°Fifty Five°

1.1K 172 29
                                    

tembus 100++ vote baru aku lanjut update^^

----


Seturunnya dari mobil, Danbi segera masuk ke dalam rumah anak pertamanya, dengan terburu-buru. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 11 malam membuat suasana rumah terasa sepi karena mereka sudah masuk ke kamar untuk beristirahat.

Seung Cheol yang baru keluar kamar terkejut melihat Danbi sudah berada didalam rumahnya. "Eomma! Dari mana saja? Kenapa pulang selarut ini?" tanyanya sambil mendekat.

"Dimana Wonwoo? Apa dia sudah pulang kerja?" Danbi tidak menjawab pertanyaan Seung Cheol dan malah mencari Wonwoo.

"Eoh, dia sudah pulang. Sepertinya sedang tidur diatas."

Mendengar itu Danbi segera menaiki tangga ke lantai dua menuju kamar Wonwoo. Sesampainya didepan kamar, Danbi langsung membuka pintu yang kebetulan tidak dikuncinya.

Danbi melihat anak bungsunya masih tertidur sambil menyelimuti diri dibawah selimut tebal. Kebetulan malam ini Wonwoo tidur lebih awal. Selama dua hari ia bekerja lembur untuk mengurus kasus kliennya, ditambah besok ada seminar di SNU dimana Wonwoo akan menjadi pembicara utama disana. Meski sudah tertidur Danbi sama sekali tidak peduli karena ia membutuhkan penjelasan dari Wonwoo sekarang. Danbi pun mengambil salah satu bantal yang tidak dipakai Wonwoo untuk memukulinya.

"Yaa! Ireona!" Ucapnya sambil memukul-mukul.

"Kau harus bercerita banyak padaku. Ppalli!" Teriaknya.

Wonwoo tersadar seketika. Ia sempat menoleh melihat siapa yang melakukan itu padanya di malam hari. "Eomma?"

"Yaa! Kenapa kau tidak mengatakan padaku jika kau sudah bertemu dengan Jia. Lalu kau melamarnya? Uwah! Kau benar-benar anak nakal. Melamarnya tanpa memberitahu orang tuamu. Cepat bangun!" Lanjutnya masih memukuli Wonwoo dengan bantal.

"Aakk! Eomma~" Wonwoo mulai merasa tidak nyaman.

"Kenapa aku harus tau dari Jia dan bukan dari anakku sendiri?" Danbi terus mengoceh memarahinya tanpa berhenti memukuli anaknya.

"Araseo.. berhenti dulu. Aku akan menjelaskan." Pinta Wonwoo yang terus menangkis pukulan ibunya.

Danbi akhirnya berhenti. Ia meletakan bantal diatas kasur. Sambil mengatur nafasnya saking emosi, Danbi duduk ditepi tempat tidur.

Wonwoo mendengus pelan kemudian mengubah posisi menjadi duduk dan mendekat ke tepi kasur, menghampiri Danbi. "Eomma kapan datang? Kenapa tidak bilang padaku jika ingin ke Seoul?" tanya Wonwoo seraya menatap ibunya.

"Tadi siang. Tapi itu tidak penting. Sekarang jelaskan padaku semuanya. Dari awal." Pinta Danbi serius.

Tidak disangka seminggu ini akan menjadi minggu yang agak berat bagi Wonwoo. Lusa kemarin ia hampir membuat Seung Cheol dan kakak iparnya pingsan karena membawa Jia ke rumahnya. Sehari setelahnya Mingyu memergoki mereka berdua di apartemen Jia dan akhirnya membawanya ke orang tua Jia. Dan sekarang Wonwoo dimintai penjelasan oleh ibunya sendiri yang entah tahu darimana kabar ini bisa sampai ke telinganya. Intinya dari semua itu tidak ada yang mulus. Selalu ada perdebatan yang membuatnya khawatir di awal, meskipun selalu berakhir bagus.

Wonwoo mulai buka suara dan menjelaskan semuanya pada Danbi seperti permintaanya, dari awal sampai akhir. Danbi mendengarkan ceritanya tanpa memotong sedikit pun. Di sela-sela cerita ada kalanya Danbi tersenyum saking senang mendengar itu.

"Mianhae, eomma. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya." ucap Wonwoo diakhir.

Danbi memposisikan tubuhnya menghadap ke Wonwoo dan memeluknya. "Kerja bagus. Kau telah berkerja keras selama ini. Eomma bahagia akhirnya kau berani menentukan pilihan dan berkomitmen." Danbi mengusap punggung Wonwoo kemudian mencium puncak kepalanya.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang