Incheon, South Korea
Seorang pria menampakkan dirinya di pintu keluar kedatangan internasional, Incheon Airport. Ia yang datang seorang diri mendorong troli barangnya yang berisi banyak koper besar diatasnya. Melihat keramaian didepan pintu kedatangan internasional membuatnya agak kebingungan.
Setelah berjalan beberapa langkah tiba-tiba seseorang menghampirinya, sontak langkah pria itu terhenti. "Annyeonghaseyo, Jeon byeonhosa-nim." sapanya menunduk memberi hormat.
Pria yang dipanggil Jeon byeonhosa itu sontak membuka kacamata hitamnya dan ikut menunduk memberi hormat.
"Yoon biseo?" Tanyanya memastikan apakah ia orang yang menjemputnya.
"Ne. Anda benar." Ia tersenyum.
"Ahh~ annyeonghaseyo, Jeon Wonwoo imnida." Ia menyodorkan tangan untuk berjabat tangan.
"Yoon Hwan imnida, sekretaris pribadi Seung Cheol daepyonim. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda secara langsung." Ujarnya sambil menjabat tangan Wonwoo.
Wonwoo tertawa kecil. "Kau membuatku malu." Katanya lalu mereka melepaskan tangan.
"Jeon byeonhosa-nim, mari kita ke mobil. Biar saya yang membawa trolinya." Ucap Yoon biseo langsung mengambil alih troli.
"Ne, gomawo." Mereka pun berjalan menuju mobil.
Selepas barang-barang dimasukan ke dalam bagasi, mobil langsung melaju meninggalkan bandara.
Sepanjang perjalanan Wonwoo memandangi jalanan kota Seoul yang ia rindukan. Ia membuka kaca mobil untuk melihat dengan jelas. Bisa dibilang sudah lama sekali sejak terakhir ia datang ke Seoul. Empat atau lima tahun lebih mungkin. Ia pikir begitu.
"byeonhosa-nim, apakah ada tempat yang ingin anda kunjungi sebelum diantar ke rumah?" tanya Yoon biseo yang duduk dikursi penumpang depan, samping supir.
Wonwoo menutup kaca mobil sambil memikirkan suatu tempat. "Eoh, ada." jawabnya lalu tersenyum kecil.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju lokasi yang ingin didatangi Wonwoo.
Satu jam berlalu, Wonwoo sampai di tujuannya. "Saya akan menjemput anda lagi jika sudah selesai. Saya permisi." ucap Yoon biseo lalu kembali masuk ke dalam mobil.
"Ne, gomawo." balas Wonwoo.
Setelah mobil itu pergi ia masuk ke dalam gedung besar dengan suasana yang cukup ramai tapi tenang. Bisa dibilang tempat ini benar-benar 24 jam.
Menaiki lift, ia tahu harus pergi ke ruangan mana. Tidak sulit, karena yang ingin ditemuinya adalah orang yang cukup terpandang di tempat ini.
'Kepala Bedah Syaraf'
Melihat nama itu tertulis dipintu ruangan, tanpa ragu Wonwoo membuka pintu dan memasukinya dengan santai. Usai menutup pintu Wonwoo berjalan menuju sebuah sofa yang tersedia didepan meja dokter bertuliskan Lee Seok Min. Wonwoo tersenyum simpul melihat papan nama itu.
Ia mengangkat tangan untuk melihat waktu pada jam tangannya. Sebentar lagi, bantinnya. Ia kemudian melipat kedua tangan didepan dada lalu menggoyang-goyangkan kakinya sambil memperhatikan sekeliling ruangan kosong itu.
Ceklek. Pintu terbuka.
"Ah, pastikan kau mengawasinya selama di ICU. Jika ada sesuatu segera panggil aku." ucap seseorang dari ambang pintu yang terdengar seperti suara Seok Min.
"Baik, sonsaengnim." jawab seorang perempuan yang sepertinya adalah perawat.
Pintu ruangan tertutup. Langkah kaki mengisi ruangan yang terdengar semakin mendekat ke arah Wonwoo. "Annyeong chingu-ya!" sapa Wonwoo ketika Seok Min berjalan masuk sambil sibuk memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...