Nafas berat dikeluarkan Jia begitu ia bersandar pada sofa empuk di kamarnya.
Yup, sore ini Jia pulang ke rumahnya. Ketika Seung Cheol bilang ia akan menjaga Wonwoo di rumah sakit, Jia memutuskan untuk kembali ke rumah.
Selain itu Jia juga memiliki kekhawatiran akan hal lain. Entah kenapa Jia merasa takut berada didekat Wonwoo setelah bertemu dengan haraboji tadi. Karena dapat terlihat dengan jelas dari sorot mata haraboji pada Jia yang menunjukkan ketidaksukaan akan dirinya.
Tokk.. Tokk..
"Jia, kau sudah pulang? Bagaimana keadaan Wonwoo? Apa sudah membaik?" tanya Hyebin dari ambang pintu.
Jia menoleh sedikit ke arah Hyebin.
"Ne, sudah lebih baik." jawab Jia tidak bersemangat.
Hyebin menyeritkan keningnya.
"Wae? Ada masalah?" tanya Hyebin lagi seakan merasa aneh seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan hati anak perempuannya.
"Semua baik-baik saja." ucap Jia datar.
"Baiklah." Hyebin berencana pergi dari kamar Jia namun sebelum itu Jia dengan cepat memanggilnya.
"Eomma."
"Ne?"
"Aku ingin susu coklat hangat."
Hyebin tersenyum mendengar itu. Meski Jia tidak mengatakan apa yang sedang dipikirkannya, tapi Hyebin mulai yakin bila ada sesuatu yang memang terjadi sehingga membuat Jia menginginkan coklat hangat. Kebiasaan yang menurun dari dirinya pada Jia. Bila ada hal yang membuatnya sedih, Jia pasti akan meminum susu coklat hangat untuk menenangkan dirinya.
"Geurae. Eomma buatkan."
Kemudian Hyebin menutup pintu kamar Jia dan segera pergi ke dapur membuatkan susu coklat hangat untuk Jia.
Sepuluh menit berselang, Hyebin berencana membawa segelas susu coklat hangat ke kamar Jia tapi Jia muncul menghampiri Hyebin dengan tangan yang sudah menenteng satu tas berukuran sedang.
"Kau mau kemana?" Hyebin penasaran.
"Aku akan kembali ke apartment."
"Kenapa? Biasanya liburan seperti ini kau lebih senang berada dirumah daripada disana."
"Geunyang. Aku ingin berada disana saja."
"Kau yakin? Apa kau ingin eomma belikan tiket ke Seoul untuk liburan? Agar kau bisa bertemu dengan Seungkwan dan Seok Min?"
"Aniya, eomma. Gwenchana. Tidak perlu." Jia menolak dengan lembut.
Namun Hyebin semakin merasa khawatir dengan sesuatu yang sedang dialami Jia. Ia terlihat begitu murung dan agak sulit untuk tersenyum. Ingin menanyakan tapi ia tidak enak bila ikut campur dengan urusan Jia. Mungkin lebih baik untuknya membiarkan Jia melakukan apapun yang diinginkannya saat ini bila itu membuatnya tenang. Pasti Jia akan bercerita dengan sendirinya jika ia tidak mampu mengatasi hal itu seorang diri.
"Baiklah. Tapi biarkan eomma mengantarmu ke apartment, ya." Pinta Hyebin.
"Ne~"
"Minum dulu susu coklatnya. Eomma akan bersiap." ujarnya seraya memberikan gelas yang dipegangnya pada Jia.
.
.
🎡🎡🎡
.
."Hyung!"
"Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfic[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...