Sejak saat itu Jia sama sekali tidak pernah mengaktifkan ponselnya. Ia sengaja hidup tanpa ponsel beberapa hari ini karena tidak ingin menjawab semua panggilan dan membalas pesan dari Wonwoo.
Terhitung sudah satu minggu Jia bersembunyi di apartment Cassie. Selama itu Jia terlihat sangat berbeda dari biasanya. Ia selalu menatap ke arah jendela setiap saat dan tidak melakukan banyak aktifitas, ia juga sempat membolos dari kampus. Jia jadi pendiam. Beruntung Mingyu tidak tahu keadaan Jia yang sebenarnya karena Jia hanya mengatakan kalau ia ingin menemani Cassie di apartmentnya.
Cassie membuka pintu kamar untuk melihat keadaan Jia namun ketika pintu terbuka ia sempat terkejut melihat Jia dengan pakaian rapih dan tengah menata barangnya ke dalam tas. "Kau mau pulang?" tanya Cassie.
Jia menoleh pada Cassie yang berdiri diambang pintu kemudian mengangguk. "Aku terlalu lama berada disini. Keluargaku pasti curiga jika aku disini lebih lama lagi. Aku akan pulang ke apartment." Ujarnya.
"Tapi apa kau sudah merasa lebih baik? Maksudku, bagaimana jika Wonwoo datang ke apartmentmu atau kalian berpapasan?"
Jia tersenyum simpul. "Biarkan saja. Kau tidak perlu khawatir."
Mungkin Jia bisa dengan mudah mengatakan hal itu tapi Cassie tetap khawatir jika Jia menjadi lebih sedih jika bertemu dengannya. Cassie tidak mau Jia terus berlarut dalam kesedihan.
Jia berjalan keluar dari kamar menuju pintu depan. Cassie mengikutinya dari belakang. "Kau mau aku antar?" Tanya Cassie seperti tidak ingin membiarkan Jia pergi sendiri.
"Tidak apa. Aku bisa sendiri. Terima kasih telah memberiku tempat. Maafkan aku jika membuatmu khawatir." Ucapnya lalu memeluk Cassie.
"No~ aku senang bisa menemanimu disaat seperti ini. Jangan sedih lagi. Aku tidak ingin kau menangis karena laki-laki brengsek seperti dia."
Jia melepaskan pelukan dan menatap Cassie. "Thank you.. kau membuatku merasa lebih baik." ucapnya. Kemudian Jia meninggalkan apartment Cassie.
——
Sampai di apartmentnya, Jia berjalan menyusuri lorong apartment menuju kamarnya. Saat hampir sampai Jia melihat seseorang didepan pintu kamar apartmentnya. Ia terlihat bersandar pada pintu dengan posisi duduk sambil menelungkupkan wajah di atas lututnya. Meskipun tidak memperlihatkan wajahnya, tapi yang jelas Jia tahu siapa orang itu.
Jia berdiri tepat didepannya sambil mendesah. "Sedang apa kau disini?" Ucapnya datar.
Wonwoo kemudian mengangkat wajahnya dan mendongak melihat Jia dengan mata yang masih menyipit setengah sadar, sepertinya ia baru terbangun dari tidur.
Jia membalas tatapan Wonwoo dengan malas dan datar.
"Jia?" tanyanya dengan suara agak serak.
"Minggir kau menghalangi pintu." Usir Jia. Wonwoo pun segera bangkit dari posisinya tadi.
Begitu Wonwoo bangun dan menyingkir, Jia langsung memasukan kode apartmentnya.
"Kau dari mana saja? Aku mencarimu kemana-mana dan menunggumu disini berhari-hari. Kenapa kau tidak mengangkat telfonku?" Tanyanya dengan nada yang sangat khawatir.
"Bukan urusanmu." Kemudian Jia membuka pintu dan segera masuk ke dalam. Ia meninggalkan Wonwoo diluar.
"Jia-ya! Aku ingin bicara denganmu. Kenapa kau bersikap seperti ini padaku? Tolong dengarkan aku dulu. Aku mohon Jia-ya." Ucapnya sambil menggedor-gedor pintu apartment Jia.
"Jia aku mohon! Dengarkan aku sebentar saja!"
"Kim Jia!"
"Aku tau kau mendengarkanku dari dalam sana. Aku mohon buka pintunya dan beri aku kesempatan untuk bicara."
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...