°Forty Four°

1.2K 169 31
                                    

Pagi ini pukul 9 Jia yang baru keluar dari kamarnya bergegas menuruni tangga menuju lantai satu rumahnya. Dengan  totebag yang dipegang asal Jia berlari menuju pintu keluar. Sebelum itu ia mendudukkan diri didepan pintu untuk memakai sepatu.

"Jia!" panggil Hyebin yang sudah berdiri dibelakangnya saat Jia tengah memakai sepatu.

"Wae eomma?" Jia menoleh sekilas lalu kembali fokus mengikat tali sepatunya.

"Ini." Sambil memberikan kotak makan transparan berukuran kecil pada Jia.

Jia berdiri dan mengambil kotak makan itu. "Buah lagi? Aku kan sudah makan buah tadi."

Hyebin tertawa kecil. "Bukan untukmu. Tolong berikan ini untuk Wonwoo."

Jia menatap Hyebin dan menunjukkan wajah datarnya ketika mendengar nama Wonwoo. "Eomma. Aku tidak akan bertemu dengannya—"

"Eomma tau. Hanya saja aku ingin dia menikmati buah segar dariku, sebagai hadiah terakhir."

"Mwo?" Jia menyeritkan keningnya.

"Um.. geunyang.. eomma merasa tidak akan bertemu dengannya lagi."

Jia sontak terdiam mendengar Hyebin bicara seperti itu. Matanya mulai berkaca-kaca tapi Jia menahannya dengan mendenga keatas.

"Pastikan kau memberikannya ketika bertemu Wonwoo. Mengerti? Dan.. jangan terlalu lama menahan perasaanmu." Ujar Hyebin sambil mengusap lengan Jia kemudian pergi.




🎡🎡🎡




"eoh? kau berangkat pagi juga, noona?" tanya Chan yang tengah berdiri didepan mobil Mingyu ketika Jia baru keluar rumah.

"Ne. Aku pikir kau sudah berangkat tadi." Kata Jia sambil berjalan mendekat.

Chan menggeleng cepat. "Eoh memang. Hyung bilang dia ingin mengantarku tapi mesin mobilnya dari tadi tidak mau hidup." ujarnya sambil cemberut.

Beberapa detik kemudian mesin mobil Mingyu berhasil hidup. Mingyu yang ada didalam mobil segera keluar. "Yaa! Kajja!"  katanya tapi ia melihat ada Jia disamping Chan, Mingyu pun mematung sejenak sambil melihat adik perempuannya.

"Noona, kau ikut kami saja!" Ajak Chan.

"Eoh? Um.. aku rasa.." Jia melirik Mingyu sekilas.

Chan menyadari jika kedua kakaknya masih agak canggung karena kejadian semalam. "Mwoya? Hyung, kau belum minta maaf pada noona? Ckck.. Kalian sungguh terlihat seperti orang asing."

"Yaa! Tau apa kau?!" Ketus Mingyu.

"Gwenchana, aku akan naik taxi." Ujar Jia tersenyum kikuk.

"Aaahh~ Wae? Naik mobil saja dengan kami. Ayoo lah. Anggap saja hyung sebagai supir taxi." Chan menggoyang-goyangkan lengan Jia merengek agar ia mau berangkat bersamanya.

Jia kembali melirik Mingyu dan Mingyu langsung membuang muka.

"Tak apa. Aku bisa pergi sendiri." Ujar Jia berusaha menyingkirkan tangan Chan.

Mingyu mendengus pelan. "Baiklah kau boleh ikut.. Ayo cepat naik!" Ucapnya singkat.

Jia terkejut mendengar ucapan Mingyu.

"Jeongmal?! Kajja noona." Chan sangat bersemangat sambil menarik lengan Jia.

Ketika mereka ingin masuk ke dalam mobil tiba-tiba sebuah jeep berhenti tepat didepan rumah. Sontak Jia, Mingyu dan Chan memperhatikan mobil itu. Tidak lama seorang pria turun dari mobil.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang