°Twenty Seven°

1K 195 39
                                    

Sehari sebelum acara ulang tahun haraboji.

Jaeyoon bersama haraboji sedang makan malam bersama disuatu restoran dekat Jeguk Hospital. Mereka berada di ruang private dari restoran tersebut.

"Kenapa kita harus bertemu hari ini, sedangkan besok malam kita juga akan bertemu kan?" tanya haraboji yang duduk bersebrangan dengan Jaeyoon.

Jaeyoon tersenyum simpul sebelum menjawab pertanyaannya.

"Ada sesuatu penting yang ingin kau bicarakan?" tanya haraboji, lagi.

"Ini tentang perjanjian kerjasama kita." Kata Jaeyoon datar.

"Oh, mengenai kerjasama kita. Kau tidak usah khawatir. Pembagian keuntungan, pembangunan rumah sakit di seluruh kota, saham, fasilitas, semuanya pasti akan aku tambahkan di rumah sakitmu sesuai dengan isi perjanjian yang telah ditandatangani." Ucap haraboji santai.

"Maaf tapi bukan ini yang ingin aku bicarakan."

Haraboji sempat tersentak. Ia yang semula sedang meminum air langsung menaruh gelasnya diatas meja.

"Tidak bisakah kita melanjutkan kerjasama ini tanpa menjodohkan Wonwoo dan Eun Kyung?"

"HAHAHAHA.. Kau pasti bercanda kan?" tawa lepas dari haraboji membuat Jaeyoon justru menatapnya dengan pandangan aneh.

"Aku serius." tambah Jaeyoon dengan nada datarnya.

Haraboji langsung menghentikan tawanya. Ia sempat berdehem kemudian menatap Jaeyoon tidak kalah serius darinya.

"Jaeyoon-ah, kau tau kan kalau semua ini sudah terlambat? Sejujurnya aku menunggumu untuk mengatakan pembatalan perjodohan selama lima tahun. Tapi nyatanya, kau tidak juga melakukan itu. Jadi aku pikir kau baik-baik saja."

"Tapi, melihat Eun Kyung dan Wonwoo tidak juga saling mencintai walaupun mereka sudah ditinggal dibawah satu atap selama hampir lima tahun, bukankah kita terlalu kejam bila masih memaksakannya?"

Brakk

Haraboji memukul meja makan. Jaeyoon sempat terkejut. Kini haraboji mulai terlihat marah.

"Yaa, Park Jaeyoon! Semua yang kita lakukan ini untuk kebahagiaan mereka. Dulu kau juga sama seperti mereka. Di korbankan oleh orang tuamu untuk dijodohkan demi kepentingan bisnis. Hingga sekarang kau hidup nyaman kan? Bukankah dulu kau yang memohon padaku agar bisa kerjasama? Bahkan dulu kau tidak peduli dengan kebahagiaan anakmu. Dan kenapa sekarang kau berlagak khawatir dengan kebahagiaan mereka?!"

Ucapan haraboji sukses membuat Jaeyoon terdiam. Ia tidak mampu membalasnya lagi. Memang benar semua ini sudah terlambat. Awalnya ia berpikir bisa mengeluarkan anaknya dari keterlibatan semua ini. Barulah rasa penyesalan dalam dirinya muncul. Semua sudah terlambat. Ia mengaku salah. Meskipun masih berharap haraboji akan menyetujui pendapatnya dan membiarkan Wonwoo dan Eun Kyung bahagia dengan pilihan mereka.

Haraboji mendengus pelan. Ia beranjak dari kursinya, bersiap untuk pergi. Tapi sebelum keluar ruangan, haraboji melirik Jaeyoon yang tengah menunduk sedih kemudian ia menepuk pundak laki-laki berusia 47 tahun tersebut.

"Tidak ada yang bisa diubah. Semuanya sudah berjalan sangat lama. Jadi lanjutkan saja semua ini. Percaya padaku, kau tidak akan pernah menyesal." Tuturnya terakhir sebelum benar-benar meninggalkan Jaeyoon tanpa menyantap makan malam yang sudah tersedia di meja.

🎡🎡🎡

Wonwoo menutup pintu kamar rapat. Ia melepaskan tangannya dari Eun Kyung dan berjalan ke arah jendela besar kamar hotelnya. Menatap ke arah luar.

PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang