"Jia-ya, ayo kita berkencan." Ungkapnya serius.
Jia mendengus pelan. "Hoshi-ya, geumanhae jaebal."
"Ck, kau mencoba menolakku lagi." Celetuknya seakan sudah tahu Jia akan seperti itu.
"Hoshi-ya-"
"Wae? Kenapa kau selalu menolakku?"
"Kau itu temanku, Hoshi."
"MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU TEMANMU?!" Hoshi meninggikan suaranya dan membuat Jia bungkam.
"Jia-ya. Apa susahnya memberikanku kesempatan untuk jadi kekasihmu? Eoh? Kau selalu membuat alasan jika aku adalah temanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfic[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...