°Twenty Nine°

1.1K 180 15
                                    

Jia duduk terdiam disofa kecil kamar hotelnya.

Air matanya sudah surut. Hanya tersisa mata sembab dan pipi yang masih terasa basah.

Jia menelan salivanya seraya melirik Wonwoo yang duduk berhadapan dengannya, sekilas, lalu menunduk.

Suara hembusan nafas berat dari Wonwoo terdengar jelas. Ia ikut terdiam tapi matanya terus melihat Jia.

Wonwoo bingung harus mulai dari mana untuk menjelaskan semuanya.

"Jia..." panggil Wonwoo pelan.

Mendengar panggilan itu, Jia perlahan mengangkat kepalanya dan tanpa ragu menatap Wonwoo.

"hm?"

Berhasil bisa membuat Jia melihat wajahnya, Wonwoo langsung menatap mata Jia dalam. Sangat dalam.

"Kau percaya padaku kan?" Ujar Wonwoo.

Jia menggigit bibir bawahnya. Sesekali ia juga mengalihkan pandangan sekilas ke arah lain.

Karena Jia tidak tahu harus menjawab apa.

Jia bingung.

Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan aneh yang sedikit mengganggunya.

Apakah ia bisa kembali percaya pada Wonwoo?

Apakah ia bisa yakin jika Wonwoo pada akhirnya akan memilih dirinya?

Bagaimana jika sesuatu yang lebih parah terjadi?

Itu berarti Jia harus terus menerus menanggung beban sakit hati yang lebih besar lagi.

Entah, apakah Jia bisa bertahan.

Jia tidak tahu apakah ia bisa percaya pada Wonwoo atau tidak.

"Jia?" panggil Wonwoo lagi yang sekarang sudah menggenggam kedua tangannya.

Jia kembali menatap Wonwoo.

"a.. aku.." Jia sedikit gagap.

"Aku tidak akan menikah dengannya. Sungguh,"

"Apa yang kau lihat dan semua yang diberitakan itu adalah bagian dari rencana haraboji."

"Aku dan Eun Kyung sedang berusaha mencegahnya. Tolong percaya padaku. Aku bisa membuat haraboji membatalkan semuanya."

Jia terdiam. Rasanya air mata ingin kembali turun. Tapi kali ini Jia berusaha keras menahannya agar tidak jatuh. Tidak, jangan kembali menangis, batin Jia.

Jia melepaskan tangannya dari genggaman Wonwoo. Wonwoo sedikit bingung dan memperhatikan Jia yang terlihat aneh.

"Wonwoo-ya. Sepertinya kita harus mengakhiri semuanya.."

Wonwoo menyerit. Ia tidak mengerti apa yang Jia bicarakan.

Jia melanjutkan kata-katanya.

"Kita bisa kembali seperti dulu. Jia dan Wonwoo yang bersahabat. Bukan Jia dan Wonwoo yang saling jatuh cinta."

"Lagi pula. Tidak apa jika kau meninggalkanku. Kita kan tidak punya hubungan khusus. Aku bukan pacarmu dan kau juga bukan pacarku. Hubungan kita itu belum resmi, berarti tandanya kita masih bersahabat."

"Aku benarkan?"

Jia mengakiri perkataannya dengan senyuman tipis. Iya, Jia berusaha terlihat baik-baik saja meskipun didalam sana ia sudah menangis kencang karena mengatakan hal itu dengan mudah.

"Waeyo? Kenapa kau malah berkata seperti itu?" Tanya Wonwoo.

"Wonwoo-ya, disini aku menanggung beban sangat berat. Aku mencintaimu. Tapi haraboji menjodohkanmu dengan orang lain. Lalu apa yang harus aku lakukan? merebutmu? menjauhkanmu dari keluargamu? Tidak mungkin. Aku tidak sejahat itu. Aku tidak ingin dibenci."

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang