°Fifty Three°

1.3K 162 50
                                    

"Wonwoo-ya.."

"Jeon Wonwoo! Ayo bangun. Nanti kau terlambat."

"Wonwoo-ya!"

Di sela-sela menyiapkan sarapan, Jia menyempatkan masuk ke kamar untuk membangunkan Wonwoo yang masih tidur. Jia menggoyang-goyangkan tubuh Wonwoo dan menarik selimut yang menutupi badannya.

"Ayo cepat bangun!" ucap Jia sekali lagi.

"Lima menit lagi~" Wonwoo kembali menarik selimut.

"Aniya. Bangun sekarang! Ayoo!!"

Jia mendengus pelan. Ia berdiri sambil melipat kedua tangan didepan dada. "Hana... dul..."

"Aku bangun! Eoh aku sudah bangun." Wonwoo langsung bangun begitu mendengar Jia mulai menghitung. Ia segera bangkit dan pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar.

Melihatnya sudah masuk ke kamar mandi, Jia segera keluar dari kamar dan kembali menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.

Saat Jia sudah membuka pintu kamar tiba-tiba muncul tangan dari belakang yang mendorong pintu membuatnya tertutup kembali. Tubuh Jia dipaksa berbalik dan bersandar pada pintu.

"Yaa! Sedang apa kau? Kenapa belum juga mandi?" tegurnya melihat Wonwoo yang berdiri didepannya.

"Kau melupakan sesuatu." ujarnya membuat Jia mengerutkan kening.

"Apa?!"

Chu. Wonwoo mencium bibir Jia sekilas.

Jia tersentak. "Ah, mian." ia lupa melakukan sesuatu yang harus dilakukannya setiap membangunkan Wonwoo.

"Sudah sana mandi!" perintah Jia.

"Satu lagi." kata Wonwoo.

Senyumannya berubah jadi aneh. Ia mulai menunjukkan smirk nakal yang membuat Jia mulai hati-hati. Sempat beberapa detik Wonwoo menatap Jia dengan ekspresi seperti itu kemudian tanpa aba-aba Wonwoo menggendong Jia ala bridal style.

"YAA! MAU APA KAU?!" Teriak Jia memukul-mukul dada Wonwoo.

Wonwoo tidak menjawabnya meneruskan langkah membawa Jia ke dalam kamar mandi.

"YAAAA!!!!"

Ceklek. Pintu kamar mandi terkunci.
(silakan berimajinasi sendiri setelah ini😉)







🎡🎡🎡





Menu sarapan yang disajikan Jia cukup banyak. Tapi Wonwoo tidak bisa menikmatinya. Lauk yang daritadi diberikan Jia diatas nasinya tidak berkurang sedikit pun. Jia menatap Wonwoo yang duduk tepat didepannya sambil menyendok nasi. Perlahan Wonwoo menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Eishh.." Dikembalikannya sendok itu ke mangkuk. Ditatapnya Jia dengan sorot mata yang menunjukkan kekesalan.

"Mwo?"

"BAGAIMANA AKU BISA MAKAN! aaakk.." rintihnya memegangi sudut bibir dengan hati-hati. "Neo jinjja! apa kau preman, hah? bagaimana bisa kau memukul calon suamimu seperti ini."

"Araseo mian." ucap Jia santai. "Aku kan sudah bilang jangan coba-coba berani melakukan hal aneh. Kita belum menikah. Jadi jaga sikapmu!"

Wonwoo mendengus kasar. Mengingat kembali perlakuan yang diterima Wonwoo saat membawa Jia ke kamar mandi tadi, Wonwoo mendapatkan pukulan keras di wajahnya karena mencoba membuka kancing piyama Jia. Selain itu Jia juga memukulinya sebagai perlawanan. Meskipun pukulan yang mengenai sudut bibir Wonwoo adalah ketidaksengajaan dan sekedar refleks akibat terkejut tapi Wonwoo masih tidak menyangka Jia justru akan memukulinya seperti itu. Memang mereka sudah tiga hari tinggal bersama di apartemen Jia. Beberapa pakaian Wonwoo juga mulai mengisi lemari Jia. Mereka juga tidur diatas kasur yang sama. Tapi Wonwoo selalu saja mencoba sesuatu nakal yang dibenci oleh Jia. Tidak jarang akan ada drama aneh antara mereka setiap pagi.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang