°Thirty Three°

1K 184 28
                                    

kalo biasanya kalian yg nyemangatin
aku. skrg gantian aku yg nyemangatin
kalian. SEMANGAT KOMENNYA😄❤️
———

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Seseorang memasuki kamar Wonwoo seraya membawa nampan berisi makanan.

"Kenapa kau tidak memakan makananmu?" tanyanya yang baru menaruh nampan di meja dan melihat nampan lain dengan makanan dan minuman kemarin yang masih utuh.

Wonwoo tidak menjawab pertanyaan dari appanya, Jeonghan. Ia tiduran dikasur dalam posisi miring ke kanan, membelakangi Jeonghan. Sudah pasti Wonwoo merasa bosan karena ia tidak bisa melakukan apapun dikamarnya. Handphone, tv, game, komputer semuanya diambil oleh haraboji. Ia terlihat seperti anak sekolah yang dikurung orang tuanya karena melakukan kesalahan besar. Hal ini terjadi padanya di usia 25 tahun.

"Makanlah. Jika eomma tau, ia akan sedih." Ucap Jeonghan lagi sambil memperhatikan Wonwoo.

"Kenapa aku harus menjalani hidup seperti ini?" tanya Wonwoo tiba-tiba. Mendengar itu Jeonghan langsung tersentak.

"Apa menjadi keluarga kaya rasanya seperti ini?" lanjut Wonwoo yang masih tidak mengerti dengan semua perlakuan yang di alaminya.

Jeonghan menunduk sambil menghela nafas beratnya. Ia tahu sangat sulit untuk kedua anaknya menerima kondisi keluarnya yang seperti ini. Mereka berdua tidak pernah tahu kalau mereka lahir sebagai keturunan Jeon yang sangat terpandang.

Selama ini haraboji dan halmeoni menetap di Jepang, mereka jauh dari kedua anak mereka yang sudah berkeluarga. Haraboji sangat fokus mengejar karir hingga ia jarang menemui anaknya, bahkan ketika cucunya lahir ia tidak ada disitu. Pertama kali ia datang disaat Wonwoo berusia 5 tahun dan Seung Cheol berusia 6 tahun. Itu pun sekedar berkunjung sebentar kemudian pergi lagi.

Dulu haraboji hanyalah seorang hakim yang biasa saja. Meski sudah digariskan sebagai pimpinan penerus Jeon Group, ia tetap mencintai pekerjaannya sebagai hakim. Sampai ketika haraboji berhasil menyelesaikan perkara dan berhasil mengadili pelaku penggelapan uang yang sempat membuat Korea krisis amat parah pada saat itu. Nama haraboji kian naik dan menjadi hakim paling tegas dan ditakuti. Apa yang menjadi keputusannya bersifat tetap dan tidak ada yang berani mengajukan banding atau melawan.

Sejak saat itu haraboji menjadi sangat semangat atas pencapaiannya dan saking bersemangat kerja ia melupakan keluarga yang dimilikinya. Bahkan setelah pensiun dari pekerjaan menjadi hakim dan beralih menjadi presdir Jeon Group, haraboji sangat jarang mengobrol dengan keluarganya apalagi istrinya, halmeoni. Mungkin terlihat halmeoni juga sibuk dengan pekerjaannya sebagai designer aksesoris, namun kesibukan itu justru membuatnya terhindar dari kata kesepian. Tidak ada yang tahu kalau dalam lubuk hatinya, halmeoni sangat setia dan mencintai haraboji dengan penuh keyakinan. Itu alasan halmeoni memilih bertahan hingga sekarang.

Kondisi keluarga Jeonghan yang rumit mengharuskan kedua anaknya ikut terpuruk. Haraboji mulai mempergunakan kedua cucunya sebagai jaminan atas kerjasama perusahaan. Semuanya diatur oleh haraboji dan mereka hanya boleh menurut jika ingin hidup bahagia dan mendapat harta warisan. Sayangnya hal ini belum terjadi pada adik Jeonghan, karena anaknya masih berusia 5 tahun dan tidak mungkin diperdaya oleh haraboji. Seberat itu beban yang diterima oleh Seung Cheol dan Wonwoo.

Jeonghan tahu sudah terlambat baginya menghentikan semua yang telah dilakukan haraboji. Jika saja dulu ia berani menghentikan semua ini mungkin Seung Cheol dan Wonwoo masih ada kesempatan untuk memiliki hidup yang tenang.

"Wonwoo-ya ..." Ucap Jeonghan namun dengan cepat Wonwoo memotongnya.

"Appa. Nan himdeureo." (aku sangat lelah) Ujarnya yang mulai merubah posisi menjadi duduk di tepi kasur tapi masih membelakangi Jeonghan.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang