5. TAK TERDUGA

277 38 15
                                    

BAGIAN LIMA
'T A K T E R D U G A'

Sudah hampir dua bulan lamanya setelah Mika memasuki tahun pertamanya di SMA, kelas X - IPA 4 masih terasa seperti biasa-biasa saja bahkan di lingkungan baru itu tidak juga membuatnya teralih dari Key. Satu-satunya sahabat yang pernah ia miliki, satu-satunya teman seusianya yang bisa dia ajak bermain dan menceritakan hal-hal bodoh, berfantasi layaknya sebuah potongan adegan dalam film.

Tepat di hari Rabu, awal September tahun itu ia mencoba kembali membolos untuk kedua kalinya. 6 September dua tahun lalu ia masih bisa memberikan surprise dan menebarkan banyak kenangan di hari ulang tahun Key tentu saja menghabiskan waktu berdua.

Sudah dua tahun ini, ia merasakan letih dan tak bersemangat di bulan November. Biasanya bulan November adalah hal yang paling ditunggunya untuk membalas kejutan kejahilan yang di berikan Key di ulang tahunya yang lebih dulu.

Rayyan yang sudah siap untuk berangkat sekolah, saat mendengar bahwa hari ini tanggal 6 itu membuatnya langsung ke kamar Mika untuk mengecek kondisi adiknya. Mika masih terlelap tidur sambil menyelimuti dirinya dan membuka matanya saat mendengar pintu terbuka.

"Gue nggak sekolah yah, gue mau ke rumahnya Key. Nggak papa kan?" Katanya membuat Rayyan mengangguk.

"Iya, nanti hati-hati yah!" Rayyan tersenyum mengusap rambut Mika.

"Gue pergi sekolah yah, bye!" Rayyan melambaikan tanganya dan kemudian keluar dari kamar Mika.

Gadis itu pun kembali menatap langit-langit kamarnya, dan tersenyum. "Tunggu kejutan gue ya Key!" Gumamnya meloncat menuruni kasur dan segera menyiapkan baju, tas maupun sepatu yang akan ia kenakan.

"Hmm, kali ini gue pake warna kuning lagi yah!" Ujarnya tersenyum manis.

**************

Layangan tongkat menggertak perut Geski, membuat cowok itu meringis dan menyesali kemana tanggapannya. Mahardika menatap penuh amarah di depan anak laki-lakinya.

"Kamu seharusnya tahu itu rapat penting pemilik saham Geski! Semenjak Kakek pensiun dari perusahaan, banyak yang nggak senang kita memimpin perusahaan ini!" Sentak Mahardika kemudian mengendurkan dasinya, lalu berjalan sambil memegangi keningnya yang nampak pusing.

Geski menatap Mahardika, ia ingin sekali berteriak dan menghancurkan barang-barang yang ada di depannya.

Langkah Geski berhenti dan membalikan tubuhnya. "Jangan ikuti gue anjing!" Desis Geski turun, menyentak beberapa laki-laki berjas yang hendak mengikutinya. Ia pun meninju Vas bunga seukuran dirinya hingga pecah membuat semua orang memekik saat melihat ada darah dari luka tangan Geski.

Pegawai perusahan langsung mengambil persediaan kotak P3K yang berada tak jauh darinya dan mendekat ke arah Geski.

"Biarin gue pergi." Ujar Geski penuh penekanan, membuat para pria itu kebingungan, cemas dan takut. Geski kemudian menekan tombol lift menuju Basement dan sesegera mungkin keluar dari gedung itu.

Rasa perih dan pedih telapak tangannya, masih tidak bisa melampaui luka pada batinnya. Lift berdenting dan ia dengan cepat keluar dari gedung itu tanpa arah tujuan.

Hari ini merupakan hari kerja, sangat sendikit anak muda yang berlalu lalang kecuali mungkin pegawai maupun mahasiswa. Sepanjang jalan ia hanya diam sambil mengamati seorang ibu-ibu lansia mendorong keranjang rusak bekas supermaket berisi anaknya dan tumpukan botol plastik bekas.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang